Accident

459K 21.3K 732
                                    

Haloo.... setelah sekian lama Nuna tak nongol akhirnya Nuna comeback!! Yeepiii....

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT!!

--

"Ken!"

"Ta-yana."

"Ada apa?"

"Di-dinda, dia."

"Ada apa! Cepat beritahu aku!"

"Dinda kritis, dan ia membutuhkan pendonor darah secepatnya."

"Apa! Tidak Mungkin! Dinda tidak mungkin-"

-

Pintu lift terbuka menampilkan Tayana dan Sean dengan wajah panik. Air mata Tayana tak berhenti mengalir, ia terisak sambik berlari menuju ruangan Dinda.

Tubuhnya menegang seketika saat melihat tubuh Dinda terbaring lemah dengan alat-alat medis yang menempel ditubuhnya. Dengan langkah berat ia mendekati Dinda yang masih setia terbaring, tubuhnya semakin bergetar saat melihat luka-luka ditubuh Dinda yang semakin jelas terlihat.

"Dinda! hiks, bangun! Bangun! Kalau kau seperti ini siapa yang akan menjagaku nanti." Isaknya lirih, Sean mengelus punggung Tayana mencoba menenangkan.

"Sean, lakukan sesuatu! Ken! Kenapa kalian diam saja! La-kukan sesuatu!" Pekiknya lalu tubuhnya merosot kebawah, dengan sigap Sean menangkap tubuh Tayana yang akan membentur lantai.

Sean menggendong Tayana menuju sofa yang di duduki Ken sedari tadi. Seolah mengerti keadaan Ken, Sean menepuk pelan lengan Ken. Pria itu hanya merespon anggukan dingin dengan mata yang masih fokus ke arah Tayana.

'Cklek'

Pintu terbuka dan menampilkan Araxi yang memakai dress pink selutut menenteng beberapa papperbag. Pandangannya tertuju pada Tayana yang masih terisak.

"Araxi?" Ucap Tayana pelan.

"Dinda akan baik-baik saja, percayalah padaku." Ucapnya memeluk Tayana yang semakin terisak. Ken mengalihkan pandangannya kearah Araxi yang sedang tersenyum damai.

"Hmm, Araxi, bisakah kau membantu Ken untuk mengganti bajunya." Ucap Sean menatap kemeja putih Ken yang sudah penuh dengan noda darah Dinda. Araxi tampak ragu lalu tersenyum mengiyakan.

"Ayo kita ganti pakaianmu." Ajaknya dengan senyuman manisnya menggandeng Ken yang dengan malas menurutinya berjalan keluar ruangan.

Sean kembali mengelus pucuk rambut Tayana dan menciumnya. Dadanya terasa sesak saat menatap wanitanya menangis dengan tubuh bergetar. Pikirannya kembali melayang, kemana Deon di saat-saat seperti ini? Bukankah ia sudah melamar Dinda? Memang sepupunya yang satu itu tak pernah berubah.

"Sean."

"Hmm, ada apa sayang?"

"Dinda akan sembuhkan? Ia tidak akan meninggalkanku seperti kedua orang tuaku yang meninggalkanku sendirian?" Tanyanya menatap Sean penuh harap. Sean tersenyum mengerti apa yang ada didalam pikiran wanita yang ia cintai ini. Jemarinya mengelus pipi mulus Tayana.

"Ia tak akan meninggalkan kita, Dinda adalah wanita yang kuat." Ucapnya yakin, Tayana memeluknya lalu kembali menangis pedih, sudah cukup selama ini orang-orang yang ia sayangi meninggalkannya. Ia tak ingin hal kelam itu terjadi lagi.

-

"Ken! Pakaianku sama sekali tidak kotor." Pekik Araxi menatap takut Ken yang sudah melepaskan kemejanya.

Ken masih tak bersuara, jemari-jemari nakalnya mulai membuka kancing dress Araxi perlahan. Araxi menatap wajah bak dewa Ken takut-takut. Tanpa sadar dress pink Araxi telah jatuh kelantai dan membuat wanita itu merona malu.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang