Menjauh

440K 21.6K 1K
                                    

Hay... hay.... maafkan nuna yang semalem kagak jadi update! #sorakiauthor
Hehehe maap yeee semuanya (bungkuk ampe lutut)

VOTE DULU BARU BACA
Sorry for typo

-

"Apa?! Dasar wanita jalang! Lihat wajah cantikmu" pekik Dinda saat melihat wajah Tayana. Melihat sahabat kesayangannya itu terbaring lemah dengan pipi membiru dan ujung bibir terkoyak.

Saat dia dan Deon kembali setelah makan siang, banyak desas-desus terdengar. Firasat buruk menghampirinya, dia langsung menghubungi Tayana... dan hasilnya, dia mendapati sahabatnya itu dirumah sakit.

"Dimana lelaki bangsat itu? Pasti dia sedang bersenang-senang dengan jalangnya." Ucapan Dinda sontak membuat Tayana menunduk, bayangan-banyangan Sean sedang bermesraan dengan Sarah membuat dadanya sakit.

"Wah, kau memberikan makanan apa untuk wanitamu ini Deon?" Ujar Mike yang sedari tadi menonton Dinda mengoceh. Ken yang ada disamping Mike hanya menautkan alisnya.

"Aku memberikannya benih-benih terbaikku setiap hari" ujar Deon menyeringai nakal. Mata Dinda membulat sempurna dan langsung menjitak dahi mulus Deon.

"Ahkk!"

"Kau memang sama saja seperti sepupu bangsatmu itu! Ha.. lihat saja kalau aku bertemu dengan wanita jalang itu, akan aku kuliti dia" ujarnya penuh penekanan. Tayana tersenyum kecil, jika sahabatnya itu sedang emosi bibir seksinya itu tak akan pernah tertutup.

"Pphmmftt.... sepertinya, wanitamu akanku rekrut menjadi anggotaku" Tawa Ken membuncah, dia sudah tak bisa menahan tawanya.

Mike dan Deon tenganga kaget, mereka saling menatap lalu menggeleng kuat. Si es batu tertawa terbahak-bahak?

"Hey, kenapa kalian seperti melihat hantu?" Ujar Tayana menatap dua lelaki itu bingung. Sedangkan Dinda menatap Ken tajam.

##

(Sean POV)

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi belum ada kabar dari wanitaku. Terakhir kali dia mengatakan tidak akan menemuiku lagi. Haha... kau milikku Tayana.

-Flashback-

"Bagaimana keadaannya?"

"Woah, slow down dude. Aku baru saja bersenang-senang dengannya"

"Aku sedang tidak bercanda! Dimana dia? Aku ingin mendengar suaranya"

"Baiklah... mungkin kau perlu mendengar suaranya untuk terakhir kalinya"

"Halo"

"Halo..., Tay-"

"Aku tidak akan mengganggu kau dan wanitamu. Selamat tinggal"

"Gak bisa! Aku akan menjemputmu sebentar lagi. Kau milik-".

"Ahkk!"

-Flashback End-

"Sean... peluk aku" aku menatap Sarah yang duduk diranjangnya. Aku sangat merindukan suasana seperti ini. Tapi, mengapa aku sangat risih jika bersentuhan dengannya.

"Kau istirahatlah, keadaan jantungmu masih rawan" ucapku teringat perkataan dokter tadi. Melihat keadaan Sarah membuat tak tega meninggalkannya.

Sarah mendengus kesal. Air matanya mengalir, aku menghapus air mata itu pelan. Dia menatapku sendu.

"Apa kau belum bisa memaafkanku Sean?" Ujarnya lirih, aku terdiam. Jujur sampai sekarang aku belum bisa memaafkannya.

"Apa aku harus bersujud untukmu? Maafkan aku Sean" ujarnya semakin terisak dia mencoba turun dari ranjang tapi aku menahannya.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang