Sebuah Fakta

442K 19.4K 577
                                    

Happy New Year!
Maafkan nuna yang suka ngaret...
ig: nunaaulia
Line: nunaaulia

Banyak yang minta nuna bikin Cerita Ken dan Araxi yah...? Insyaallah nuna buatin deh, tapi belom tau kapan nuna bakal publish. So... tunggu terus kelanjutannya yahh.....

Vote and Comment dulu baru baca!

--

"Tenang saja, jagoan kecil kalian selalu menjaganya."

'Jagoan Kecil?'

"Apa maksudmu Mike? Aku sedang tidak bercanda."

"Dinda hamil, Bodoh!"

-

Tubuh Deon menegang seketika. Dinda sedang mengandung? Apa ibunya sengaja melakukan hal ini agar Dinda keguguran? Ini tidak bisa di biarkan.

"Apa jagoanku sehat?" Tanya Deon meredakan emosinya, saat ini hatinya tengah berbunga-bunga karena akan menjadi seorang ayah.

"Untuk saat ini dia baik-baik saja. Tapi, jika Dinda tidak bangun dalam waktu seminggu ini, janin kalian terancam." Ucap Mike menjelaskan. Deon mengusap wajahnya kasar, tidak cukupkah dengan masalah yang melandanya dulu dengan Dinda? Apa tuhan memang tidak pernah memberikan ketenangan untuk mereka.

"Sebelum kecelakaan Dinda memberikan cincin ini padaku." Ucap Ken yang sudah mulai tenang lalu memberikan cincin itu kepada Deon.

Deon menatap cincin itu sendu, bayangan-bayangan kelam itu terputar di pikirannya. Ia mengambil cincin itu lalu kembali menggenggam tangan Dinda. Deon menatap Dinda dengan tatapan penuh cintanya. Tatapannya beralih ke perut rata Dinda. Dengan lembut ia mengelus perut Dinda dengan rasa cinta yang memuncak.

"Ken, apa kau bisa membantuku?"

Ken menatap Deon datar, ia sudah tahu kalau ujung-ujungnya ia akan berurusan dengan nenek lampir yang menjelma menjadi wanita yang melahirkan Deon itu.

"Kau pasti sudah tahu jawabannya, lagi pula sudah lama aku dan orang-orangku tidak berolahraga." Canda Ken masih dengan raut datarnya. Araxi membulatkan matanya, lalu rasa penasaran menghantuinya.

Dia teringat kembali saat dirinya dan wanita-wanita jalang itu di paparkan di depan Ken.

"Ken, apa kau seorang mucikari?" Tanya Araxi takut-takut. Mike, Deon, dan Ken saling menatap, lalu,

"Hmpftt, buahahaha!" Tawa Mike pecah saat itu juga, Deon juga tersenyum kecil lalu kembali menatap Dinda.

"Apa ia tidak tahu pekerjaanmu Ken, hahaha!" ucap Mike disela-sela tawanya.

Ken mendengus kesal, mengapa wanita ini terlalu polos. Apa ia tak bisa menilai dari ratusan club mewah, senjata api, dan ribuan anak buah yang ia miliki?

"Aku akan memberitahunya nanti, ayo kita pergi. Dan Deon, tenanglah aku akan menepati janjiku." Ucap Ken masih datar lalu menarik Araxi keluar ruangan.

"Kalau begitu aku juga pamit. Jangan lupa untuk makan siang, ingat Dinda butuh pelindung." Ucap Mike mengingatkan lalu pergi meninggalkan Deon dan Dinda.

-

"Apa! Bagaimana bisa?!" Pekik June ibu Deon penuh amarah. Semua investor perusahaannya tiba-tiba membatalkan kerja sama mereka dan membuatnya diambang kebangkrutan. Tapi, banyak yang tidak mengetahui kalau di balik dirinya yang anggun, ia memiliki usaha perdagangan manusia dan perdagangan obat-obatan yang cukup besar.

"Ini semua karena Deon dan Sean menawarkan kerja sama menggiurkan kepada mereka nyonya." Ucap Freddie tangan kanan June.

"Mereka pasti sudah mengetahuinya. Apa kau yakin orang suruhanmu bisa menutup mulutnya?"

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now