a Gift?

200K 13.6K 196
                                    

Double Up!
Jangan lupa Vote dan Comment setelah membaca guys....
Ily, Happy reading!

-

"Aku yang akan membukanya." Ucapnya tak sabaran dan langsung merobek cepat amplop itu. Mike juga terlihat antusias.

"Oh, undangan pernikahan mereka." Ucap Tayana santai, lalu dengan tiba matanya membelak sempurna.

"Mereka akan menikah!"

--

"Dinda dan Deon akan menikah!" Pekiknya kesenangan. Tapi, tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi sendu.

"Hey, mengapa wajahmu jadi seperti itu? Apa kau tidak senang sahabatmu akan menikah?" Tanya Mike yang menyadari perubahan sikap Tayana. Tayana menatap Mike sendu, bibirnya tampak bergetar, pertanda dia sedang menahan tangisnya.

"Apa kalian tidak memikirkan perasaanku! Sean pasti hadir disana, dan itu sama saja kalian menghadiahkan diriku untuk menjadi santapan buaya buntung! Aku tidak bisa datang ke pernikahan sahabatku." Pekiknya lalu menangis kuat yang langsung membuat Mike menutup telinganya.

"Sean tidak hadir dipernikahan Dinda dan Deon!" Pekik Mike kesal. Tayana langsung terdiam lalu menatap Mike bingung. Mike tahu dari mana kalau Sean tidak hadir?

Mike merutuki kebodohannya, untuk mengontrol mulutnya saja dia tak bisa. Saat Tayana akan mengeluarkan protesnya Mike langsung memotongnya.

"Sudah cukup kau menutup mata dan telingamu tentang semua hal yang menyangkut Sean." Ucapnya untuk membungkam ibu hamil yang paling cerewet di hadapannya itu.

Tayana mematung seketika, semua yang dikatakan Mike memanglah benar. Tayana selalu menjauhi dirinya dari segala media sosial. Dia juga tak mau memakai ponsel dan bahkan tak pernah menonton televisi.

Dan, semua itu dilakukannya agar dapat mencoba untuk melupakan Sean, karena daddy baby twin sangatlah sering muncul di layar televisi, dan beberapa siaran televisi pun, pernah membahas tentang hilangnya Tayana dari kehidupan Sean.

"Jika aku punya pilihan, aku tak akan pernah memilih untuk mematahkan cinta dan kebahagian pertamaku." Ucapnya menatap Mike kesal, Tayana membuka mulutnya untuk kembali mengatakan isi hatinya.

"Kau tidak mengerti bagaimana kea-" Tayana terdiam seketika saat Mike memperlihatkan layar ponselnya yang sedang memuat berita tentang Sean.

Dengan secepat kilat Tayana mengambil ponsel Mike dan membaca dengan serius setiap bait kata yang ada dia berita itu. Tayana bahkan mencari berita-berita lainnya, dengan lincah jari-jari kecilnya menari-nari di layar ponsel Mike.

Hingga dirinya tersadar dan ingin memaki dirinya sendiri. Dengan perlahan Tayana mengalihkan tatapannya kearah Mike yang sudah menatapnya dengan senyuman menggoda.

Tayana langsung mengalihkan pandangannya sambil bersiul-siul. Dengan perlahan Tayana menuruni ponsel Mike dan mendorong ponsel itu kearah sang pemilik.

"Bagaimana? Sudah tau alasan Sean tidak bisa hadir?" Tanya Mike menggoda Tayana. Pipi Tayana langsung bersemu merah. Sean pergi ke Dubai tadi pagi, dan itu memastikan bahwa Sean tidak hadir dipernikahan Dinda dan Deon

Tayana tersenyum malu lalu mengangguk pelan. Dengan perlahan-lahan Tayana menuruni bangku dan mulai berbalik untuk melangkah pergi.

"Kau tidak ingin meminjam ponselku? Banyak berita tentang Sean yang belum kau lihat." Goda Mike, yang langsung membuat Tayana menatapnya tajam.

"Ahk! Aku malu! Kau sangat keterlaluan!" Pekik Tayana kuat lalu melangkahkan kakinya menuju kamar dan meninggalkan Mike disana.

Mike terkekeh kuat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tayana semakin menggemaskan kalau di goda.

-

Tayana menatap pantulan dirinya dicermin. Saat ini Tayana sedang memakai gaun hitam yang mencetak jelas lekuk tubuhnya. Usia kandungannya sudah memasuki bulan ke tiga. Senyuman bahagia Tayana merekah sempurna, dia sangat bahagia karena baby twin tumbuh dengan sehat.

"Walaupun luka dihatiku yang kau buat masih menganga. Tapi, berkat mereka luka itu tertutup, walaupun untuk sementara." ucapnya sambil mengelus perutnya. Tiba-tiba dia merasakan keanehan.

"Tapi, sepertinya tubuhku semakin seksi." Cicitnya sambil berpose-pose layaknya model.

"Yah,kau benar-benar sangat seksi."

"Mungkin jika Araxi hamil dia juga akan se-seksi itu."

Mata Tayana membelak sempurna, dengan secara perlahan Tayana memutar tubuhnya dan melihat Ken dan Mike yang sudah bersandar di kedua sisi pintu kamarnya.

"Dasar tidak sopan!" Pekik Tayana dengan pipinya yang sudah memerah seperti tomat. Tayana yang sudah sangat kesal pun melemparkan bantal ke arah Mike dan Ken. Tapi, bukannya mengenai Mike dan Ken, bantal itu malah terjatuh lebih dulu sebelum mengenai mereka.

Mike dan Ken saling bertatapan lalu tertawa kencang, membuat wajah Tayana memerah karena sedang menahan tangisnya dan langsung berlari ke kamar mandi lalu mengunci diri.

Wajah Mike dan Ken memucat seketika. Dengan seribu langkah mereka berlari kearah kamar mandi. Mereka takut Tayana terjatuh karena genangan air.

"Tayana buka pintunya! Maafkan kami, kami berjanji tidak akan menggodamu lagi." Ucap Mike penuh kecemasan, dia takut Tayana terjatuh karena lantai kamar mandi yang licin.

"Kau hanya membuang-buang waktu." Ucap Ken datar, Ken mengambil ponselnya lalu mengirim pesan kepada seseorang. Tangan kanannya juga tampak memasukkan sesuatu kedalam lubang kunci.

'Cklek'

Apa yang tidak bisa dibuka oleh seorang Ken William.

"Tayana, kami memiliki hadiah untukmu." Ucap Ken lembut dengan ekspresi tersenyum manis yang dipaksakan.

Mike hanya melongo melihat tingkah mafia kurang liburan itu, Mike pun juga ikut melangkah masuk.

Ken tersenyum manis saat melihat Tayana yang terduduk dibathup sambil memakan marshmallow.

Semenjak Tayana hamil, disetiap ruangan pasti memiliki satu lemari khusus untuk cemilan-cemilan Tayana.

"Lain kali jangan berlari-lari dan bersembunyi disini, kau bisa terjatuh nanti." Ujar Mike dengan nada khawatirnya. Tayana hanya diam menguyah marshmallownya seolah tak mendengar apapun.

Ken menatap Mike kasihan lalu melangkah mendekati Tayana.

"Ini sudah pukul delapan pagi, kalau kita telat Dinda pasti akan marah besar." Bujuk Ken sambil memasang ekspresi manis yang sangat terlihat dipaksakan.

Dan, Tayana masih sibuk menguyah marshmellonya tanpa mengubris ucapan Ken.

Mike tampak terkekeh kecil, ternyata mereka bernasib sama.

Ken menyeringai lalu mengambil ponsel dari saku jasnya, menghubungi seseorang.

"Show it."

Ken memperlihatkan layar ponselnya yang membuat mata Tayana membelak sempurna, Tayana langsung berdiri dan melangkah keluar, meninggalkan Mike dan Ken.

Mike tertawa kecil saat melihat bagaimana rencana Ken untuk membujuk Tayana.

Disisi lain, Tayana yang sedang melangkah kearah halaman belakang. Tatapan Tayana langsung berbinar saat menatap sesuatu yang Ken persiapkan.

Bersambung...

Medan, 18 September 2017.

My One Night Stand is My CEO | #1 WILLIAM'S BOOKS SERIES |Where stories live. Discover now