Part 3

4.4K 195 2
                                    

Entah mengapa selalu saja ada perasaan rindu setiap kali mengingat masa lalu.





*flashback on*



Setelah hujan reda Marvel menarik tanganku dan mengenggamnya dengan erat. Ia kemudian menatapku dengan tatapan sinis wajahnya yang sangat menyebalkan

"kenapa sih mukanya nyebelin" Ucapku sambil melepaskan tangannya.

Ia tersenyum menatap wajahku sambil merapihkan jejeran poniku yang sedikit tidak beraturan.

"Emangnya kenapa?" Sambil menatapku lekat

Aku menghela nafas melirik ke arah banyaknya orang-orang dan perempuan yang menatap aku dan Marvel.

"Disini tuh banyak orang yang ngeliatin kita vel" sambil balik menatapnya lekat

Aku berjalan kearah pinggir jalan untuk mencari udara segar, karena hujan sudah sedikit reda. Lagi pula aku merasa sedikit sesak di dalam party. Aku hanya berdiam menikmati udara segar sambil menatap kendaraan yang lewat, Marvel yang berada di belakangku terus menatapku,

kurasa mungkin dia gila.

"Aira?"

" hmm. Ada apa?" Ucapku heran

"Aku mau ngomong sesuatu Aira"

"Mau ngomong apa? Iya, ngomong aja gausah berbelit-belit" Balaskh sambil tertawa.

" i love u"

" love u more" balasku tersenyum.

✨✨✨



Marvel memanggil Fredy yang sedang berdiri mengisap rokoknya sambil mengengam kamera, Mereka bercanda ria layaknya seorang teman dan tertawa terbahak - bahak. Aku bisa menatap mereka berdua dari jarak yang tidak jauh dari mereka berdua.

"Eh kalian berdua, mau gua fotoin gak?" Tawar Fredy dengan tawanya.

"Boleh, tolong fotoin nih harus bagus, gak bagus gue tabok lo Fred" Balas Marvel.

"Iye bang, tenang lu taukan gue photographer handal. Yaudah siap ya."

"Oke" ucapku sambil berdiri tersenyum ke arah kamera dan mengenggam erat tangan Marvel.

*flashback off*


Aku sontak tersadar dari lamunanku saat seseorang duduk disampingku, aku segera menutup layar macbook ku. Ia menatapku dan tersenyum membuatku merasa sedikit salting.

"Nih makan dulu nanti lu sakit, kan gak lucu" Sambil meletakkan susu dan beberapa roti di atas mejaku.

" Eh Rio? eh makasih ya, kok lo jadi repot-repot kayak gini" Sahutku dan mengaruk hidungku yang tidak gatal sama sekali.

"Sama-sama santai aja kali, Gua tadi lewat abis dari kantin, liat lu sendirian disinu terus iseng mampir aja heheh, di makan ya jangan cuma di liatin aja gue mau balik ke kelas dulu" ucap Rio.

"Iya, sekali lagi gue ucapin makasih ya" Aku tersenyum simpul sambil menatapnya berlalu dari pintu kelasku.


Seketika aku tersadar beberapa siswi yang ada di kelas menatapku dengan tatapan sinis, wajar saja mereka pasti menyukai Rio kakak kelas tampan yang menjadi idola kaum cewek-cewek di sekolah.

Karena ketampanannya dia disebut sebagai cowok populer di Berlin High School dan orang tuanya juga salah satu pemegang saham sekolah. Jadi wajar saja jika setiap wanita memujanya, tapi tidak denganku.

Aku menyukainya dan menyayanginya mungkin hanya sebatas teman biasa, Aku dan Rio sudah saling mengenal sejak Smp.
Hanya saja dia terlalu sering menunjukkan sesuatu yang melebihi dari yang biasa dilakukan seorang teman.

Entah mengapa sejak dulu hingga sampai saat ini jika bahas perihal perasaan, sepertinya aku belum mampu membuka perasaanku untuk orang yang baru.

Setelah kepergian Marvel yang meninggalkanku entah kemana. Aku selalu berusaha membuka hatiku untuk orang baru terutama Pada Rio.

Padahal kalau di pikir-pikir Dia sangat baik (bahkan menurutku over), perhatian,tampan ,kaya, hampir perfect iya tapi, tetap saja aku tak pernah bisa menganggapnya lebih dari seorang teman.

Tapi entah bagaimana jika suatu hari perasaanku bisa saja berubah?




Jangan lupa di vote and left a comment pls!
.
.
.
Sarangheee!


udah part3 aja, semoga kalian suka yaa. Jangan lupa vote!!!!

Follow me on instagram: @asyifa.jiad

BIG THANKS FOR YOU!!!!

DECEMBER TO REMEMBERWhere stories live. Discover now