Part 41

1.8K 77 9
                                    


Setidaknya harus bisa membedakan. Mana yang benar-benar baik dan mana yang sekedar pura-pura.

Aira berjalan di koridor dengan sedikit tenang, seharusnya ia bersama Farel tetapi hari ini seseorang yang sudah menjadi teman dekatnya itu sedang absen karena sakit.

Gadis itu terus berjalan sambil sesekali tersenyum kepada beberapa murid yang menyapanya. Meskipun ujian sudah selesai sejak beberapa hari yang lalu entah untuk alasan apa aira tetap saja memilih datang kesekolah.

Ia mempercepat langkahnya dan segera melangkah masuk ke dalam kelasnya.

Sunyi.

Hah? Apa jangan-jangan cuma gue doang sama murid-murid jenius kelas yang datang sekolah?

Ia segera menyimpan tas ranselnya diatas meja dan mengalihkan pandangannya pada kursi jaden dan Marvel, dalam hatinya ia mengoceh tidak jelas karena jaden yang belum ada sampai saat ini.

Akhirnya ia melangkah keluar dari kelas dengan lesu. saat tepat di depan kelas 12 ipa 4 Aira melihat laras.

Laras tersenyum manis kepada Aira mau tidak mau iapun membalas senyuman laras, meskipun ia tahu laras adalah orang yang sedang dekat dengan marvel namun tidak ada alasan bagi Aira untuk membenci gadis itu, Sekarang Gadis itu berjalan kearahnya.

"Hai aira" sapanya

"Hai" balasnya tersenyum kikuk.

"Gue boleh gak minta bantuan lo?"

Aira mengerutkan dahinya.
"Bantu apaan?"

"Bantu gue Ngambil kursi baru di gudang, soalnya  kursi gue rusak dan gue gak tau mau minta bantuan siapa dan kebetulan lo lewat" balas Laras.

"Oh gitu ya, yaudah" aira mengangguk dan berjalan bersama.


Mereka berdua berjalan beriringan menuju gudang, laras menatap wajah lugu aira dari samping sambil menyeringai.

Emang dasarnya lo perempuan bego. Batin laras

Tepat di depan gudang Laras langsung membuka pintu yang berada dihadapannya, pemandangan pertama yang mereka lihat di ruangan itu terlihat sangat gelap.
"Ra ini bangku-bangkunya dimana ya?gelap banget" ucap Laras

"Ntat gue nyalain senter hp gue dulu"

Aira kemudian menyalakan senter ponselnya dan mencari-cari tempat bangku berada.
saat hendak menunjukkan tempat bangku-bangku baru, Aira tiba-tiba merasakan badannya terhuyung kedepan karena Laras yang entah kenapa mengunci pintu dan langsung mendorongnya hingga terjatuh.

"Aw! " ringis Aira

"Sakit ya? Uh cupcup kasian." Laras mengejeknya dengan wajah konyol.

"Laras?! lo apa-apan sih!" Tanya aira heran bercampur kesal sambil memegangi punggungnya yang mulai terasa sakit.

Please jangan sekarang. Batin aira

"Hm.. lo Gak tau kenapa gue lakuin ini? Oh ya seharusnya gue gak perlu nanya ke lo kan lo bego yakan? Gapunya otak" tawa Laras sambil tertawa Jahat.

Aira berusaha berdiri dan menstabilkan pandangannya pada ruangan yang cukup gelap ini.

"Lo selama ini selalu nerima teror kan? Teror-teror antimainstream yang menurut gue keren" tanya Laras dengan wajah yang sudah berubah menjadi wajah licik.

"Tau darimana lo?!" Aira terkejut saat Laras tiba-tiba membahas hal tersebut.

Laras menepukan kedua tangannya.
"... Dan lo tau siapa orang yang neror lo selama ini? Sampai-sampai lo sempet frustasi dan pengen bunuh diri?! Haha Orang itu GUE!!! Seharusnya lo beneran bunuh diri dan MATI tenang di alam sana biar gur bisa hidup bahagia sama Marvel tanpa adanya LO! Menurut gue lo itu penghalang antara Gue dan Marvel!!!"


DECEMBER TO REMEMBERWhere stories live. Discover now