Part 42

1.5K 75 2
                                    


Sesuatu akan terasa lebih dari sekedar berharga setelah kita benar-benar kehilangannya.


Jaden mengacak rambutnya frustasi, nafasnya tersenggal-senggal. Ia menyadarkan kepalanya di tembok bercat putih sebuah rumah sakit. Milenia yang melihat jaden begitu prihatin, ia juga khawatir apa yang akan terjadi dengan aira.

Sudah sekitar hampir 2 jam, dan dokter hans sama sekali belum keluar dari ruang UGD. Tiba-tiba suara langkah terdengar dan berhenti tepat di depan mereka.

Jaden hanya meliriknya seseorang itu dengan tajam seolah-olah ia sangat membenci orang yang ada di hadapannya saat ini. Farel yang merasakan aura panas jaden pun hanya bisa menghela nafas panjang.

"Gimana keadaan aira?" Tanyanya kepada milenia.

"Ngapain lo nanyain aira!" Bentak jaden dan membuang muka.

"Kamu gak boleh gitu den, calm down. Farel udah bantu ngurus laras, sekarang dia udah ngebuat perempuan licik itu di Do dari sekolah" bela Milenia terhadap Farel

"Dan maaf, aku juga yang nyuruh dia buat kesini" tambah Milenia dan Jaden hanya memilih bungkam.

Milenia kembali melirik ke arah farel.
"As you see. Kita Masih belum ada informasi apa-apa tentang keadaan Aira. keadaan sekolah gimana?"

"Satu sekolah masih heboh karena kejadian ini" ucap Farel sambil melangkah dudun disamping Milenia.

"Hm marvel gimana? Dia tau?" Tanya Milenia dan Farel mengangguk tidak yakin.

"Gue juga gak tau sih. Tapi gue yakin pasti dia juga tau dan udah denger semua kejadiannya. Mustahil kalau sampai dia gak tau apa-apa" balas Farel pasrah.

Tiba-tiba Suara pintu terbuka terdengar membuat Jaden,Milenia dan Farel seketika menoleh kearah pintu tersebut. Dokter hans keluar dengan wajah yang sulit dijelaskan, kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.

"Kak hans, gimana keadaan aira?" Tanya Milenia.

"Bisa salah satu dari kalian bicara dengan saya di ruangan saya sebentar?"

Milenia menatap Jaden, seakan ia meminta izin untuk berbicara dengan dokter hans. Jaden pun hanya mengangguk pasrah. Dalam hati milenia merasakan sesuatu yang tidak enak.

Entah mengapa perasaan milenia semakin buruk saat memasuki ruangan dokter hans. Ia sendiri pun masih tidak mengerti dengan dirinya. Milenia pun duduk berhadapan dengan dokter hans.

"Jadi gimana kak? Gimana keadaan aira? Dia baik-biak aja kan kak?!" Milenia tidak bisa lagi menahan rasa ingin tahunya.

" Semoga semua baik-baik aja" batin milenia

"Begini, mungkin ini akan terdengar sedikit mengecewakan. Tetapi Aira mengalami koma karena benturan keras yang ada di kepalanya."

"apa?! Koma?! Aira koma?!" Rasanya nafas milenia seketika sesak

"Iya. Aira koma dan sedang mengalami masa kritis dan kakak belum bisa memperkirakan berapa lama ia bisa melewatinya"


Blank. Tiba-tiba pikiran milenia blank, rasanya ia ingin menangis. Ia tidak tau harus mengatakan apa kepada jaden, farel, terlebih kepada marvel jika ia tahu.

DECEMBER TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang