Part 36

1.9K 67 3
                                    


Maafkan aku yang sudah mencintaimu terlalu jauh.
Bahkan saking jauhnya, aku sudah lupa caranya untuk berhenti.

Dan jika aku bisa berhenti mencintaimu, itu berarti detak jantungku sudah tidak lagi berdetak.
-marvel.

Bel pulang belum berbunyi, langkah jaden terhenti di depan kelasnya yang terlihat sunyi karena semua murid sedang berada di ruang musik, jaden berniat untuk mengambil ponselnya yang berada di dalam laci, namun pandangannya tidak sengaja menangkap sosok orang asing memakai jubah.

Dan benar saja, jaden mengetahui bahwa irang tersebutlah yang selama ini meneror aira.

Jaden pun Sudah berapa hari ini terus menyelidiki tentang peneroran yang dialami aira bahkan ia sampai-sampai meminta penjelasan yang detail dari teman-teman aira salsa dan michelle, ia juga meminta nomor yang selalu digunakan untuk meneror aira untuk dilacak.

Dan usaha jaden tidak sia-sia, saat ia melihat sosok jubah bertopeng memasukkan sesuatu ke dalam tas aira, setelah keluar dari kelas diam-diam jaden mengikuti orang tersbut dari belakang saat sampai di suatu tempat sunyi disudut sekolah.

perempuan itu membuka topengnya. Sialnya saat itu juga, jaden tidak bisa meliht dengan jelas wajah sosok perempuan tersebut karena posisinya yang membelakangi jaden.

Tapi ada sesuatu yang bisa dilihat jaden dengan jelas, tepat di tangan kiri sosok orang tersebut terdapat gelang berwarna biru laut.

Gue bakalan cari tau, siapa lo sebenarnya. Batin jaden.

Ia akan melakukan apapun demi aira. Bahkan jika itu harus menpertaruhkan nyawanya sendiri.

Jaden segera kembali kedalam kelas untuk segera menyingkirkan barang yang dimasukkan peneror tadi ke dalam tas aira sebelum keadaan menjadi lebih rumit.

***

Suasana koridor rumah sakit ini terlihat ramai, semua mata tertuju pada marvel. Tetapi ia seakan tidak menghiraukan pandangan yang menatap wajah tampannya.

Karena ia datang ke sini bukan untuk check up, melainkan untuk bertemu dokter hans-kakak sepupunya. Ia ingin menanyakan sesuatu yang penting yang akhir-akhir ini sering menganggu pikirannya.

Kini marvel sudah tepat berada di depan pintu ruangan kak hans, marvel segera membuka knop pintunya dengan perlahan. Matanya menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk dimejanya dengan berkas-berkas.

Tatapan bungung terlihat jelas di wajah hans, sebelum hendak melontarkan pertanyaan marvel lebih dulu menjawabnya.

"Kak aku kesini bukan mau check up, cuma ada sesuatu yang mau aku tanyain kak" ucap marvel terlihat hati-hati.

Hans terlihat sedikit bingung
"Oke, duduk dulu" perintahnya.

"Gini kak, aku mau nanya, sebenarnya ucapan kakak yang waktu itu masih belum jelas menurut aku" pancing marvel.

"Ucapan yang mana rex? Ada-ada aja kamu" balas hans sambil menampakkan senyumannya.

"Itu- ingat kan waktu aira-pacar aku dirawat sama kak hans. Waktu itu kakak pernah ngomong kalau aira pasien kak hans sejak lama, jadi..." Ucapan marvel terpotong.

DECEMBER TO REMEMBERWhere stories live. Discover now