Part 37

1.7K 79 9
                                    


Jangan terlalu cinta. karena saat semuanya berubah hanya akan ada rasa sakit yang membekas.

Suasana kelas begitu hening, aira terduduk di tempat duduknya sendiri- karena hari ini teman yang selama beberapa minggu duduk bersamanya sedang sakit.

Dan yang paling membuat perasaannya sedikit lega, saat guru botak yang mengajar pelajaran matematika tidak masuk. Itu berarti ia tidak perlu membuat otaknya lelah untuk berdebat dengan angka-angka. Karena saat ini otaknya sedang memikirkan sesuatu hal penting yang sudah ia rencanakan bersama jaden dan farel.

Aira mengetuk-ngetuk jarinya diatas meja, suasana kelas tampak seperti biasa- ribut, aira yang sedari tadi hanya sibuk dengan pikirannya hanya menatap sekilas ruangan kelas dan melihat kearah teman-temannya yang sedang tertawa bahagia, tanpa sengaja mata rara dan matanya juga bertemu. Rara tersenyum. Aira bahagiasaat melihat selena gomez-nya sudah sembuh. Meskipun aira tau bahwa sahabat-sahabatnya masih ingin dekat dengannya tetap saja keadaannya akan terus seperti ini.

mengingat konsekuensinya, ia tidak ingin lagi menempatkan orang-orang yang disayangnya ke dalam bahaya, bahkan ia juga menatap jaden datar. aira mengalihkan tatapannya dan kembali menempelkan wajahnya diatas meja, terlepas dari pikirannya tentang sahabatnya sekarang ia merasa sedikit resah, karena sudut matanya sedari tadi menangkap wajah marvel yang terus menatapnya tanpa berkedip sekalipun.

Lo harus kuat ra, jangan luluh sama tatapannya. Semuanya juga buat kebaikan masing-masing.


                               ***

Beberapa sekon yang lalu bel istirahat berbunyi, membuat aira terlonjak kaget dan kembali sadar. Ah, kok gue bisa ketiduran sih! Umpat aira di dalam hati sambil melihat keadaan kelas yang mulai sepi dan memperbaiki letak topinya.

Tapi sedetik kemudian mata aira bertemu dengan mata indah milik marvel yang selalu menatapnya dengan tatapan yang aira sukai, tatapan yang selalu bisa membuatnya luluh. Namun sekarang aira sadar bahwa ia harus menetralkan detak jantungnya.

Marvel kini sudah berada tepat di depannya sedangan aira masih mematung memandangi wajah marvel, ia ingin sekali memeluk seseorang yang berada di depannya saat ini, namun secepat kilat ia menepis segala keinginannya itu. Ia harus membuat pertahanan yang kokoh.

Aira berdeham sebelum akhirnya bicara.
"Ehm, vel aku mau ngomong sama kamu" ucap aira pelan.

"Iya, ngomong aja. Aku disini" balasnya sambil menyelipkan beberapa helai rambut aira ke belakang daun telinganya.

Dalam hati aira mengumpat kepada jantungnya agar tidak berdetak kencang.

"Eh- iya, tapi ngomongnya gak disini ya"

Marvel menangkat sbelah alisnya
"Terus dimana?"

"Di rooftop" jawab aira.

Atmosfer dianatara aira dan marvel terasa canggung, entah apa yang membuat mereka terdiam selama berjalan menuju tooftop.

Saat ini aira yakin dan percaya oada dirinya untuk mengatakan apa yang seharusnya ia katakan jepada marvel dari beberapa hari yang lalu.

Ia juga sudah siap menerima konsekue si dari hal tersebut. Bahkan sekalipun mengharuskannya untuk jaug dari marvel, atau bahkan kehilangan marvel sekalipun. Aira juga sudah berusaha menyakinkan dirinya bahwa ia siap, meskipun terkadang hati kecilnya jelas-jelas merasa ragu.

DECEMBER TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang