A Mistake

4.6K 447 10
                                    

Jimin berdiri dibalkon. Tubuhnya yang masih berbalut perban sedikit demi sedikit membaik. Pandangannya memandang lurus pada trainee-trainee yang tengah mendapat latihan fisik dari Jungkook. Rambut oranyenya mulai memanjang dan memudar. Berbeda dengan gadis berambut oranye yang kini sedang melakukan sprint. Diam-diam Jimin tersenyum. Senyum sedih.

Ia menyeruput teh hangat ditangannya. Dan kenangan tersebut seakan terputar kembali. Menyayat hati. Meremukkan tulang-tulangnya. Airmatanya menggenang. Mengapa diantara semua orang, ia harus memilih gadis itu? Mengapa angan-angan indah yang selalu ia bayangkan akan selalu menjadi angan belaka? Sebenarnya siapa yang bersalah disini?

Jimin tak bisa menahannya. Ia menangis. Membuat tubuhnya melemas. Otot-ototnya kembali menengang. Kepalanya berdenyut hebat. Bagaimana ia bisa menerima semua kenyataan yang hanya berujung pahit?

##

"Kang Seulgi."

Seulgi yang hendak meluncurkan anak panah pada papan bidik langsung membatalkan aksinya. Ia menoleh, mendapati Jimin berdiri dibelakangnya dengan keadaan yang menyedihkan. Seluruh luka ditubuh lelaki itu tertutupi oleh perban, namun ia bisa merasakan nyerinya. Terbayang hingga hatinya tercubit kecil.

"Apa?" Seulgi melemparkan tatapan datar, instead the tears she's been held on.

Jimin tak menjawab, tapi melemparkan tatapan hangat untuk Seulgi.

"Kenapa? Kenapa tidak berhenti saja?"

Jimin menggeleng lemah. "Aku tidak bisa..." jawabnya lirih.

"Aku adalah seseorang yang seharusnya kau musnahkan. Mengapa kau masih berusaha menyembunyikannya?"

"Aku tidak ingin..."

"Park Jimin, ini semua salah. Kita adalah kesalahan yang fatal!"

Seulgi terdiam. Membiarkan airmatanya menyentuh lantai yang dingin. Dan Jimin masih menatapnya dengan lembut seakan ia adalah makhluk tak berdosa.

"Aku akan membebaskanmu. Bersabarlah..."

Seulgi menggeleng kuat. Sambil terisak, ia berkata, "Kau tidak bisa. Tidak akan pernah. Carlos, mereka bukanlah seperti yang kau bayangkan. Itu mustahil, Park Jimin..."

Ingin rasanya ia merengkuh gadis yang tengah menangis itu, tapi tak mungkin. Jarak diantara mereka sangatlah berbeda. Walaupun kulitnya berhasil bersentuhan dengan milik Seulgi, semuanya tak akan sama. Ia biarkan gadis itu menangis bersama dengan airmatanya yang mengalir.

Sungguh, ia mencintai gadis tersebut. Sangat. Seperti rasanya ingin mati.

Seulgi mengusap airmatanya kasar. Menghentikan tangisnya sebelum wajahnya membengkak. "Aku akan melakukan pengkhianatan besok. Semoga beruntung, Park Jimin. Aku mencintaimu..." Seulgi mengecup pipi Jimin sekilas sebelum akhirnya pergi meninggalkan lelaki tersebut. Ciuman pertama yang ia sematkan pada wajah tampan Park Jimin. Ciuman satu-satunya untuk mereka. Dan itu menyiksa keduanya.

truly SUNSHINE »seulmin«Where stories live. Discover now