+5

3K 315 21
                                    

Hari semakin pagi dan Seulgi masih terpaku dengan kertas-kertas desainnya. Bajunya masih sama seperti yang ia kenakan kemarin, hanya saja kali ini sedikit lecek. Gadis berambut cokelat itu menghembuskan nafasnya panjang saat desain terakhirnya rampung. Cukup memuaskan baginya hingga menimbulkan seulas senyum diwajah manisnya.

"Nice work, Kang Seulgi," pujinya sendiri.

Seulgi bangkit untuk mengemaskan barang-barangnya. Desain-desain yang ia kerjakan sejak seminggu lalu ia simpan dengan hati-hati didalam map. Hanya tinggal menunggu semua desainnya menjadi pakaian yang menarik, Seulgi siap untuk mengisi acara Fashion Week tahun ini.

Sebelum pergi meninggalkan kantornya, Seulgi selalu mengecek voicemail yang masuk.

"Kang Seulgi, ini Wendy. Mereka bilang akan mempertimbangkanmu untuk ikut dalan Fashion Week tahun ini. Juga, masih ada beberapa syarat yang harus kau penuhi. Aku akan menemuimu siang nanti. Good luck, Sweetheart..."

Seulgi tersenyum mendengar voicemail dari Wendy, sahabatnya. Gadis itu yang membantunya untuk bisa mengikuti Fashion Week seperti yang ia cita-cita sejak dulu. Bahkan jika butik yang ia kelola masih tergolong butik kecil, gadis bernama Wendy ini dengan semangat mendaftarkan brand miliknya.

"Kang Seulgi, kami akan mengadakan reuni angkatan. Tempat berkumpul disekolah kita jam lima sore. Datanglah jika kau berkesempatan. Ini Jongdae..."

"Halo, selamat malam, Seulgi-ssi. Saya Nana yang kemarin memesan baju dibutik Anda. Saya ingin bertanya apakah baju itu bisa diselesaikan sebelum hari sabtu? Saya mohon maaf apabila memberitahu Anda sangat mendadak seperti ini karena jadwal yang berubah tiba-tiba. Terima kasih..."

Mendengar voicemail terakhir, Seulgi tersenyum lemas. Ia menoleh pada desain yang baru jadi setengahnya dan masih butuh banyak sekali pekerjaan tangan. Oh ayolah, Kang Seulgi, ini adalah tuntutan pekerjaan. Dunia bisnis ini memang sedikit rumit dengan berbagai permintaan yang menguras tenaga.

"Sepertinya aku tidak akan pulang lagi hari ini..."

Dikeluarkannnya ponsel dari saku bajunya. Ia menekan angka satu yang langsung terhubungan dengan nomor seseorang. "Jimin-ah..." Gadis itu memanggil dengan nada lembut.

"Kurasa aku tidak akan pulang malam ini. Dan maaf sepertinya malam ini kau harus membeli sesuatu untuk makan malam..." jelasnya.

"Kenapa? Kau masih memiliki banyak pekerjaan?" tanya Jimin diseberang sana. Seulgi mengangguk walaupun sebenarnya Jimin tidak bisa melihatnya. "Ya, seperti itulah..."

"Hei, Sweetheart, bukannya aku melarangmu. Tapi kau telah bekerja terlalu keras. Kau harus mengubah pola hidupmu, Kang Seulgi..." tegur Jimin yang sebagian besar semuanya adalah benar. "Tunggu aku disana. Aku akan membawa beberapa makanan."

"Jimin, kau tidak perlu melakukan hal itu. Aku bisa membeli makan malam sendiri..."

"Jangan terlalu percaya diri, Nona Kang. Aku hanya ingin memastikan apakah bayi lima minggu-ku benar-benar akan mendapatkan makanannya nanti..."

Seulgi refleks menyentuh perutnya yang sedikit membuncit. Kemudian tersenyum.

truly SUNSHINE »seulmin«Where stories live. Discover now