Remake - Stranger 3

1.8K 173 13
                                    

Seulgi tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Camilla. Klien satunya itu berhasil membuatnya stress berat. Pagi ini, Camilla datang ke kantor sambil marah-marah dan mengatakan bahwa Seulgi sengaja tidak mengangkat teleponnya pagi ini karena tahu bahwa ia akan meminta untuk mengganti desainnya dengan yang lain. Jelas saja Seulgi menolak pernyataan itu. Ia bukannya tidak ingin mengangkat telepon dari Camilla atau siapapun, tapi pagi ini ia mengalami rentetan kesialan yang membuatnya harus meninggalkan ponselnya di rumah. Ditambah, kabar tentang adik laki-lakinya yang kabur dari rumah karena berkelahi dengan ayahnya membuat Seulgi berada dalam mood yang tidak bagus.

"Mengapa aku harus meminta maaf padanya?!" protes Seulgi. Victoria menatapnya penuh pengertian. Wanita berumur itu tahu Seulgi adalah orang yang baik, tapi jika dia merasa bahwa harga dirinya sudah dipermainkan, maka wanita itu tidak sudi untuk kembali bertemu dengan sang pelaku. "Mungkin Camilla juga sedang mengalami hari yang buruk, sama sepertimu..." jelasnya.

Seulgi tetap menggeleng. "Aku tidak peduli. Lagipula, wanita tua itu sudah menyebalkan sejak dulu. Selalu meminta ganti desain baju yang sedang dalam proses, memarahiku karena menurutnya desain-desainku jelek semua. Memangnya membuat desain itu gampang!?" sewotnya yang membuat Victoria terkekeh kecil. Sepertinya memang tidak akan berhasil antara Seulgi dan Camilla. "Baiklah kalau begitu. Aku akan kirim orang lain untuk menangani Camilla. Dia pelanggan setia kita, tidak seharusnya kita mengecewakannya hanya karena salah paham kecil, benar, kan?"

Perkataan Victoria hanya dibalas keheningan oleh Seulgi. Pasalnya, semua ucapan yang dikatakan oleh atasannya itu benar dan Seulgi terlalu malu untuk mengakuinya. Sampai Victoria menyuruhnya kembali bekerja, Seulgi masih tidak berkata apa-apa. Biasanya ia akan membicarakan ini pada Wendy, tetapi wanita itu tidak terlihat wujudnya sama sekali.

Baru ketika pantatnya menyentuh kursi, telepon berdering. Seraya berusaha menekan kekesalannya karena ia tidak boleh terdengar emosional, Seulgi mengangkat telepon tersebut.

"Halo, selamat siang..."

"Seulgi-ya!!!"

Nafasnya langsung terasa berat ketika namanya di teriakkan dengan panik. "Ada apa, Ibu?" tanya Seulgi tenang.

"Bagaimana ini?! Seulong belum pulang sampai sekarang dan Ayahmu tidak tahu pergi kemana!" pekik diseberang telepon.

"Biar saja, Bu. Seulong sudah besar, dia akan pulang dengan sendirinya jika sudah merasa tenang," hibur Seulgi. Gagang telepon menyangkut di bahunya sedangkan tangannya sibuk mengambil spidol warna dari laci paling bawah mejanya.

"Tapi dia tidak biasanya pergi selama ini, Seulgi-ya..."

"Ini baru dua hari, Ibu..."

"Tapi..."

"Sudah, ya. Aku banyak perkerjaan."

"Baiklah. Omong-omong, kenapa kau tidak menjawab ponselmu sehingga Ibu harus menelepon kantormu?"

"Aku meninggalkan ponselku di rumah. Aku tutup ya, Bu..."

Gagang telepon kembali pada tempatnya. Seulgi siap untuk mewarnai gambar-gambar desainnnya dengan warna yang cocok, namun Yerim memanggil namanya sebelum wanita itu sempat melakukan pekerjaannya.

"Seulgi Sunbaenim, ada yang ingin menemuimu di bawah!"

Ya ampun. Siapa lagi yang akan menganggunya? Apakah yang ingin menemuinya adalah Park Jimin karena lelaki itu mengiriminya pesan pagi ini bahwa dia akan menemui dirinya? Semoga saja bukan. Ia malas bertemu dengan lelaki menyebalkan itu. Dan juga, pasti lelaki itu akan berlagak keren pada seluruh rekan kantornya sehingga membuatnya malu.

truly SUNSHINE »seulmin«Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang