Remake - Stranger

1.8K 159 20
                                    

"Kang Seulgi, maafkan aku...."

Wendy memelas. Air wajah wanita itu benar-benar merasa bersalah. Pasalnya, Wendy sudah berkali-kali meminta bantuan Seulgi hari ini. Membuatnya merasa tidaknya nyaman walaupun Seulgi adalah sahabatnya sekalipun.

Balik Seulgi yang menghela nafas panjang. Jujur, ia lelah. Ia harus melakukan pekerjaannya plus pekerjaan Wendy juga. Namun Seulgi tidak bisa menolak permintaan Wendy untuk saat ini. Apalagi wanita itu tengah berbadan dua.

"Ayolah, Son, kau pikir mengapa aku melakukan tugas-tugasmu hari ini? Aku melakukannya untuk calon keponakanku. Jadi jangan merasa bersalah padaku." Seulgi mengulas sebuah senyum. Wendy balas tersenyum kaku. "Maaf ya..." bisiknya lagi.

Tubuh kurus Seulgi bangkit dari kursinya. Ia menutup buku yang berisikan desain gambarannya. "Aku hanya cukup mengambil beberapa bahan dari pabrik, kan? Atas nama siapa?"

"Jung Soojung. Bu Kepala menyuruhku untuk mengambilnya kemarin, tapi aku lupa. Aku berencana untuk mengambilnya hari ini, namun kondisiku tidak memungkinkan..." sendu Wendy. Seulgi mengangguk mengerti. Tentu saja Wendy tidak akan mampu, sejak pagi tadi wanita itu mengalami mual parah. Jangankan untuk bepergian, berdiri saja tidak kuat. Bahkan Seulgi dengan irinya menyaksikan Wendy yang seharian ini hanya tiduran di kantor. Well, ya sudahlah. Lagipula kondisi Wendy berbeda dengannya yang sehat bugar.

Dengan cepat Seulgi meraih kunci mobilnya, menuruni tangga menuju basement sambil menekan tombol unlock yang langsung membuat sebuah mobil berbunyi. Benda besar merah itu dengan gemulai melintasi kota, memasuki daerah pinggiran hingga berhenti di sebuah pabrik besar.

Ujung heels Seulgi berhantaman dengan ubin menimbulkan gema suara yang tidak biasa terdengar di tempat seperti ini. Bunyi bising mesin memekakkan telinga Seulgi. Untung saja tujuan wanita itu adalah ruangan surga bagi para desainer, ruang bahan. Mata kucing Seulgi dapat menangkap seluruh warna di dalam ruangan tersebut. Mau tak mau Seulgi tersenyum. Sangat nyaman berada di sini.

Kedatangan Seulgi yang tidak di sambut oleh penjaga seperti biasanya membuat wanita itu sedikit mengeryitkan dahinya. Tak lama, ia bisa mendengar suara pengunjung lain yang tak jauh darinya berada.

"Aku tidak percaya Hoseok Hyung menyuruhku menemanimu untuk ke tempat seperti ini!"

Hampir saja Seulgi tertawa mendengarnya. Orang awam, pikir Seulgi.

"Diamlah, Park Jimin! Aku harus berkonsentrasi memilih bahan untuk gaun pernikahanku!"

"Bukankah semuanya akan diatur oleh desainer? Mengapa kau menyia-nyiakan waktumu seperti ini?!"

"Memang benar semuanya akan di atur oleh desainer, tapi ada beberapa orang yang ingin turut berkontribusi dalam pembuatan gaun pernikahan mereka karena itu adalah hari spesial. Bukankah begitu, Nona?" jelas Seulgi sambil tersenyum.

Wanita yang sedari tadi berdebat dengan seorang lelaki itu ikut tersenyum bersama Seulgi. "Kau benar sekali. Aku ingin di hari pernikahan nanti memiliki kesan tersendiri bagiku," sambung wanita tersebut sambil melirik lelaki di sampingnya dengan sinis. Lelaki tersebut langsung membuka muka malu. "Apa kau juga seorang desainer?" tanya wanita itu lagi pada Seulgi. Sontak Seulgi mengangguk kecil sambil menjulurkan tangannya.

"Perkenalkan, namaku Kang Seulgi."

"Kalau begitu senang bertemu denganmu, Kang Seulgi. Nuna, aku tidak memiliki banyak waktu!" sahut lelaki cerewet itu dengan tak ramah. Lalu berjalan meninggalkan keluar.

"Ya, Park Jimin!" Wanita yang belum Seulgi ketahui namanya sudah berlari mengejar lelaki Park Jimin itu.

Seulgi masih bisa terdengar perdebatan kedua orang tersebut dari luar ruangan.

truly SUNSHINE »seulmin«Where stories live. Discover now