Stranger 6

3K 336 14
                                    

"Kencan buta lagi?"

Seulgi bertanya dengan pasrah. Gadis yang hanya menyembulkan kepalanya pada cubicle miliknya itu mengangguk sambil menyunggingkan senyum manis. "Ya, pada sabtu malam nanti. Bagaimana?"

"Sana, aku tidak mempunyai waktu untuk hal-hal menyebalkan seperti itu. Lagipula, aku kapok dengan terakhir kali kau memaksaku untuk ikut kencan buta," omel Seulgi. Tapi Sana kembali dengan memberikan tatapan sedih pada Seulgi.

"Ayolah. Seulgi Oneechan, kami kekurangan orang. Aku sudah mengajak yang lainnya, tapi mereka tidak mau," rajuknya.

Seulgi tetap dengan penolakannya. "Tidak!" Gadis itu masih memandang desain-desain dihadapannya walaupun ia tak bisa fokus. Oh ya ampun, raut wajah sedih Sana benar-benar merasukinya. Ia tak mungkin mengabaikan gadis yang kesepian itu.

Maka saat Seulgi menoleh pada cubicle milik Sana, gadis drama queen itu sedang mewarnai desain dengan mata yang berair.

"Ck! Baiklah!" ketus Seulgi. "Berhenti menangis. Aku akan ikut kencan sialan itu!" Seulgi benar-benar terpaksa. Kutuklah jiwanya yang baik hati.

Sontak Sana mengadahkan wajahnya senang."Benarkah Oneechan?" Mimiknya berseri-seri. "Kalau begitu aku akan memberitahu temanku yang mengadakan acara ini!" ucapnya bersemangat.

Seulgi bisa melihat lirikan tajam Wendy dari cubicle-nya. Gadis seperantauannya itu jelas-jelas menunjukkan rasa penasarannya namun memilih untuk bungkam demi menjaga kerahasiaan masing-masing.

"Seulgi-san, kau dipanggil Kepala Direktur!" seru Yuta seusai ia keluar dari ruang Kepala Direktur.

Dengan cekatan Seulgi mengemaskan desain-desain yang sedari tadi ia kerjakan untuk diserahkan pada Bos-nya tersebut. Gadis yang rambut cokelatnya sedikit memanjang memasuki ruangan yang dimaksud. Menghadap pada wanita paruh baya dengan tampilan modis.

"Biar kulihat desain-desainmu," kata wanita tersebut tanpa basa-basi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita yang menjadi Bos-nya ini sangat tidak suka bertele-tele. Bahkan beberapa kali perkataan Seulgi potong olehnya ketika rapat karena dianggap tidak penting.

Seulgi menunggu wanita itu selesai mengecek desain-desainnya. "Seperti biasa, Seulgi-san, hasilmu bisa diterima." Seulgi mengangguk mengerti.

"Dan aku ingin kau menggantikanku untuk grand opening toko baru di Osaka tanggal empat belas nanti."

Seulgi masih mengangguk.

"Sekarang keluarlah. Aku masih banyak pekerjaan."

"Baik, Victoria-san."

Pintu ruangan itu ditutup bersamaan dengan Seulgi yang menghela nafas panjang. Padahal baru kemarin ia pulang dari Nagoya dan sekarang ia sudah ditugaskan lagi untuk ke Osaka yang lebih jauh. Bulan ini benar-benar melelahkan.

Buru-buru Seulgi mengeluarkan ponselnya, bermaksud untuk menandai kalendernya untuk tanggal empat belas nanti. Tapi ia sedikit kaget ketika melihat tanggal empat belas bertepatan dengan hari sabtu, yang berarti bahwa jadwal kencan buta itu dilaksanakan.

Diliriknya Sana bingung. Mana mungkin jika ia membatalkan janjinya dengan Sana. Gadis drama queen itu pasti akan benar-benar menangis sehingga membuatnya risih. Tapi ia juga pasti tidak akan bisa datang ke acara tersebut.

Atau haruskah ia mengatakannya pada Sana?

##

"Oneechan, kau dimana?!"

Seulgi berjalan terburu-buru dengan ponsel yang menempel ditelinganya. "Aku sedang dalam perjalanan pulang, Minatozaki Sana. Dan berhenti menelfonku terus menerus!" geramnya. Masih dengan baju yang ia kenakan pada grand opening tadi, Seulgi berjalan melewati pemeriksaan.

truly SUNSHINE »seulmin«Where stories live. Discover now