truly SUNSHINE »seulmin«

Reset

"Seulgi, kau yakin?" Irene terus menanyakan hal tersebut sepanjang perjalanan mereka. Terlihat jelas raut wajahnya yang khawatir, apalagi Seulgi sedang tidak dalam kondisi yang baik.

"Unni, berhenti menanyakan hal itu. Jangan membuatku bimbang lagi..." pinta Seulgi pelan.

"Baiklah, maafkan aku. Aku hanya kaget mendengar kau membatalkan semuanya. Padahal kau sudah merencanakan selama lima bulan."

Seulgi melenguh. "Tidak ada yang bisa diharapkan dari pernikahan yang dipaksa, Unni. Orangtuanya sudah berusaha untuk mencarikan perempuan yang baik untuk Jimin, jadi aku harus menghargai mereka."

"Kau terlalu baik, Kang Seulgi."

I know.

Gadis yang berusaha menahan airmatanya itu menatap jalanan dengan sendu. Ia mencoba untuk tidak menangis lagi, bahkan jika ia tahu ia akan terus menangis.

Mobil Irene berhenti didepan rumah Seulgi. Gadis itu keluar dari mobil Irene setelah menyampaikan pelukan terima kasihnya untuk sahabatnya tersebut. Dengan lesu, Seulgi memasuki rumahnya. Dinding-dinding yang masih berhiaskan foto-foto ia dan Jimin membuat hatinya semakin sakit. Kilasan-kilasan memori dimana ia dan Jimin menghabiskan sepanjang hari terus menghantuinya. She knew it wasn't that easy.

Seulgi terhenyak saat ponselnya bergetar dan menampilkan nama yang tidak ingin ia ketahui. Park Jimin.

"Halo..."

"Kang Seulgi, apa kau gila!?"

Seruan Jimin terdengar jelas ditelinganya. Membuatnya kembali menangis.

"Mengapa kau membatalkan semuanya?! Aula pernikahan, gaun pengantin, undangan, semuanya kau batalkan!"

Jimin marah. Nafas lelaki itu menggebu-gebu.

"Jimin, menyerahlah. Semuanya akan sia-sia..." ucap Seulgi dengan suara bergetar.

"Tidak, Kang Seulgi, aku tidak bisa menyerah begitu saja. Aku akan tetap mempertahankanmu. Aku akan bicara lagi pada Ayahku―"

"Jimin, just giving up..."

Seulgi tidak mendengar lagi suara Jimin, tapi ia tahu bahwa lelaki itu turut menangis. "Thank you, Jimin. Sorry..."

Reset your phone.

Yes. No.