I Was Before I Meet You

part 39

Hai hai selamat malam readers kesayangan author 😗😗😗

Selamat membaca ya, semoga suka sama alurnya 😁😁😁

Part ini author persembahkan untuk @deborajelita01 yang terus ngasih koment tiap hari nanyain kapan up😂😂 maafin aku ya sayang😗😗😗

Buat misilda yang author inget jaman dulu banget sebelum cerita ini sebanyak sekarang part nya sudah menjadi pembaca setia Cristian dan Anstasya

Buat rmdnnnnn yang kadang iseng nanyain Cristian di kolom Intagram author 😏😏😏

Buat rynisland yang selalu coment typo yang sering menyeruak di part yang author bikin, tapi author nya bebal ga pernah mau benerin karena udah keburu males. Maafin aku ya sayang 😭😭😭😭

Sama buat readers kece yang lain yang ga bisa di sebutkan satu satu namanya yang selalu setia menunggu dengan sabar kelanjutan cerita ini

Semoga kalian sabar ya sama alur yang memang terlalu banyak konflik, dan part yang masih cukup banyak juga author yang update lama selama siklus haid setiap bulan nya 😊😊😊

Warning : typo bertaburan kaya jerawatan yang masih betah nemplok seenak nya di dagu ini😢😢😢😢

**********
Cristian baru saja tiba di rumah sakit harkit, tempat Anastasya beberapa tahun terkahir ini bekerja.

Tepat setelah menerima telepone dari ayah mertua nya yang mengabari Anastasya tengah berada di ruang operasi, pria bermanik biru itu segera meninggalkan Tanaka Club.

Meski memakai kemeja yang kusut, bau alkohol yang menyeruak dari tubuh nya, dan kesadaran nya yang sedikit limbung akibat setengah botol margarita yang beberapa jam yang lalu lolos di saluran pencernaan nya, pria bermanik biru itu berhasil sampai di ruang tunggu OK di papah Rio dan Clark.

Mendapat atensi dari Charles dan Adriana yang terkejut melihat penampilan Cristian, pria bermanik biru itu malah terduduk di lantai bersandar pada dinding berwarna putih seraya menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.

Mata Cristian yang memerah akibat alkohol semakin memerah dan bengkak akibat air mata yang dengan kurang ajar nya terus berkejaran di pipi nya selama menunggui istri nya itu melalui perjuangan di antara hidup dan mati.

Dia bahkan tak peduli dengan tatapan beberapa perawat yang lalu lalang beberapa meter dari jarak nya terduduk lemas.

Cristian takut, sangat takut kehilangan Anastasya.

Tanpa henti dia terus berdoa untuk keselamatan istrinya. Bahkan dia ikhlas jika Tuhan meminta pengganti kehidupan untuk orang yang sangat di sayangi dan di cintainya itu dengan hidupnya sendiri.

Cristian rela menukar semua sisa umurnya untuk memperpanjang kehidupan Anastasya.

Anak, Cristian bahkan sudah tak memikirkan kondisi anak yang berada dalam kandungan Anastasya.

Bukan tak sayang pada calon anak nya itu, tapi Cristian lebih memperdulikan keselamatan wanita yang selama 9 bulan itu mengisi hari hari Cristian dengan kebahagiaan.

Bahkan jika Tuhan memberinya pilihan antara keselamatan anak dan istrinya, tentu saja Cristian tak akan ragu untuk memilih istrinya.

Bukan nya sudah Cristian katakan, jika anak dia bisa mendapatkan nya lagi suatu saat nanti dengan Anastasya.

Tapi jika Anastasya tak bisa lagi melahirkan anak akibat trauma pasca operasi, Cristian rela tak memiliki darah dagingnya sendiri, asalkan dia bisa hidup selama sisa umurnya dengan Anastasya.