Part 4

15.3K 908 23
                                    

Selamat datang di miss nyinyir

Oh yha terimakasih yha udah baca part sebelumnya. Saya seneng banget kalian udah mau baca, vote dan coment.

Rasanya kayak dapet hadiah undian. Ngagetin dan nyenengin. Yang belum voment yuk ikut dukung aku. Biar akunya semangat buat nulis. Biar otak aku terus ngalirin ide.

Yha udah kalau gitu silahkan baca..

.

.

Baik untuk dia belum tentu baik untuk aku.

.

.

AUTHOR POV

"Sial sial sial!!" gerutu Alina.

Bagaimana tidak menggerutu, Alina sangat sebal karena sikap om duda beranak yang seenaknya sendiri memasukkan mobil Alina di bengkel elit pilihan om duda. Alina yang sudah pusing memikirkan berapa besar tagihan yang akan dia dapat dari mobil Damar, sekarang ditambah lagi dengan biaya bengkel mobilnya sendiri yang bisa dipastikan tidak murah.

Bahkan saat ini saja, Alina sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang sedang diterangkan guru favoritnya. Otaknya terus berputar mencari jalan keluar. Memang benar kemarin Mita menawarkan solusi, tapi apa Alina yakin bisa meminjam uang pada laki-laki yang baru dia kenal?

Bisa-bisa dibilang cewek matre dong, batin Alina.

Apalagi masalah orang tua Alina yang menanyakan alasan Alina pulang tanpa membawa mobil. Untung saja Alina punya alasan kalau mobilnya sengaja ditinggal di rumah Mita karna dia abis keluar bareng Mita. Dan keberuntungan kedua adalah orang tua Alina tampak percaya. Tapi itu kan semalam? Gimana kalau ternyata mobil Alina belum selesai perbaikannya? Terus mau pakai alasan apa lagi?

Otaknya kembali mengingat bagaimana om duda beranak itu memaksakan kehendaknya untuk memasukkan mobil Alina ke bengkel yang sama dengan dirinya.

FLASHBACK ON

"Mana kunci mobil saya!" bentak Alina.

"Sudah saya kasih ke montir." Matanya bergeser ke arah mobilku yang sudah dibawa oleh montir ke bagian penanganan.

Alina mengikuti arah mata Damar. Namun seketika badan Alina melemas. Membayangkan nasip yang harus ia hadapi. Mobilnya sudah digiring ke ruang pemeriksaan awal mobil. Itu berarti tagihan sudah mulai dicatat. Bisa dibayangkan, mobil mini bus receh milik sejuta umat di Indonesia harus ditangani di bengkel elit yang biasa menangani mpbil mobil mewah bahkan mobil sport milik para artis. Bagaimana bisa seorang gadis SMA membayar dua tgihan mobil di bengkel ini?

Yha Tuhan, berapa banyak lagi uang yang harus aku keluarkan? Rutuk Alina dalam hati.

"Siapa yang mau masukin mobil saya ke bengkel ini om! Om ini emang selalu seenak jidat om yha!" nada Alina kini meninggi.

"Emang kenapa? Saya yang mau mobil kamu masuk bengkel ini," jawabnya santai.

Alina menarik napas dalam-dalam. Hatinya mencoba berdialog dengan Tuhan penciptanya. Tuhan, terimakasih Engkau sudah memberi kami sebuah mulut, tapi bisakah kali ini aku merutuki mulut orang yang ada di depanku? Mulutnya santai, tanpa ada ketegangan, tapi dampak omongannya itu!! Sungguh menguras tabungan yha Tuhan.

Harus dikasih pelajaran nih om duda beranak!!

"Yha tapi kan saya gak kasih ijin om duda!!!!" jawab Alina dengan menekan panggilan OM DUDA. Heem, rasain!! Mana enak dipanggil om duda. Untung aja gak aku lengkapin jadi om duda beranak.

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang