Part 14.3

10.1K 624 7
                                    

Selamat Malam

Selamat membaca buat kalia yha
Semoga kalian suka


Author POV

Setelah bertengkar saat memilih cincin. Alina dan Damar langsung menuju runah Alina.  Alina hanta tau bahwa Damar mengantarnya pulang seperti biasa. Tapi nyatanya Damar sudah punya rencana lain. Saat Alina masih sibuk menggerutu di mall, Damar sudah menghuhungi kedua orang tuanya untuk melamar resmi Alina.

"Kok banyak mobil sih," gumam Alina saat mobil Damar sampai di depan rumah Alina. Ada tiga mobil parkir di depan pagar rumah Alina.

"Ayo turun," perintah Damar saat Alina tak kunjung turun dari mobilnya.

Damar sendiri sudah sibuk untuk mengambil paper bag kecil berisi cincin pilihannya untuk Alina dan merapikan rambutnya. Damar sudah bersiap untuk turun.

"Keliatannya papa mama ada tamu, lebih baik om-"

"Mas! Panggilnya mas!" Geram Damar karena kesal karena Alina masih saja memanggilnya om. Padahal sebentar lagi kan mereka tunangan secara resmi.

"Iya, lebih baik mas langsung balik pulang aja. Papa mama lagi banyak tamu keliatannya," koreksi Alina. Lebih baik dia mengalah daripada emosi Damar kembali meninggi.

"Ayo cepetan turun," jawab Damar tanpa memperdulikan protes Alina agar dirinya tidak ikut turun.

Merasa tak dihiraukan protesnya, Alina mencebikkan mulutnya ke arah Damar yang sudah membuka pintu mobilnya.

"Itu mulutnya enggak usah dibuat gitu. Udah gede kok masih ngambekan."

Alina tidak menanggapi, dia memilih untuk keluar dari mobil dan berjalan cepat untuk masuk ke rumahnya.

Saat memasuki ruang tamu Alina dikagetkan dengan banyaknya tamu disana. Ada trio krucil anak Damar. Dendi, Deno dan Disya. Ale juga ikut berkumpul dengan trio kecil yang rapi dengan  warna baju yang sama. Dendi dan Deno menggunakan kemeja lengan panjang warna biru muda dengan dasi kupu-kupu di lehernya sedangkan Disya menggunakan gaun cantik selutut berwarna biru muda juga.

"Oma, mama Alina dateng!" Pekik Deno.

"Opa, opa. Mama Alina datang," Disya menyautinya.

"Nah, ini dia yang ditunggu," mama  Alina menghampiri anaknya yang baru masuk ke ruang tamu. Mencium pipi kanan kiri Alina sebagai tanda sayang, lalu menuntunnya untuk duduk di sofa bersama mama dan papa Alina.

Alina bertambah bingung. Ada apa ini? Kenapa banyak orang dirumahnya?

"Jadi ini yang namanya Alina. Damar pinter banget sih milih calon istri," kekek mama Damar.

"Calon istri?" tanya Alina tak mengerti.

"Iya mah, ini yang namanya Alina. Sayang, kenalan dong sama mama papa aku." Sahut Damar semakin membuat Alina geram dengan kelakuan Damar.

Hancur sudah mood Alina. Jadi ini acara adalah pertemuan keluarga. Dan hebatnya Alina sama sekali tidak tau masalah acara ini. Acaranya terlalu tiba-tiba.

Mama Alina mengisyaratkan anaknya untuk menghampiri calon mertuanya. Alina menjabat tangan mama Damar, lalu mencium punggung tangannya. Begitu juga dengan papa Damar. Dia menjabatnya lalu mencium punggung tangannya.

"Masih muda tapi udah pinter ngedapetin hati anak-anak Damar. Pasti kamu sayang banget sama anak-anak Damar yha?" Mama Damar.

Alina hanya menyengir. Lalu Disya Deno menariknya untuk bergabung dengan mereka di sofa yang agak jauh dari sofa mama papa Damar.

"Sana gih kamu main sama anak-anak." Perintah Damar.

"Duduk sini mah. Biar papa yang ngomong-ngomong sama orang tua. Papa kan udah tua. Hihihihi." Celoteh Disya.

"Hihihi. Deno juga pikir gitu mah. Papa kan udah tua, jadi ngomongnya sama yang tua. Kalau mama kan cantik, jadi ngomongnya sama kita aja. Yha enggak Dis?"

"Hihihihi kamu kok tau papa udah tua? Kalian memang anak mama." Jawab Alina sambil mencubit gemas pipi Disya dan Deno.

"Ma, katanya oma papa mau kasih mama cincin. Bener gak ma? Kasih cincin itukan menikah yha ma? Kayak papa mamanya temen aku. Papanya kasih cincin ke mamanya. Gitu yha ma?"

Alina bingung harus menjawab apa.

See you soon di Part 15 yha

Thanks for reading

And

Babay!

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Where stories live. Discover now