Part 20.2

8.8K 602 24
                                    

Haii Alina datang lagi
Selamat  membaca yha
Semoga kalian sukaaa

Part 20.2

Damar dan Alina akhirnya mendatangi kantor WO yang mereka pilih dimalam hari. Setelah tadi sore Damar menjemput Alina di kampus, terjebak macet lalu makan malam dengan menu pilihan Alina. Alina memilih udon. Alina suka sekali Udon tentu setelah  spageti buatan Damar di urutan nomer satu. Spageti buatan Damar memang sangat enak, semua keluarga Alina pun mengakuinya.

Jujur saja datang ke WO adalah hal yang sangat tidak Alina ketuhui. Memangnya bakal ada urusan apa saja?  Seharusnya Alina mencari tahu dulu sebelum datang ke kantor WO, setidaknya tanya dulu ke sahabatnya, Mita. Mita akan lebih tau mengenai hal-hal seperti ini, secara sahabatnya sudah menikah. Tapi satu hal yang membuatnya ragu untuk menghubungi Mita, Mita sekarang tidak di Indonesia. Mita mengikuti suaminya yang melanjutkan kuliah doktoralnya di Jerman. Sedangkan Mita, dia sedang berjuang belajar bahasa Jerman agar tahun depan dia bisa daftar kuliah.

Alina juga merutuki Damar yang selama perjalanan tadi malah sibuk membicarakan mata kuliahnya. Kenapa tidak membahas masalah pernikahan saja? Setidaknya Alina punya gambaran sebelum datang ke kantor WO ini.

Memasuki kantor WO, Alina disuguhi beberapa foto contoh acara pernikahan yang dibingkai dengan apik. Ada juga beberapa foto pre dan pra nikah. Alina suka beberapa yang mereka pajang. Terlihat simple tapi bagus dengan nuansa putih.

Terbersit satu hal untuk mengerjai Damar. Alina ingin Damar sebal dengan pemilihan tema. Siapa tau Damar benar-benar menurutinya.

"Jadi mbak Alina ingin konsep pernikahan yang seperti apa?" Perempuan bernama Nisya itu menanyakan keinginan Alina. Alina duduk di sebuah sofa untuk dua orang bersama Damar, sedangkan Nisya duduk di sofa yang sidikit serong ke arah Alina.

"Pakai konsep Doraemon aja. Pernak-pernik doraemon. Pokoknya yang meriah, kalau bisa ada badutnya, kue pernikahannya juga doraemon. Jangan lupa kue dorayaki juga. Aku pengennya ditunpuk tinggi. Terus kalau bisa tamu undangannya pakek baling-baling bambu!"

Sontak Damar membelalak dan menarik tubuh Alina agar menghadapnya. Konsep macam apa itu Alina? Mana ada konsep pernikahan seperti itu?

"Sayang, ini acara pernikahan lho. Bukan acara ulang tahunnya Desya Deno. Ngapain pakek baling-baling bambu segala? Yang umum aja yha sayang." Damar merapikan rambut Alina yang sedikit berantakan meskipun mata dan wajahnya tidak bisa menyembunyikan kegundahan atas konsep pernikahan Doreaemon.

"Hihihi aku emang ngomongin acara pernikahan. Aku pengennya meriah, biar sekalian Disya Deno bisa undang temen-tememnya. Bisa rame nanti Mas." Alina terkekeh pelan. Batinnya mulai senang karena Damar mulai khawatir jika benar konsep Doraemon benar-benar dipilih Alina.

"Itu terus kenapa pakek konsep Doraemon?"

"Yha kan aku pingin jadi Sizuka, terus kamu jadi Nobita mas. Kan lucu kamu palek kacamata bulat terus baju kuning."

Mata Damar membulat sempurna, kemudian di detik berikutnya berganti dengan cengiran aneh khas Damar. Membayangkan apa yang dikatakan Alina membuat dahi Damar berkerut. Bagaimana bisa Alina memiliki imajinasi seperti itu? Memang benar usia mereka terpaut jauh, tapi Damar sangat ingat usia Alina sekarang. Delapan belas belas tahun bukanlah usia anak kecil lagi, usia itu sudah masuk di fase remaja. Bahkan imaginasi anak kecil tentang pernikahan pun merujuk ke pernikahan ala ratu dan raja layaknya cerita dongeng. Lalu kenapa imajinasi Alina seperti itu?

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon