Part 18.3

9.8K 642 28
                                    

Selamat malaaam!
Alina datang lagi

Maaf lama updatenya.
Lebaran kali ini aku jd supir keluarga, maklum ayah udah enggak ada. Abis mudik datang udah tepar. Jadi mau nulis nunggu sampai sehat lagi.

Oh yha minal Aizin walfaizin yha

Mohon maaf lahir dan batin

Bantu Vote yha..
Anggep aja angpau dari kalian.
Hahahahaha
*plak

.

.

.


Jantung Alina berdetak tidak karuan. Bagaimana bisa si duda itu mencium pelipis Alina di depan umum. Ini pesta ulang tahun kantor om duda lho. Bisa dibayangkan yha bagaimana ramainya ballroom hotel tempat pesta ini. Untung saja tidak semua melihatnya.

"Ciee.. Damar bisa juga yha romantis gitu"

"Wiiih, Damar udah takhluk tuuh!"

"Pak Damar sama siapa tuh?"

"Wiih, tumben Damar bawa gandengan!"

"Yah, Damar sama siapa sih!"

Begitu komentar teman-teman Damar setelah kejadian romatis tapi memalukan bagi Alina. Mendengar itu bibir Alina langsung mencebik. Tangannya berusaha menyingkirkan tangan Damar yang asyik nangkring di pinggulnya tapi apa daya, tangan Damar susah disingkirkan. Si duda menyebalkan itu tetap kekeh ingin memeluk Alina.

Demi Tuhan Alina malu sekali. "Ck malu-maluin aja." Gerutu Alina yang masih bisa didengar Damar.

Alina marah, Alina sebal, pokoknya Alina ngambek! Ingatkan kalau minggu ini Alina dalam mode ngambek! Gak boleh luluh sama om duda itu. Pokoknya harus teguh pendirian, gak boleh goyang sama sekali.

"Bro, ini gandengan baru? Daun muda nih!" Celetuk salah satu teman om yang baru menghampiri. "Paham deh, yang punya gandengan daun muda," lanjutnya.

Damar hanya memberikan senyum lebar dan menaik-turunkan alisnya untuk merespon temannya yang bernama Marco itu. Marco hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Damar. Bagaimana bisa laki-laki kaku seperti Damar bisa berkelakuan seperti anak muda.

"Wah, beneran pupus nih harapan cewek-cewek dikantor." Sahut ibu-ibu paruh baya yang menghapiri sepasang manusia kasmaran beda generasi.

"Bu Prasti. Apa kabar bu?" Menghiraukan pertanyaan Bu Prasti, si duda Damar lebih memilih untuk mengganti topik. Damar terlalu malu untuk membahas masalah percintaan dengan pemilik perusahaan tempat dia bekerja.

Bu Prasti sangat jarang ke kantor, semua urusannya sudah diotorisasikan ke CEO kepercayaannya-anak laki-lakinya yang pamornya tentu melebihi Damar. Sosok pemimpin muda, berkarisma, dekat dengan bawahan, lulusan Oxford dengan gelar Master Business Administration (MBA) dan poin terpenting adalah masih lajang. Untung saja Alina tidak mengenalnya. Kalau sampai dia kenal, Damar yakin Alina akan langsung menaruh hatinya pada CEO dambaan itu.

Padahal Damar juga tak kalah, Damar sendiri menyandang gelar MBA. Hasil dari kuliahnya di Australia. Alina harus bangga dengan Damar seorang agar Alina tidak perlu mencari lagi sosok laki-laki lain untuk dibanggakan. Aktor korea selatan misalnya, haram bagi Alina untuk menggilai mereka. Damar sangat tidak suka karena itu menurunkan harga dirinya. Entah kenapa Danar bisa memiliki pemikiran seperti itu.

Beberapa kali Alina kena marah Damar saat ketahuan menonton video musik atau drama korea. "Ngapain kamu nontonin banci-banci itu?" Alina ingat sekali dengan kalimat-kalimat Damar. "Mending kamu belajar dari pada nontonin drama gak jelas!" Atau kalimat sindiran Damar "nonton drama berjam-jam kamu sempat, bales chat aku kamu sama sekali gak sempat? Sedibuk itu kamu?" Begitulah nyinyiran Damar.

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang