Part 20

10.3K 598 21
                                    

Part 20

Pagi ini dan banyak pagi-pagi yang sudah terlewati, Damar dan trio krucil ke rumah Alina. Damar sudah memasakkan banyak spageti di rumahnya sendiri untuk Alina dan keluarga, trio krucil juga dirinya sendiri. Khusus Alina, Damar menambahkan jamur shitake kesukaan Alina. Alina sangat suka jamur itu.

"Jam kuliahnya padet?" Damar sedang duduk santai di sofa ruang keluarga sambil menunggu Alina menyelesaikan kegiatan rapi-rapi bukunya di meja besar depan TV. Trio krucil dan Ale sudah duduk manis dam sarapan cantik di ruang makan belakang. Katanya mereka tidak sabar menyantap spageti spesial buatan Damar. Alina yang awalnya ingin bergabung, harus menunda keinginannya. Buku-buku di ruang keluarga masih berantakan sisa semalam.

Semalam Alina begadang di ruang keluarga. Tugasnya melimpah ruah, sampai semua organ tubuhnya terasa remuk. Saat Alina sekolah, Alina berfikir bahwa anak kuliahan itu keren. Bisa nongkrong sana-sini, bisa santai-santai, bisa bebas mau pergi kemana aja, dan bebas mau pakai baju apa aja. Tapi setelah merasakan bangku kuliahnya, persepsi Alina berbanding terbalik. Anak kuliahan itu lebih banyak nongkrong di perpus atau berkencan manja dengan laptop kesayangan. Kalaupun dia nongkrong cantik dengan temam-temannya, pasti bahasannya tidak jauh dari pengantar bisnis, pengantar manajemen, matematika ekonomi, pengantar akuntansi dan matakuliah lainnya. Pokoknya banyak perhatian tercurah untuk pacar laptop kesayangan dan seabrek mata kuliah yang memabukkan.

"Iya, hari ini pulangnya sorean. Boleh enggak bawa mobil?" Alina memelas pada duduk yang duduk di sofa. Sedang Alina masih duduk di karpet.

"Enggak! Biar aku yang antar jemput." Damar menegakkan tubuhnya. Memberi peringatan pada Alina dengan mata yang terbuka lebar.

"Hari ini ribet banget tau!" Alina menggerutu lalu menggembungkan pipinya tanda bahwa dia sedang sebal.

"Nanti aku antar jemput kamu." Alina sudah akan menjawabnya lagi, tapi Damar sudah menyelatnya. "Tidak ada bantahan. Kamu aku antar, pulangnya aku jemput. Lagian kalau kamu capek, bisa aku pastikan kamu ngantuk diperjalanan. Terus gimana kalau kamu mau nyetir sendiri?

"Ck, sekali ini aja." Tangan alina menepuk-nepuk pelan lutut Damar lalu menggoyangkan ke kanan dan ke kiri. "Boleh yha mas Damar tunangannya Alina."

"Enggak." Jawab Damar tegas. Kalau sudah begini Alina bisa apa. Dia selalu kalah telak kalau sudah berhadapan dengan sisi otoriter Damar. Alina hanya bisa menggerutu sebal.

"Yha udah nanti ke rektoratnya bareng Daren aja." Ups, kenapa bisa Alina kelepasan menyebut nama Daren? Alina yakin kalau Damar akan semakin banyak melarang ini-itu kalau berkaitan dengan kampus. Karena yang Damar tau, Daren adalah mantan pacar Alina. Padahal Daren hanyalah sahabatnya.

Benar saja Damar semakin mencondongkan badannya ke Alina. Matanya menyiratkan kemarahan sedang muka dan telinganya sukses berubah jadi merah segar. Ini Damar lagi marah yha? Uh, sumpah Alina dalam masalah besar. "Siapa kamu bilang?"

"Apa?" Alina pura-puta tidak dengar.

"Tadi kamu bilang mau ke rektorat sama siapa?"

"Denger?" Alina masih mengulur waktu intuk menjawab.

"Iya!"

"Sama Daren." Yha sudah, Alina akan jujur. Lagian Alina juga masih dalam mode sebal atas larangan Damar.

"Mantan pacar kamu itu?"

"Bukan! Dia cuman sahabat aku." Alina sudah capek menjelaskan ke Damar kalau Daren hanyalah sahabatnya. Kalaupun ada rasa cinta, itu hanya dari pihak Alina. Itu hanyalah kisah cinta bertepuk sebelah tangan.

"Ck cinta bertepuk sebelah tangan emang menyedihkan." Sialan, kenapa sekarang Damar senakin menyebalkan. Mulutnya itu lho nyinyir sekali.

"Mas! Kok gitu sih." Sembur Alina sebal.

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Where stories live. Discover now