Part 18.2

10.5K 664 21
                                    

Selamat pagi

Alina datang lagi di awal libur puuuuanjang kalian.
Selamat mudik yha buat kalian yg mudik. Semoga lancaar..

Sekalian tolong di kasih bintanh2nya anggep aja THR buat aku. Heheheheh
#modusbanget


Part 18.2

Sebel banget hari-hari Alina tanpa SIM. Kemana-mana harus pesen taksi atau ojek online. Mau cerita ke mama dan Ale juga percuma. Karna memang mereka berdua bergabung dalam kubu si Om duda beranak pinak itu. Yang ada mama dan adiknya itu malah membela Damar.

Terbukti waktu Alina tadi pagi cerita ke mama di ruang keluarga. Mamanya malah merespon dengan wajah cerah dan bahagia tiada tara.  "Yha emang bener gitu yang bener. Aduh mama dukung sepenuhnya calon mantu mama. Emang deh enggak salah kamu pilih calon suami. Ini emang top banget. Mama udah seneng."

"Ih, mama kok malah bela om Damar sih!"

"Lha yha bener. Emang kamu pikir mama enggak khawatir waktu kamu keluyuran sana-sini sendiri? Mama itu khawatir banget. Jadi enak gini nih, SIM A kamu enak ditahan aja."

"Ah mama gitu deh."

"Lagian damar kok cuman minta SIM A aja. Kenapa enggak langsung minta KTP sama Kartu Keluarga."

"Buat apa mah?"

"Buat ngurus nikahan kamu di KUA."

Selalu aja seperti itu. Mau cari dukungan ke siapa lagi? Ale juga sudah menyindir sebelum Alina bercerita ke Ale. "Udah deh, kemana-mana enak sama om Damar aja. Biar kakak enggak suka nyeleweng ke cowok-cowok lain."

Adek macam apa itu? Alina beralih ke papanya. Sore setelah papanya pulang dari travel milik keluarganya,  Alina sudah duduk di teras rumahnya. "Pah, aku mau cerita. Yuk duduk di teras belakang aja. Nanti Alina ambilin Air putih deh."

"Nawarin itu yha teh anget. Kok malah air putih."

"Yha kan Alina takut papa gulanya naik."

.

.

.

Papa tertawa kencang setelah Alina menceritakan semua kejadiannya.  "Emang kamu bisa naik motor? Seingat papa, terakhir kamu belajar naik motor kamu masuk ke gorong-gorong komplek."

"Iih, tapi kan Alina bisa pah!"

"Iya deh, bisa naik motor. Terus itu calon suami kamu ngebolehin kamu naik motor? Papa sih berani taruhan kalau kamu bakal gak dibolehin naik motor."  Papa  tersenyum lebar.

"Papa ngeledek aku? Papa tuh harusnya ngebela aku."

"Emang apa alasan Damar enggak ngebolehin kamu bawa mobil lagi?" Papa sedikit serius.

"Dia marah pah. Aku juga ikutan marah deh."

"Kamu marah alasannya apa?" Andai Om Damar bisa sesabar papah.

"Aku awalnya curiga pah kalau dia ngajak nikah aku itu cuman karena anak-anak aja. Aku gak mau dong menikah tanpa cinta. Bener gak pah aku?"

Papa menggeleng-gelengkan kepalanya dan bibirny masih mengukir senyum. "Terus dia jawab apa?"

"Dia bilang- iiih aku malu pah!" Alina menutup wajahnya dengan kedua tangannya.  Tiba-tiba Alina merasa malu dengan apa yang diceritakannya. Membahas cinta dengan papa sungguh hal yang aneh tapi may bagaimana lagi hanya papa yang berada di pihak netral dan mau mendengarnya. Mama dan Ale sudah tidak ada dipihaknya sedang sahabatnya Mita sedang sibuk liburan dengan keluarga kecilnya.

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang