Part 15.3

10.3K 621 16
                                    

Haii semuaa!

Alina hadir, kali ini Alina lagi banyak menghabiskan waktu sama duo krucil.

Oh yha, aku mau minta tolong nih.
Bantu Vote yha. Caranya tinggal pilih gambar bintang aja. Gampang banget nget nget.

Yha udah, kepanjangan ngomong, langsung ke ceritanya aja yhaa..

.
.
.

Semalam Disya Deno merengek. Mereka ingin Alina yang sejak sore main dirumah om Damar tetap tinggal dan menginap di rumah om damar.  Akhirnya Alina menuruti mereka. Toh mama dari om Damar tidak bisa menginap di rumah mereka. Masa iya anak-anak dibiarkan tidur sendiri bersama mbok. Untungnya orang tua Alina juga mengizinkan. Bahkan Ale, adik Alina juga ikutan menginap di rumah om Damar setelah diantar orang tuanya. Cuman Ale dan Deno tidur di kamar yang terpisah.

Malam itu penuh drama bagi Alina. Disya Dino minta di tepuk-tepuk pelan pantatnya, minta dibuatin susu, minta dibacakan dongeng, lalu malah ngelantur ke pertanyaan menjebak. Kapan mama Alina bisa tinggal disini terus? Kata temen aku mama papanya tidur berdua dikamar besar. Kenapa mama papa tidak tidur bersama?

Alina hanya bisa menjawab.l "doakan saja," meskipun dalam hatinya dia masih belun siap untuk segera menikah dengan om Damar. Masih terlalu muda batin Alina.

Untung saja setelah pertanyaan itu Alina bisa membimbing duo krucil itu tidur. Setelah mereka tidur Alina juga tertidur di ranjang yang sama dengan Disya Deno. Alina ditengah, dipeluk erat oleh dua krucil.

Berlanjut pada pagi ini. Pagi ini sangat sibuk bagi Alina. Disya Deno minta dimandikan mama Alina. Setelah mandi, mereka sibuk memilih baju. Alina yang memang baru pertama kali melihat isi lemari dua krucil merasa terperangah. Banyak sekali pilihannya.

Untuk Disya enaknya pakek apa? Mau pilih motif floral atau animal? Atau kotak-kotak? Modelnya juga banyak sekali. Pakek celana pendek? Rok? Terusan? Kaos atau kemeja?

Alina sibuk menubek-ubek lemari duo krucil. Si duo krucil juga sama ribetnya. Selama ini papa yang selalu memilihkan baju. Tidak ada sesi memilih baju bersama. Tentu ini sangat menyenangkan  berlama-lama memilih baju untuk dua anak ini. Untung saja dua anak ini sudah pakai jubah mandi.

Setelah setengah jam ribut memilih baju, berakhirlah dengan Disya yang menggunakan celana pendek warna biru tua dan atasan sabrina biru muda bermotif bunga-bunga kecil. Deno juga terlihat sama, menggunakan celana pendek warna biru tua dan atasan kaos biru muda polos.

Hari ini mereka akan mengikuti kelas memasak, jadi baju yang dipilih harus nyaman buat anak-anak agar bisa banyak bergerak.

Baru saja mama Alina mendudukkan duo krucil di kasur untuk mwnyisir rambutnya, ponselnya berbunyi. Segera dia mengambil ponselnya. Om damar video call. Alina menerima panggilannya dan mengarahkan kamera ke duo keucil yang masih belum disisir dan pakai bedak.

Alina mengarahkan kamera depannya ke dua krucil. Jangan sampai dirinya ikut tertangkap kamera. Penampilannya suda tidak bisa dijelaskan lagi. Acak-acakan, rambut berantakan dan baju yang basah disana sini karena memandikan anak ternyata tidak segampang yang Alina pikirkan.

"Halo kiddos. Kalian sudah bangun?" Om Damar menyapa disebrang sana. Seperinya dia juga baru selesai mandi.

"Sudaah!" Jawab duo krucil kompak.

"Sudah mandi?"

"Sudah!"

"Pinternya anak papa."

"Anak mama juga dong, pa!" Disya menyaut. Ada sedikit rasa bahagia bisa diakui mama oleh Disya Deno. Alina merasa berbunga.

"Oh iya, papa lupa."

"Pa, tadi malam mama tidur di kamar aku dan Disya." Sekarang Deno.

"Iya, kemaren mama bilang ke papa."

"Pa, kenapa mama enggak tidur sama papa aja sih?"

"Apa, nak?!"

"Papa sama mama itu lho kok enggak tidur sama-sama?" Deno mengulangi pertanyaannya.

"Mama kan punya rumah sayang. Mama juga harus belajar buat sekolahnya. Yha sudah papa tutup dulu yha."
.
.
.
Setelah menyelesaikan ritual emak-emaknya di rumah om Damar, Alina segera menuju kafe milik Rama bersama duo krucil. Sedang Ale dan Dendi dijemput mamanya Alina untuk dibawa ke rumah Alina.

Awalnya Alina ingin berangkat tanpa supir, tapi setelah dia mengingat kejadian rusuh saat memandikan tadi Alina lebih memilih menggunakan supir. Alina takut konsentrasinya terpecah kalau menyetir sendiri.

Sesampainya di kafe Disya Deno langsung menempati meja masaknya. Sedang Alina masih menyapa Rama.

"Kamu bawa anak-anak? Keponakan kamu?"

"Bukan ponakan sih Ram."

"Terus?"

"Anaknya mas Damar."

"Hah?"

"Iya, mas Damar itu udah punya anak."

"Kamu beneran Na? Dua-duanya anak mas Damar?"

"Iya Ram."

"Jadi dia itu beneran Duda? Aku dibilangin Mita sih kalau dia duda, tapi aku pikir gak serius."

"Serius kali Ram."

"Kamu? Udah jadi mama dua anak dong?"

"Siapa bilang dua. Tiga malahan."

"Tiga? Kamu pacaran sama duda beranak tiga?"

"Aneh yha Ram?"

"Enggak kok, salut aja Na."

"Salut apa ngeledek?"

"Salut. Udah ah sana gabung sama anak-anak kamu lagi. Eh, itu anak kamu sama sapa?"

Alina melihat ada perempuan dewasa, cantik, dan modis menghampiri mereka. Siapa dia? Jangan-jangan dia akan menculik Disya Deno? Tapi kenapa Disya Deno terlihat akrab?

Alina langsung menghapiri meja Disya Deno.

"Hai sayang." Sapa Alina untuk memarik perhatian tiga manusia yang sedang banyak bicara.

"Mama Alina! Kenalin ini tante Erika. Adiknya mama Erisa, mama aku yang sudah di surga." Deno memperkenalkan tantenya.

"Mama?" Perempuan yang disebut Erika itu memandang aneh Alina.

"Iya. Ini pacar papa aku tante!" Sahut Disya heboh sambil meloncat-loncat.

"Calon mama kamu itu tante Erika,sayang. Bukan dia."

Terimakasih sudah baca dan Vote yhaa

See you soon (amin)
And
Babay

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Kde žijí příběhy. Začni objevovat