Part 15.1

10.9K 642 16
                                    

Selamat pagii..

Alina datang kembali, kali ini aku publis sebagian dulu yhaaaa.. Biar gak terlalu lama istirahat.

Oh yha aku mau minta tolong nih
Tolong sentuh atau klik gambar bintang dong.
.Terimakasih.

Oke, selamat membaca yhaaa

Maaf kalau sedikit 😊

Sebulan sudah aku bertunangan dengan om duda. Duo krucil itu denganbsenang hati memasangkan cincin dijari manisku. Awalnya memang om Damar yang akan memasangkan, tapi duo krucil Disya dan Deno ternyata lebih heboh. Mereka berdua kekeh ingin memasangkan cincin ke jari manisku. Alhasil om Damar mundur. Kalah denhan kuasa tak terelakkan dari anaknya.

Aku hanya tertawa melihat ekspresi om duda. Dia cemberut dan semakin membuatku terkikik.

"Tertawa aja terus." Rengeknya saat acara sudah sampai di makan bersama.

"Abis mas lucu banget." Ini sengaja sih yha aku masih panggil dia pakek panggilan mas, bukan om. Seenggaknya api yang ada di otaknya enggak bertambah lagi lah.

Aku meraih tangan kanannya lalu membuka telapaknya. Dengan sedikit terkikik aku melepas cincin pertungannku dan meletakkannya di telapak tangan om duda.

Dahi om berkerut. Bingung mungkin.

"Nih, Mas Damar sekarang pakein lagi. Masa iya aku tungannya sama Mas Damar, tapi yang masangin Deno Disya. Yha kali aku tunanga sama Deno."

Terus dengan wajah berbinar dia memasangkan cincin itu lagi di jari manisku.

Jangan tanya sikap om duda setelah kami bertunangan. Sikapnya semakin sok kuasa, sok tua, sok tau, dan masih banyak lagi sok yang lain.

Dengan gaya otoriternya, dia seenak jidat membuatkanku jadwal harian. Jadwal kapan untuk bangun tidur dan kapan untuk tidur kembali. Makanan juga dia udah banyak atur. Om duda membelikanku vitamin untuk daya tubuh, susu agar aku tetap sehat, buah-buahan segar setiap dua hari sekali dan terkadang dia juga memasak untukku.

Melihat perlakuan om duda ke aku, mama papa jadi semakin sayang sama om. Om duda mendapat kepercayaan untuk selalu menjaga dan mengkontrol aku dari acara-acaraku dengan teman-teman yang menurutnya sangat tidak beemanfaat.

Seperti saat ini, om duda lagi asyik tiduran di tempat tidurku. Dia asik memainkan ponselnya. Sedangkan aku sudah empat jam lebih duduk pasrah di meja belajar. Om duda memaksaku untuk lebih giat belajar, alasannya besok aku ada ujian untuk kelulusan.

Bukannya aku merengek manja karna aku seorang pemalas yha. Aku sadar kalau aku harus lebih giat belajar, hanya saja cara om duda mendorongku untuk lebih giat belajar itu sangat menjengkelkan.

"Lima menit lagi waktu ngerjakannya udah abis, Alina." Om duda memperingatiku.

Setelah memberiku soal latihan, om duda akan  mengkoreksi dan berkomentar panjang lebar atas hasil kerjaku.

"Udah selese om." Biar aku buktikan kalau aku juga bisa ngerjain soal-soal ini sebelum waktu yang om tentuin ke aku.

"Panggilannya Alinaa.." aku lupa kalau si om duda ini minta dipanggil Mas. Mungkin dia merasa tua kalau aku panggil om, atau bahlan merasa seperti berita-berita di instagram. Om-om beristri yang punya selingkuhan anak SMA (upsss!!). Lagi laris kan yha berita itu?

"Iya, mas Damar!" Jawabku dengan malas dan mata berputar.

"Bawa sini sayang, saya mau koreksi hasilnya." Meskipun dia panggi aku sayang, tapi tetep lho dia manggil dirinya pakek saya. Kaku banget lah.

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant