Part 19.1

9.5K 657 34
                                    

Haiii Alina kembali

Selamat kembali ke rutinitas yha buat kalian yg udah balik dr cuti!!

Buat yg lagi sekolah, selamat liburan. Masih lama yha liburnya?

Okeee biar tambah semangat langsung aja baca Alina part 19.1

Semiga kalian suka yhaaaaa
.

.

.

Hari ujian masuk kuliah Alina sudah berlalu. Alina sudah lebih santai dari sebelumnya. Waktu Alina hanya dihabiskan untuk belajar. Anak-anaknya hanya beekomunilasi dengan dirinya lewat panggilan video. Alina sudah kangen banget. Apalagi dengan Disya Deno.

Alina juga sudah berlapang dada, menerima bahwa teman-teman SMAnya sudah tau hubungannya dengan Damar. Toh, banyak teman-temannya yang kuliah di luar negeri. Alina merasa lebih aman dari nyinyiran teman-temannya.

Sekarang Alina sedang bergelung di kamar Disya Deno. Dari pagi mereka bertiga sudah menghabiskan waktu dengan bergelung di kasur dan bercerita banyak hal. Alina ada ditengah dan Disya Deno ada disamping kanan-kirinya untuk memeluk mama Alina. Sesekali Alina mengelus kepala mereka, mencubit gemas pipi gembul duo krucil, dan menepuk-nepuk sayang punggung mereka. Alina suka sekali menghabiskan waktu dengan anak-anak om duda, tapi kali ini Dendi harus absen karena dia sedang main bersama Ale dan teman-teman yang lain di rumah Ale yang juga rumah Alina.

"Ma, temen aku tuh kalau panggil mamanya pakek mami." Disya sambil memainkan rambut panjang Alina yang sudah diwarnai coklat tua. Sudah lulus SMA, sudah boleh kan cat rambut?

"Oh yha?" Alina sedikt mengangkat kepalanya agar bisa melihat wajah Disya.

"Disya pengen panggil mama jadi mami. Mami Alina! Gitu kan bagus yha mah?"

Alina terkekeh mendengar cerita Disya. Baginya dipanggil apapun sudah membuat Alina senang. Alina merasa disayangi anak-anak om Damar dengan tulus. "Hihihi aku juga mau panggil mami Alina."

"Deno juga mau?" Deno yang sedari tadi mencoba teknik mengelabang tambut Alina yang ada disisi kiri dada Alina menoleh. Kemudian ikut terkekeh menirukan gaya Alina.

"Iya mami!!"

"Mami!!" Disya tidak mau kalah.

"Iya deh panggilnya mami aja. Lebih keren. Lha tapi manggil papanya tetep papa?" Alina tiba-tiba memikirkan nasip panggilan Damar. Apa mau dia diganti panggilannya? Alina curiga Damar akan marah dengan keputusan mengganti panggilan untuk om duda yang sudah tua itu.

"Tetep aja deh Mi, papa mana mau dipanggil papi. Nanti marah, aku takut." Ternyata batin Alina disetujui Disya, anak perempuan satu-satunya Damar.

"Emang papa pernah marah Sya?" Alina penasaran dong, pernah enggak Damar itu marah ke anak-anaknya. Karena setau Alina, Damar tidak pernah marah pada anak-anaknya dan selalu sabar menanggapi tingkah trio krucil. Yha meskipun pada hal-hal tertentu Damar selalu bertingkah over protective dan tegas.

"Pernah, marah sama mami. Aku pernah denger waktu papa marahin mami. Iya kan kak?"

"Iya mi. Gini nih ngomongnya. Alina! Awas kamu kalau pulang les sama temen kamu. Tunggu bentar biar aku jemput. Itu lagian temen kamu enggak tau kalau kamu udah punya tunangan?"

"Hah? Kalian denger?" Iiiih, ini pasti karna Damar tidak bisa mengontrol suaranya.

"Iya, kan papa ngomongnya sama teriak-teriak mah!" Tuhkan om dudaaa!

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Where stories live. Discover now