Part 10

14.8K 831 25
                                    

Haii, Part 10 sudah datang, semoga kalian suka yha..

Yha udah kalau gitu silahkan dibaca.

.

.

Duda juha bisa jadi pacar anak SMA

.

.

Tadi pagi trio krucil datang kerumahku untuk sarapan dan pergi ke sekolah bersama. Mereka bertiga datang dengan dua paper bag titipan om duda. Satu paper bag berisi satu kotak besar spageti oglio olio untuk sarapan bersama di rumahku dan satu paper bag lagi berisi satu kotak sedang Oglio Olio untuk bekalku ke sekolah. Kata mereka, spageti ini khusus dibuat papanya karna aku sangat suka spageti.  Memangnya om duda bisa masak? Tunggu! Bagaimana dia tau kalau spageti makanan kesukaanku?

Kata trio krucil itu juga, hari ini om duda tidak bisa mengantar mereka ke rumahku karna dia harus berangkat kerja pagi-pagi. Terus kalau dia memang sesibuk itu, kenapa dia sempat buatin aku spageti? Dasar aneh.

Atau mungkin ini cara om duda meminta maaf? Dia pasti ngerasa bersalah setelah mengataiku bodoh kemaren. Tapi apa mungkin om duda mau minta maaf? Kalau dilihat tipenya sih enggak mungkin yha. Kan setiap dia ketemu aku bawaannya suka ngomeeel aja. Sensi gitu.

Oke, kembali ke spageti buatan om duda. Rasanya enak. Ada potongan besar dada ayam, sosis jumbo yang diiris bulat, dan daun seledri yang dicincang halus. Enak juga masakannya.

Sesuai permintaan om duda, spagetinya aku makan waktu istirahat. Mita yang makan semeja denganku di kantin terus tertawa dan meledekku karna bekal yang dibuatkan om duda.

"Katanya gak akur, tapi kok dibuatin bekel buat ke sekolah?"

"Yaelah, beneran gak akur kok. Malah kemaren tuh dia sempet bilang kalau aku bodoh. Yha aku gak terima dong, enak aja."

"Yha kali kamu emang gak paham maksud dia."jawabnya sambil terkekeh geli.

"Huhhh!! Kok jadi bela dia sih Mit?" Sebal.

"Udah ah, abisin tuh bekel dari om-, om siapa namanya Na? Kok aku jadi lupa namanya. Kamu sih keseringan manggil dia om duda."

"Damar, namanya Damar."

"Eeiit, lagi ngomoning apa guys? Kok aku denger nama mas Damar yha?"

Kami mendongak. Ternyata  Zoya berdiri di sebelah meja kami. Terus ngapain dia nyaut masaah om duda? Terus dia panggil apa? Mas Damar? Sok kenal.

Eh tunggu, bukannya emang aku yang ngenalin? Kan waktu itu si om ngakunya jadi pacar aku.

"Kok kenal Damar Zo?" kini Mita yang bertanya.

"Waktu itu kan aku sempet dikenalin Mit. Ganteng banget yha mas Damar. Kalau kamu udah bosen, boleh lho Na, kamu lempar ke aku. Aku bakal terima dia dengan cinta yang luas kok."

Sialan.

Pulang sekolah kali ini aku bisa ternyenyum lebar. Karna hari ini bukan om duda yang menjemput. Kali ini yang menjemput aku Rama. Asik.

Sebenarnya sih om duda udah berpesan ke sopirnya untuk menjemputku waktu pulang sekolah. Tapi aku menolaknya saat pak supir tadi menanyakan jam pulang sekolahku. Aku bilang kalau hari ini aku akan pulang dengan temanku saja. Untung aja pam supir itu langsung mengangguk.

Rama sudah melambaikan tangan saat aku mulai mendekati area parkir. Tadi sebelumnya kami sudah saling bertukar foto, takut kalau bakal salah orang. Alhasil, kami sudah saling mengenal waktu bertemu kan?

Alamak, berasa kopi darat nih.

Rama sangat terlihat muda dan modis. Menggunakan celana jins dan kemeja slim fit hitam dengan satu kancing teratas terbuka. Rambutnya terlihat fresh dengan pomate yang dia pakai. Modelnya dibuat sedikit dibuat berantakan, menambah kesan macho pada penampilannya. Badannya? Cukup atletis tapi tidak over. Sangat sesuai dengan posturnya. Oh, sungguh ciptaan Tuhan yang memanjakan mata.

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Where stories live. Discover now