Part 21.1

8.7K 623 41
                                    

Haiii Alina datang lagii

Semoga kalian suka yhaa

Oh yah sory kalau selama membaca ada banyak typo atau keganjialan. Nanti bakal aku revisi tapi nunggu ini tamat. Biar sekalian editnya. Wkwkwkwk.

Yhaudah kalau gitu

Selamat membacaa!!

Part 21.1

"Bunda!" Alina memekik ketika turun dari mobil Daren. Sesudah kelas terakhir tadi, Alina dan Daren langsung meluncur ke rumah Daren. Alina berlari cepat kearah Bunda. Lalu dengan sigap Bunda menyambut Alina dengan pelukam hangat.

Sudah lama sekali Alina tidak berkunjung ke rumah dengan luas lebih dari dua hektar ini. Yah, jangan ragukan kemampuan ekonomi keluarga Daren. Orang tua Daren adalah importir utama atas salah satu merk mobil yang belkeliaran di jalanan Indonesia. Meskipun demikian, Bunda Daren bukanlah anggota sosiallita yang haus akan kemewahan. Bunda adalah wanita sederhana dengan gelar Phd dibidang manajemen dibelakang namanya.

"Alina! Yha ampun Bunda kangen banget sama Alina. Uuh, tambah cantik. Daren kenapa sih enggak pacarin Alina aja." Bunda Laras sangat antusias melihat Alina keluar dari mobil Daren. Bahkan khusus hari ini, bunda sengaja duduk di teras depan agar lebih cepat bertemu dengan Alina.

"Bund, dia udah mau nikah tuh!" Daren menyusul di belakang Alina.

"Hah? Beneran Na?" Bunda Laras melepas pelukannya. Lalu menatap wajah Alina dengan penasaran.

"Enggak buru-buru kok Bund." Jawab Alina dengan cengengesan.

"Kemaren udah pilih gedung Bund, udah sewa WO juga." Sahut Daren lagi.

"Hah? Kok keburu sih sayang? Padahal Bunda mau jodohin kamu sama Daren." Bunda kecewa. Padahal rencana besar Bunda Laras adalah menjodohkan anak bandelnya dengan Alina. Baginya hanya Alina lah yang bisa mencintai anak bandelnya tanpa embel-embel kekayaan. Bahkan alasan Bunda Laras tidak menyetujui Daren kuliah di luar negeri adalah misi perjodohan ini.

"Mana mau Daren sama aku Bund. Pacarnya Daren itu cantik-cantik Bund. Standar model lah Bund. Aku mah apa, lewat deh."Alina kembali terkikik.

"Iih, bunda mah geli kalau ketemu pacarnga Daren. Bajunya itu lho kurang bahan semua. Bunda sih suka tawarin mereka baju Bunda. Eh mereka enggak mau. Yha udah. Padahal Bunda kasian banget sama mereka. Beli baju aja gak bisa." Bunda menarik Alina ke dalam rumah. Menggiring ke ruang keluarga yang ada di lantai dua. Tidak cukup lama menuju ruangan itu karena Bunda mengajak Alina dan Daren menggunakn lift. Bunda sudah tidak sabar ingin berbagi cerita dengan Alina.

"Beneran Bunda tawarin gitu?" Alina sungguh penasaran. Bagaimana mungkin Bunda bersikap begitu?

"Yha mana mau Jeje ditawarin Bunda baju Bunda. Yha kali dia keliatan lebih tua dari Bunda." Daren mendengus. Merasa selalu dipojokkan kalau sudah berbicara tentang Jeje.

"Udah deh gak usah diomongin. Itu tadi beneran kamu mau nikah?" Bunda masih penasaran.

"Iya Bund. Mas Damar yang kepingin dicepetin. Aku sih nyantai aja, pengennya nunggu lulus kuliah."

"Mas Damar itu calon suami kamu?"

"Iya Bund. Namanya Mas Damar. Dia kerja di Aero Motor International Bund. Itu masih punya Bunda kan yha?"

"Hah? Damar yang itu? Itu udah punya anak tiga lho Na. Kamu kok bisa sama Damar? Bunda masih punya saham disama sih, tapi bukan mayoritas. Saham mayoritasnya dipegang kakaknya Dady."

Stepmother Wannabe (Miss Nyinyir)Место, где живут истории. Откройте их для себя