I... Alpha

15.7K 897 17
                                    

Seorang lelaki sedang memandangi dedaunan yang rontok dari ranting pohon. Musim gugur telah tiba. Jalanan dipenuhi oleh ribuan bahkan mungkin ratusan ribu daun dengan bermacam warna.

Mata biru lautnya mengikuti arah gerak terbangnya kumpulan dedaunan yang tersapu oleh angin.

Sesekali ia mengembuskan napas. Sudah hampir tiga puluh menit, ia berdiri di halaman belakang ruang kerjanya. Hidupnya membosankan dan kesepian.

Ia melirik jam tangan yang bertengger manis ditangan kirinya. Sekali lagi, ia mengembuskan napas. Ia mulai menyeret kakinya memasuki ruang kerjanya. Banyak pekerjaan yang harus segera ia selesaikan.

Baru saja ia membuka pintu, ia melihat penampakan yang selalu membuat ia lebih baik mati sekarang juga. Ia sudah tersiksa selama ratusan tahun ini. Sampai kapan ia harus merasakan sakit, tapi tak berdarah seperti ini. Sampai kapan?

"Alpha," pekik seorang lelaki yang ada di dalam ruangan. Seorang wanita yang ada di depan lelaki itu gelagapan. Mereka telah tertangkap basah oleh sang Alpha.

Lelaki yang dipanggil Alpha ini memelotot tajam, ia masih setia berdiri di depan pintu menuju halaman belakang.

"Sorry, Alpha." Lelaki yang tadi tertangkap basah, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Wanita yang tadi bersamanya, telah pamit dan keluar dari ruang kerja sang Alpha.

Lelaki bermata biru itu berjalan, masih mempertahankan tatapan tajamnya dan wajah marahnya. Karena ia memang sangat marah. Ia berdiri tepat di depan lelaki yang tengah menunduk.

"Kau kebiasaan! Saya tahu, kau memang sengaja mengejek saya." Suara Alpha tonenya terdengar menggelegar. Namun, tidak membuat lelaki di depannya ini takut. Justru lelaki berambut hitam itu menyengir lebar.

"Saya tidak mengejek Anda. Saya memang tidak bisa menahannya saja. Percayalah pada saya, Alpha. Jika Anda, telah menemukan mate Anda. Anda pasti juga akan seperti saya." Lelaki berambut hitam itu tangannya membentuk huruf V --tanda damai.

Lelaki bermata biru yang merupakan Alpha dari Redwood Pack, menatapnya tajam seolah dari tatapan matanya saja bisa membunuh orang yang ada di depannya.

Redwood Pack merupakan Pack tertua dan keturunan werewolf pertama. Di Pack ini tempat berkumpulnya werewolf yang terkenal akan kekuatannya, dapat dengan mudah memisahkan kepala dari badan. Pada siapa pun, terutama musuh mereka.

"Kalau kau bukan Beta. Saya sudah membunuh kau sejak lama," geram Orlan. Ya, namanya Orlando Arsenio Raymond. Sang Alpha yang terkenal berhati dingin. Belum ada yang bisa mencairkan kutub es yang ada di dalam hatinya. Selain, kedua orang tua dan adiknya.

Orlan duduk di sofa. Ia langsung menemukan sebuah kertas yang membuatnya tertarik untuk membacanya.

Dafa tersenyum kecut. Padahal kali ini memang tidak sengaja, ia sudah lama tidak bertemu dengan mate-nya. Makanya, ia mencium mate-nya di sini, di ruang kerja Alpha-nya.

"Apa ini?"

Dafa terkejut mendengar suara Alpha-nya yang masih dalam keadaan marah. Membuat gendang telinganya hampir pecah. Dafa melihat ke arah Alpha-nya, terlihat wajahnya bingung dengan kening yang berkerut, sembari memegang kertas yang tadi ia bawa dan taruh di atas meja. Dafa duduk di depan Orlan.

"Itu kertas ramalan yang saya dapatkan dari Alpha Revazio." Dafa menjelaskan. "Lihat Alpha, saya semakin yakin, kalau nama Anda yang tertulis diramalan itu," ucap Dafa penuh keseriusan. Ia memang selalu membicarakan tentang ramalan penyihir tahun 1150. Dafa sampai berkelana ke sana kemari, hanya untuk mendapatkan kertas ramalan. Sampai ia hampir di usir dari Pack, karena sering melalaikan tugasnya sebagai Beta.

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu