XXIV... I Will Do

3.8K 333 10
                                    

Matahari terbangun dari tidurnya. Menggantikan sang rembulan yang telah kembali memasang selimut di atas peraduannya.

Pagi yang cerah, secerah wajah sepasang kekasih yang sedang dilanda asmara.

"Nanti aku akan ke cafe." Orlan mengelus lembut rambut Noura.

Noura mengerutkan kening. "Maksudnya, kamu akan bolos kerja lagi?"

Orlan terkekek kecil. "Arva sudah menunggu di dalam." Noura menoleh ke belakang, benar saja, Arva sedang senyum-senyum tidak jelas memandangi mereka berdua.

"Menakutkan." Noura bergidik ngeri, pastinya nanti Arva akan menggoda dirinya. Orlan tersenyum.

"Aku pergi dulu." Orlan mengecup bibir Noura secepat kilat. Sampai Noura tersontak kaget.

"Orlan!" teriak Noura, wajahnya merona. Orlan sudah berada di dalam mobil, tertawa. Lelaki itu melambaikan tangannya, mengemudikkan mobilnya meninggalkan halaman cafe.

*****

"Oh, lihatlah. Pagi-pagi sudah merusak pemandangan dan membuatku iri." Arva tertawa melihat Noura yang mengerucutkan bibirnya, kesal dengan Orlan.

Noura duduk di sebelah Arva. "Bukankah, kamu akan menikah?"

"Kenapa, iri?"

Noura mendelik. "Aku senang sekali. Akhirnya kalian berdua akan menikah." Noura menatap Arva penuh tanya. "Katakan padaku, apa alasan kalian tidak kunjung menikah? Kamu sudah berjanji padaku, akan memberitahukan alasannya."

Arva menaruh jarinya di dagu, seperti sedang berpikir. Noura memutar bola matanya kesal. Arva ini suka sekali membuatnya penasaran.

"Kamu sungguh ingin tahu?"

Noura mengangguk antusias.

Arva menarik napas. "Aku menunggu Kak Orlan sampai mendapatkan mate." Arva menatap Noura dalam. "Awalnya aku ingin menikah, bila Kak Orlan sudah menikah. Tapi sepertinya masih sangat lama." Arva terkekeh. "Jadi, ya, akhirnya aku memutuskan untuk menikah dengan Kak Leon."

Noura tergugu, saat mendengar alasan Arva. Apalagi saat mendengar penuturan Arva yang niatnya akan menikah, setelah Orlan menikah. Jujur saja, ia belum kepikiran sampai ke sana. Orlan pun tidak pernah membicarakan tentang pernikahan. Bukannya ia berharap Orlan akan mengajaknya menikah. Sekarang prioritas dirinya dan Orlan ialah, menyelesaikan semua masalah yang terjadi pada bangsa vampire dan bangsa werewolf. Mungkin, hubungan mereka berdua menjadi prioritas terakhir.

Noura pun tidak yakin dengan dirinya sendiri. Ia banyak sekali menyimpan rahasia. Terutama tentang identitas dirinya, yang juga sampai sekarang tidak ia ketahui, apa alasan yang mendasari ia harus berpura-pura. Ia hanya bisa menunggu. Tapi tidak dimungkiri, suatu saat nanti, jika ia sudah tidak tahan, ia akan memberontak dengan cara apa pun. Jikalau Raja Carlen tidak kunjung mengatakan yang sebenarnya padanya, ia akan mencari tahunya sendiri. Walaupun harus mempertaruhkan nyawanya.

"Aku ...." Noura tidak tahu apa yang harus ia katakan tentang hubungannya dengan Orlan.

"Aku paham." Arva memegang erat tangan Noura, tersenyum. "Pokoknya, kamu harus datang saat aku menikah nanti, aku pun akan melakukannya." Noura mengangguk.


➡️➡️➡️


Hutan Hamakua diapit oleh dua gunung berapi yaitu, Gunung Mauna Kea dan Kohala. Juga di sekitaran hutan terdapat air terjun.

Kerajaan Hamakua berada tepat di dalam Hutan Hamakua. Tidak seperti Kerajaan Appalachia yang berada di atas pegunungan.

Kerajaan Hamakua tidak menerima kehadiran teknologi. Sistem pemerintahannya hampir sama dengan yang berlaku di Kerajaan Appalachia.

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now