XXVIII... One Day

3.3K 303 6
                                    

Orlan menghela napas lega. Tersenyum melihat Arva yang terlihat bahagia. Adik kecilnya sekarang sudah milik orang lain. Ya, walaupun itu Leon, sahabatnya sendiri. Mendengar Leon yang lantang dan lancar dalam mengucapkan janji pernikahan, membuat jantungnya berdebar, ia tidak membayangkan dirinya suatu saat nanti juga akan melakukan hal seperti itu.

Bayangkan saja, umurnya sekarang 449 tahun. Orlan saat itu sudah pasrah, bila ia memang ditakdirkan tidak memiliki mate. Mungkin hidup sendirian lebih menyenangkan.

Namun, setelah ia bertemu dengan Noura. Presepsi hidup sendirian lebih menyenangkan itu sirna seketika. Dahulu pikiran untuk hidup bersama mate, hanyalah sekadar impian. Sekarang tidak lagi, Noura adalah masa depannya yang harus ia jaga dan lindungi.

Menikah? Sebenarnya, Orlan ingin mengajak Noura menikah. Tapi situasi tidak memungkinkan. Permasalahan yang terjadi pada bangsa werewolf dan vampire belum selesai. Sial. Kenapa permasalahan ini muncul, disaat dirinya sudah menemukan mate? Kenapa gak dari dulu?

"Alpha." Orlan tersontak, ia menoleh mendapati Dafa dan Luluna tersenyum padanya. Dua pasangan ini, selalu membuatnya jantungan, suka sekali mengejutkan dirinya.

"Apa?" ketus Orlan.

"Maaf. Lagian Alpha dari tadi melamun terus." Dafa dan Luluna mengambil tempat duduk di kursi kosong samping Orlan.

Orlan mendengus. Ya, bagaimana tidak? Semuanya bergandengan, ia sendirian. Situasi seperti ini memang sudah ia rasakan selama 449 tahun. Dan meskipun sekarang sudah bertemu mate pun, ia tidak bisa menggandeng mate-nya. Takdir hidupnya memang menyedihkan.

"Alpha." Dafa memanggil.

Orlan melirik. "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" geram Orlan.

Dafa menyengir. "Itu ... Putri Noura dan Pangeran Vander sudah datang." Dafa menunjuk ke arah pintu masuk.

Orlan menoleh. Lalu kembali mengalihkan wajahnya, lebih baik ia melihat makanan dan minuman yang ada di atas meja. Daripada melihat Noura digandeng pria lain, ya walaupun itu Pangeran Vander.

*****


Acara pernikahan dilangsungkan di Tongass Pack.

Noura dan Vander memberikan ucapan selamat pada pasangan yang baru sah menjadi suami istri beberapa menit yang lalu. Dilanjutkan dengan Noura yang ditahan oleh Arva. Dan Leon mengajak Vander mengobrol.

Jorge dan Garnet yang melihat dari kejauhan, kasihan pada anak sulung mereka yang manyun-manyun duduk di kursi, ditemani oleh Dafa dan Luluna. Mereka berdua juga ingin berbincang dengan Noura, tapi ada Pangeran Vander. Mereka takut nanti Pangeran Vander akan curiga, padahal keduanya ingin menanyakan kabar Noura yang juga kelak akan menjadi menantu mereka.

"Mulai hari ini kamu akan tinggal di sini?" Noura menerima potongan kue black forest, Arva yang membuat khusus untuk dirinya.

"Iya." Arva merapikan rambut Noura yang sedikit berantakan, tinggi mereka sama, meskipun sekarang Arva sedikit lebih tinggi karena memakai high heels. "Kita jadi sulit untuk bertemu."

Noura mengangguk, wajahnya murung.

Arva menatap Noura. "Luluna sudah setuju, jadi mulai besok dia akan ke cafe."

Noura mengembuskan napas. "Mulai besok aku akan kembali terkurung di istana." Ia mengelap tangannya dengan tisu. "Tidak apa. Aku jadi bisa lebih fokus pada kasus yang tidak kunjung menemukan titik temu ini."

Arva memandangi wajah Noura yang murung. Memang berkat bertemu dengannya, Noura tidak lagi bosan dan kesepian di dalam istana. Ya, mau bagaimana lagi, ia sudah menikah dengan Leon. "Kamu kenal dengan Luluna, bukan?" Noura mengangguk. "Datang saja."

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang