XXXII... Memories (Versi Revisi)

3.3K 301 10
                                    

Aku minta maaf. Sudah lama nggak update cerita ini :(

Mulai bab ini dan seterusnya, Noura memakai nama aslinya. Ingat nama aslinya itu Lucia. Semoga nanti tidak ada yang bingung.

💧

Butiran putih berjatuhan dari langit, menutupi dedaunan, tanah, dan rumah-rumah. Musim salju telah datang. Sebagian penghuni bumi menyambut musim salju dengan sukacita.

Tidak terkecuali penghuni istana, yang dihuni oleh kalangan vampir yang bersembunyi dari jangkauan manusia.

Suara tangisan bayi memenuhi segala penjuru istana. Telah lahir ke dunia, dua tuan putri kembar yang diberi nama Lucia Alberta Walton dan Noura Lorena Walton. Warga vampir dari Kerajaan Appalachia merasakan euforia kebahagiaan yang dirasakan oleh raja dan ratu mereka.

Alison dan Cassie tidak henti-hentinya tersenyum memandangi kedua anak mereka yang tertidur di atas ranjang. Carlen bahagia diberi adik sekaligus dua, di usianya yang sudah lumayan tua.

Di balik tirai, wanita berambut putih dengan iris mata berwarna ungu mengulum senyuman.

Hari selanjutnya. Aldwin, Janneva, dan kedua putra mereka. Lalu Theresa dan Nancy datang berkunjung.

Alison dan Aldwin mengobrol di luar kamar bayi.

"Cantik sekali, aku jadi ingin memiliki anak perempuan." Janneva menimang Noura, sedangkan Theresa menimang Lucia.

"Aku tidak ingin punya adik perempuan, pasti akan berisik seperti Nancy," kata Darren menggeleng seraya menatap Nancy sinis.

Nancy memelototi Darren. "Aku tidak berisik. Kamu yang berisik tahu!" Nancy membuang muka dan mencolek-colek pipi Lucia yang sedang dalam timangan mamanya. "Asik, aku sekarang punya teman perempuan. Nanti aku akan ajak mereka bermain di sungai untuk menangkap ikan." Nancy berjingkrak-jingkrak kesenangan.

"Jangan berisik, Nancy. Noura sedang tertidur." Vander berkata pelan, dia memandangi wajah Noura bayi yang ada dalam gendongan mamanya.

"Cassie, siapa di antara mereka yang merupakan half blood?" Janneva bertanya. Sebelumnya dia menyuruh anak-anak untuk ke luar dari kamar. Sekarang di kamar hanya ada dia, Cassie, dan Theresa.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya Lucia," jawab Cassie, dia memegang tangan mungil Lucia. "Dia yang memiliki aura kuat."

"Benar. Aku dapat merasakannya." Theresa membenarkan.

Janneva menghela napas panjang. "Hati-hati Cassie, akhir-akhir ini Ferin sangat gencar membujukku agar membiarkan Darren dibawa olehnya. Jangan sampai dia tahu mengenai ini."

"Suamiku itu memang terobsesi dengan ilmu sihir." Theresa tersenyum pilu, membayangkan masa remaja Darren dan Lucia yang mungkin akan direnggut oleh suaminya.

**

Setelah selesai memandikan kedua anak kembarnya dengan dibantu oleh temannya. Cassie duduk di tepi ranjang, mengelusi pipi Lucia dan Noura yang tersenyum padanya. Dia menatap mata Lucia dan tiba-tiba bayangan masa depan tampak saling bertubrukan satu sama lain. Dia berdiri dengan tangan yang menutup mulutnya. Dia syok luar biasa.

"Anda kenapa Yang Mulia?" Wanita berambut putih itu bertanya khawatir. "Apa terjadi sesuatu?" Dia melihat kedua putri kembar yang sedang menatap keduanya bingung.

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now