XXXV... Now You Know

3.5K 342 19
                                    

Mereka sedang berdiri menunggu seseorang yang sebentar lagi akan datang, mungkin akan menjadi penghuni baru pack ini.

Kabut putih pekat menyelubungi ruangan ini, sepersekian detik menghilang berganti dengan cahaya terang yang sangat menyilaukan mata. Membuat siapa saja yang melihat pasti segera menutup mata.

Cahaya itu, sudah lama sekali mereka tidak pernah lihat, semenjak bangsa penyihir menghilang entah ke mana.

Cahaya menyilaukan itu semakin lama semakin memudar, dan memperlihatkan siapa yang berada di baliknya atau siapa yang mempunyai ilmu sihir tersebut.

Itu sihir milik Darren, menggunakan portal untuk menuju ke Redwood Pack. Karena tidak memungkinkan menggunakan mobil atau berubah menjadi kelelawar, karena sihir yang dimiliki Lucia belum terdeteksi memiliki kekuatan apa saja.

Lucia dan Darren berjalan menuju Orlan, Garnett, Jorge, Dafa, dan Devin yang melongo antara kagum, terkejut, syok, dan gak habis pikir. Sampai keduanya berada di depan kelima werewolf itu, mereka belum ada yang dapat mengucapkan sepatah kata pun.

"Orlan." Lucia menyapa dan tersenyum manis.

Orlan mengerjapkan mata beberapa kali, kenapa Lucia terlihat semakin cantik saja? Di dalam sana Jay mendengus kasar dan mencibir. Wolf-nya itu masih sering mengatainya munafik. Orlan membalas tersenyum, tanpa perlu menjawab sapaan Lucia, ia segera membawa Lucia dalam pelukannya. Ini yang ingin ia lakukan dari kemarin, kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi.

Lucia membalas pelukan Orlan. Mereka saling berpelukan tanpa peduli dengan sekeliling. Mereka sedang menumpahkan perasaan rindu yang dipendam selama ini.

Garnett menatap Jorge sendu, ia jadi teringat pada masa muda dahulu.

Darren tersenyum pedih. Penyesalannya semakin bertambah besar. Kenapa dahulu ia memutuskan tidak akan pernah lagi datang ke Kerajaan Appalachia? Jika ia tetap berada di sana, mungkin ia bisa tahu kebenarannya lebih dulu dan berusaha membuat Lucia mencintainya. Ia akan memastikan Lucia menjadi miliknya. Sekarang bagaimana? Tidak mungkin ia merebut Lucia dari Orlan. Dengan melihat pemandangan seperti ini saja, ia sudah tahu. Tidak ada kesempatan untuknya merebut dan memiliki Lucia.

***


Dihadapan puluhan werewolf yang berdiri di depan mansion, menuntut penjelasan tentang foto yang beredar yang memperlihatkan Alpha mereka dengan Putri Lucia dari bangsa vampire.

Warga pack heboh dan syok, melihat Orlan dan Lucia berdiri seraya bergandengan tangan. Mereka tidak sanggup mengeluarkan suara hanya untuk sekadar bertanya, padahal tadi banyak sekali pertanyaan yang ingin mereka utarakan.

"Seperti yang kalian lihat." Orlan menatap Lucia dalam, mate-nya tersenyum. Ia melingkarkan tangannya dipinggang Lucia, ia ingin menunjukkan bahwa Lucia merupakan mate-nya, hanya miliknya seorang. "Memang benar, Putri Lucia merupakan mate saya."

Lucia membelalakkan mata terkejut, mendengar Orlan memperkenalkannya dengan nama Lucia. Padahal ia belum menceritakan tentang kebenarannya dan Orlan juga belum bertanya tentang semua video yang beredar itu.

Warga pack kembali terkejut. Yang tadinya mereka akan protes dan tidak terima, bila Alpha mereka ternyata mate-nya vampire, sekarang fokus mereka teralih pada Putri Lucia yang tersenyum ramah dan tulus kepada mereka. Perlahan mata mereka yang menatap sinis, dendam, dan penuh kebencian berubah menjadi mata kekaguman. Satu yang mereka tahu, Lucia mirip dengan mendiang Ratu Cassie. Entah kenapa, mereka menjadi ikhlas saja, bila Alpha mereka ternyata mate-nya ialah, Putri Lucia.

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now