XVIII... Kerajaan Appalachia

4.2K 354 8
                                    

Gerbang istana terbuka lebar. Malam hari merupakan waktu yang tepat, bila akan berkunjung ke Kerajaan Appalachia. Di saat seluruh vampire berkeliaran di dunia manusia.

Orlan dan Dafa dijemput oleh Pengawal Aaron dan beberapa pengawal istana di Hutan Appalachia. Mengantisipasi ada vampire yang menyerang kedua petinggi Redwood Pack itu. Selama ini, Raja Carlen membatasi makhluk immortal masuk ke dalam istana. Tidak ingin mengambil risiko.

Bila ada yang akan datang, istana akan disterilkan selama satu minggu. Penjagaan semakin diperketat, warga vampire terus dipantau --takut bila ada yang berniat untuk menyerang. Dendam masih membara disetiap lubuk hati para warga. Kejadian puluhan tahun silam, masih menjadi trauma mendalam bagi istana.

Memang banyak vampire yang berkeliaran di dunia manusia. Namun, tidak perlu ada yang ditakutkan. Mereka tidak akan menyerang manusia, karena sudah memiliki budak manusia yang setia pada tuannya.

Namun, tentunya itu semua tidak boleh dianggap enteng. Tetap saja, Raja Carlen menyuruh puluhan prajurit istana terpercaya --yang pastinya peminum darah hewan-- untuk memantau seluruh vampire yang tersebar di negeri ini.

Menuju ruang singgasana. Menyelusuri lorong panjang dengan minim pencahayaan --cahaya yang hanya dihasilkan dari lilin yang menggantung pada pilar--, dinding berwarna hitam yang menambah kesan seram dan puluhan bunga sedap malam yang tergantung di seluruh pilar --di bawah lilin.

Orlan mengerutkan keningnya. Kenapa dari sekian banyaknya bunga, malah bunga sedap malam? Seram sekali.

"Sedap malam?" Dafa menaikkan alisnya. Suara hati Orlan telah diwakilkan oleh Beta-nya yang memang suka penasaran.

Aaron menoleh, melirik bunga sedap malam di sampingnya. "Harumnya lebih kuat dari aroma darah manusia. Sekitar 3 minggu yang lalu, istana menyelenggarakan acara pergantian budak."

Orlan dan Dafa menggangguk paham.

"Kirain jadi penangkal setan."

Aaron terkekeh mendengar ucapan Dafa.

Pintu besar dan tinggi yang terbuat dari besi tembaga putih, terbuka.

Raja Carlen telah duduk di sofa. Ia membungkuk, menghormat. Orlan dan Dafa melakukan hal yang sama.

"Silakan duduk."

Kedua werewolf itu duduk di depan Raja Carlen. Aaron duduk di samping Sang Raja.

Pelayan istana datang dengan membawa berbagai hidangan yang sekiranya dapat dimakan oleh werewolf.

"Maaf, apabila rasanya hambar." Raja Carlen terkekeh pelan. "Di sini tidak ada manusia."

"Kami sangat mengerti, Yang Mulia." Orlan tersenyum tipis. Ia sudah tahu dari Noura, bahwasanya vampire indera perasanya tidah berfungsi.

"Kita mulai saja." Raja Carlen membuka percakapan. Memberikan penjelasan secara singkat dari kesimpulan yang telah diambil. Dari awal mula ditemukannya dua vampire yang tewas di Hutan Appalachia, sekitar 2 bulan yang lalu. Sampai sekarang, total korbannya telah mencapai angka 50.

"Jadi, sempat berhenti selama 2 minggu?"

"Iya. Awalnya, kami hanya mempergunakan kemampuan Vander. Namun, Vander mengatakan bahwa kemungkinan semua vampire tidak dibunuh di hutan. Dia tidak bisa melihat wajah si pelaku, karena pelaku meletakkan mayat di Hutan pada malam hari. Setelah itu, kami mempergunakan kemampuan Noura dan mendengar bila Redwood Pack mengalami hal yang sama. Makanya, kami memutuskan untuk mengajak bekerjasama."

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang