XXVII... Cruel

3.4K 296 1
                                    

5 hari setelah melakukan pencarian bukti di Redwood Pack dan Tongass Pack.

Kerajaan Appalachia mendapatkan kabar yang sangat baik dan menggembirakan. Prajurit istana yang disebar ke seluruh penjuru negeri, berhasil menangkap salah satu penjahat. Meskipun hanya satu, ini merupakan pembuka jalan bagi mereka untuk menemukan persembunyian para pelaku.

Semua yang ada di ruangan bergidik ngeri melihat kemurkaan Raja Carlen. Raja vampire itu tengah menyiksa secara perlahan lelaki vampire yang duduk di atas lantai di depannya, menggunakan kekuatan matanya yang dapat melumpuhkan seluruh sel saraf yang dapat berujung kematian.

Nancy menyenggol lengan Noura yang sama-sama membeku di tempat. Sama halnya dengan Vander, Darren dan Aaron, tidak ada yang bisa menghentikan Raja Carlen bila dikuasai amarah.

Noura memiringkan kepala. "Apa?"

"Hentikan Yang Mulia." Nancy bertelepati. Raja Carlen bila sedang diselimuti amarah, sangat tidak suka mendengar suara sekecil apa pun, dikarenakan kemampuannya yang dapat mendengar suara jarak jauh itu.

Noura menatap Nancy horor. Meskipun dahulu ia pernah berhasil menenangkan dan membuat Raja Carlen sadar dari emosi, tetap saja, ia pernah beberapa kali hampir mati dicekik oleh kakaknya itu. Jangan main-main dengan Raja Carlen.

Nancy mengatupkan kedua tangannya di depan dada, wajahnya memelas. Noura memelotot, ia melirik ke samping, Vander, Darren dan Aaron, juga menatapnya dengan tatapan memohon.

Suara jeritan kesakitan kembali terdengar.

Noura mengembuskan napas. Terkutuklah kekuatan mata Raja Carlen yang mematikan itu dan sikap emosiannya yang membuat siapa saja kalang kabut!

Noura melangkah mendekati Raja Carlen, memegang tangan dingin itu.

Nancy, Vander, Darren dan Aaron, siaga di tempat masing-masing, melihat dengan cermat gerakan Raja Carlen yang akan mengarahkan tubuh Noura ke mana.

Raja Carlen menoleh, iris mata merah menyalanya menatap Noura tajam. Ia menepis tangan adiknya. Noura meringis. Raja Carlen mendorong tubuh Noura, dengan sigap Vander berlari dan menangkap tubuh Noura, membuat tubuhnya terbentur tembok beton. Vander meringis.

Raja Carlen berjalan mendekat, menatap kedua vampire yang sedang menahan rasa sakit. Aaron menghadang sang Raja, walaupun ia tahu, Noura dan Vander yang merupakan vampire murni saja mudah sekali dilempar oleh Raja Carlen. Apalagi dia, yang dahulu merupakan manusia.

Nancy menelan ludah. Darren memelesat menuju tawanan lelaki vampire yang sedang memegangi dadanya yang sesak.

Noura berdiri tepat di depan Raja Carlen, melewati Aaron.

"Yang Mulia, sadarlah. Anda saat ini sedang dikuasai oleh amarah." Noura bicara setenang mungkin.

Raja Carlen tersenyum seringai, membuat yang melihatnya bergidik ngeri. Noura nyalinya menciut.

"Dia tidak berbicara apa pun."

"Jika Anda mempergunakan kekuatan itu. Dia akan mati, Yang Mulia. Kita hanya punya dia."

"Lalu, bagaimana cara agar dia membuka mulut. Bukankah melalui cara lembut saja, tidak berhasil?"

"Kekuatan saya. Dia menjadi urusan saya."

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant