XIX... Day By Day

4K 329 5
                                    

"Kondisi Anda telah membaik, Tuan Putri." Noura menghela napas mendengar ucapan Jonas --Tabib Istana. Saat ini, ia sedang berada di dalam kamarnya. Sejak kemarin, Jonas terus memeriksa keadaannya yang terlihat begitu mengenaskan. "Ingat saran dari saya, Tuan Putri. Dalam waktu satu minggu ini, jangan memakai kekuatan Anda, bila tidak dalam keadaan terdesak."

Noura mengangguk. Entahlah, ia tidak yakin bisa melakukan apa yang Jonas katakan. Tidak menggunakan kekuatan? Itu hal yang sangat mustahil.

Ia terpaksa meninum darah hewan ayam cemani yang sangat langka itu. Bagi manusia, daging ayam cemani --yang berwarna hitam-- berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Namun, bagi vampire, darah ayam cemani dapat digunakan sebagai pengganti darah manusia. Walaupun darah manusia, lebih mujarab untuk memulihkan tenaga vampire.

Noura menerima gelas pemberian Jonas, darahnya juga berwarna hitam. Ini kedua kalinya, ia meminum darah ayam cemani. Rasanya sama seperti darah hewan lainnya, sedikit manis seperti darah manusia. "Terima kasih, Jonas."

Jonas tersenyum. "Semoga tenaga Anda lekas pulih, Tuan Putri." Noura mengulum senyum. Jonas segera pergi dari kamarnya.

Noura meminum darah ayam cemani tersebut. "Apa pun yang terjadi, aku tidak akan pernah lagi meminum darah manusia." Ia menaruh gelas yang isinya telah tandas. Baru saja ia akan merebahkan badannya di atas kasur, terdengar dering telepon. Noura langsung mengambil ponsel yang ia taruh di atas nakas. Terpampang nama Orlan di layar ponsel. Senyumnya terbit.

"Ah, seharian ini aku belum menggunakan kekuatanku." Noura terkekeh, ia membiarkan dering telepon yang tak kunjung berhenti. Pasti di sana Orlan kesal, karena teleponnya tidak segera diangkat. Noura memejamkan matanya, mengangkat tangan dan tidak perlu menunggu lama, kamarnya menjadi kedap suara. Mengantisipasi ada yang lewat atau akan masuk ke dalam kamarnya.

Noura tersenyum melihat ponsel yang masih berdering, Orlan tidak akan memutuskan sambungan telepon, sampai diangkat. Ia menggeser tombol hijau.

"Hai."

Orlan menghela napas kasar. "Kenapa baru diangkat?" Suaranya meninggi.

Noura mengerutkan keningnya. Orlan ini sungguh tidak pengertian, untung saja teleponnya diangkat. Niatnya tadi ia akan mendiamkan saja, ingin melihat seberapa marahnya Orlan, jika teleponnya tidak diangkat. Waktu itu saja, ia lama membalas pesan, Orlan marah-marah gak jelas. Noura menjadi tersenyum membayangkan hal tersebut.

"Maaf. Ada apa menghubungiku?"

Di sana Orlan menaikkan alisnya. "Aku rindu padamu. Selama seharian ini aku tidak melihatmu. Kamu tidak merindukanku? Ya, aku tahu. Cintaku memang bertepuk sebelah tangan." Ia mendengus sebal.

Noura tersenyum mendengar ucapan Orlan. Kenapa Orlan menjadi seperti ini? "Aku juga rindu padamu dan juga Jay."

Orlan tersenyum, bahkan Jay bersorak kegirangan di dalam sana. "Kamu merindukanku?"

Noura memutar bola mata. "Iya."

Orlan semakin tersenyum lebar. "Bagaimana keadaanmu? Apa kata tabib?"

Noura menghela napas. "Baik-baik saja. Aku baru saja meminum darah ayam cemani."

Orlan mengernyitkan dahinya. Sampai sekarang, ia tidak percaya ada makhluk yang meminum darah hewan. Ia tidak membayangkan, bagaimana rasanya meminum darah manusia ataupun hewan. "Syukurlah. Tapi aku merasa, kondisimu belum membaik. Aku dapat merasakannya, ikatan mate itu sangat kuat. Jangan lupakan hal itu."

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now