XLII... How Could It Be?

3.6K 299 9
                                    

Ruang kerja Carlen merupakan tempat yang dipilih untuk menyelenggarakan rapat penting yang selalu hanya dihadiri oleh Vander, Darren, Nancy, Letizia, Aaron, dan Nehan. Hanya mereka berenam dan pastinya Lucia yang mendapatkan akses untuk ke tempat itu.

Tempat ini yang paling aman dan nyaman. Tidak ada yang berani melewati dan datang ke ruangan ini. Selain karena letaknya yang berada di paling ujung, ruangan ini dijaga ketat oleh para prajurit terbaik yang dimiliki oleh kerajaan.

Vander meletakkan dua lembar kertas putih di atas meja, yang berisi rangkuman dari peristiwa yang telah terjadi dalam kurun waktu satu tahun ini. "Dalam rentang waktu bulan Januari sampai Agustus total ada 30 werewolf Chugach Pack yang bergabung dengan dia dan Kerajaan Appalachia mendapatkan kiriman darah hewan langka. Bulan Juni sampai Agustus banyak ditemukan vampire Appalachia dan werewolf Redwood Pack yang tewas di hutan, setelah diselidiki ternyata mereka merupakan sepasang mate. Bulan Agustus, Lucia dan Alpha Orlan bertemu dan dibulan itu tidak ada lagi vampire dan werewolf yang ditemukan tewas di hutan. Seolah dia tahu, bila Lucia dan Alpha Orlan yang namanya tertulis diramalan tersebut."

Semuanya termanggut-manggut, setuju dengan pendapat Vander.

"Bila Lucia dan Alpha Orlan teliti. Seharusnya, mereka curiga dari awal dan lebih berhati-hati." kata Darren.

"Mereka sibuk memikirkan bagaimana caranya, agar hubungan keduanya tidak terungkap." Nancy terkekeh geli.

"Redwood Pack selama dua tahun ini tidak pernah diserang oleh rogue," ungkap Aaron.

"Ah, dia mengajak saya bergabung juga dua tahun yang lalu. Disaat itu pun, banyak manusia yang dia jadikan vampire." Darren memandangi peta Hutan Elfin yang ia ambil dari atas meja.

"Perang kedua terjadi karena dia menghasut bangsa vampire dan werewolf dengan ramalan tahun 1150. Apa yang membuat dia ketakutan dengan ramalan itu?" Carlen memandangi satu persatu vampire yang ada di ruangan ini.

"Kita baru mendapatkan tiga kertas ramalan. Tersisa satu kertas lagi, kemungkinan dia yang memegangnya." Vander mendesah pelan. "Kertas ramalan yang didapatkan dari bangsa Elf berisi, 'Anak ini sangat kuat. Bahkan dapat menyatukan kedua bangsa, kekuasaannya sangat besar.' Lalu, kertas ramalan lainnya, 'Akan terjadi perang antar bangsa vampire dan werewolf, dan dampaknya sampai ke dunia immortal.'"

Vander menjeda, "kedua isi ramalan ini seperti tidak saling berkaitan. Namun, bila ditarik kesimpulan, selain dia tidak menginginkan bangsa vampire dan werewolf bersatu. Sepertinya dia ketakutan dengan anak dari Alpha Orlan dan Luna Lucia?"

Carlen mengaitkan jari-jari kedua tangannya. Pandangannya lurus ke depan. "Lucia dan Alpha Orlan. Kelak salah satu anak mereka, pasti ada yang memiliki tiga kekuatan."

"Benar, Yang Mulia. Saya pernah membahas ini dengan Pangeran Vander. Saya setuju dengan pendapat Pangeran Vander, dia takut dengan kehadiran anak Alpha Orlan dan Lucia." Nancy mengangguk setuju.

"Tapi, apakah dia tahu tentang ramalan itu?" tanya Aaron.

"Ini permasalahannya." Nancy menaruh kedua tangannya di depan dada. "Menurut saya, dia tahu. Makanya dia melakukan ini semua."

"Dia pasti tahu." Vander mengangguk-angguk.

"Mengingat ramalan." Darren menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa. "Sepertinya dia pernah memberitahu saya kertas berisi ramalan."

"Apa isinya?"

"Hehe, saya tidak menghafalkannya." Darren menyengir lebar.

"Kenapa kau tidak menghafalkannya?!" Nancy memelototi lelaki yang duduk di sampingnya itu.

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now