15. Perpustakaan

1.3K 142 0
                                    

Hari Rabu saat pulang sekolah, aku belajar bersama tim olimpiade kimiaku di perpustakaan, ada Minhyun, Mingyu, dan aku. Hehe, bersyukur aku menerima tawaran Minhyun, ternyata aku sekelompok dengan para pria tampan.

"Yerim-ah, aku harus pergi sekarang. Aku ada kelas vokal." kata Minhyun berbisik kepadaku.

"Aku juga, aku ada kelas theater. Kau tidak apa-apa kalau belajar sendirian disini?" kata Mingyu.

"Ne, sunbae. Kalian pergi saja, aku baik-baik saja. Aku sudah biasa belajar sendirian." (kakak kelas)

"Mendengarmu berkata seperti itu, aku jadi makin tidak tega ingin meninggalkanmu." kata Mingyu, aku dan Minhyun hanya tertawa mendengar perkataannya.

Mingyu dan Minhyun merapihkan buku-buku mereka dan segera meninggalkan perpustakaan.

Aku kembali melanjutkan pekerjaanku. Dan saat aku sedang mengerjakan soal-soal, tiba-tiba Jungkook muncul dan duduk di depanku.

"Mwohanya?" (apa yang kau lakukan?)

"Aku mau menemanimu belajar."

"Kau tidak ada kelas musik?"

"Aku ikut kelas eksklusif, jadwalnya aku dan tutor pribadiku yang sesuaikan."

"Ah, benar. Kau si anak emas." Jungkook hanya tertawa.

Aku tidak bisa terlalu fokus belajar saat ini. Bukan karena ada Jungkook di depanku, baiklah kuakui itu menjadi salah satu alasannya. Tapi yang membuatku makin tidak fokus adalah orang-orang disekitarku yang mulai berbisik-bisik sambil melihat ke arahku dan Jungkook.

Tepat persis di belakangku, aku mendengar seorang siswi berkata ke temannya yang lain, "Daebak! Jeon Jungkook menemani Kim Yerim belajar olimpiade? Saat Nayeon menjadi korbannya saja, untuk menemani Nayeon latihan vocal dia tidak mau."

"Apakah mungkin kali ini Jungkook sudah tobat?"

"Ya, dia tidak akan pernah tobat."

Fokusku malah ke suara orang-orang yang diam-diam berbicara tentang Jungkook. Aku sama sekali tidak bisa fokus ke soal-soal yang ada di depanku. Biasanya saat aku sedang belajar tidak akan ada yang bisa mengangguku. Tetapi kali ini rasanya aku ingin mendengarkan setiap hal yang mereka bicarakan tentang Jungkook.

Jungkook yang daritadi hanya fokus mengutak-ngutik kameranya, tiba-tiba mengambil bukuku kemudian merobek kertas di bagian belakang buku, menuliskan sesuatu diatasnya, dan memberikannya kepadaku.

Jangan dengarkan mereka, fokus saja pada pelajaranmu.

Aku tersenyum melihat suratnya itu.

"Kenapa menulis surat? Kenapa gak ngomong langsung?"kataku. Dia melihat kearahku kemudian menuliskan sesuatu kembali.

dilarang berisik di perpustakaan. Kalau mau mengobrol banyak denganku, nanti di luar saja.

Aku hanya tertawa membaca suratnya. Mengapa orang ini suka melakukan hal-hal yang tak terduga.

Karena aku merasa risih menjadi pusat perhatian, jadi aku ajak dia untuk keluar dan kami berjalan berdua di lorong sekolah.

"Ayy, Kim Yerim. Kau mengajakku keluar karena ingin mengobrol banyak denganku, kan?"

"Yang benar saja. Aku tidak suka jadi pusat perhatian." kataku sambil tertawa.

"Kenapa?"

"Beban. Tidak suka." Jungkook hanya diam. Karena aku masih harus belajar, akhirnya kuputuskan untuk belajar di Kamong Cafe, tempat belajar favoritku. Jungkook bilang ingin menemaniku jadi kita ke Kamong berdua.

Tapi sesampainya di Kamong, bukannya aku belajar, aku malah terlalu asik mengobrol dengan Jeon Jungkook. Karena suasana kita berdua lagi bagus, jadi kuputuskan untuk bertanya lebih jauh tentang Eunha.

"Jungkook, aku ingin bertanya."

"Aku tidak mau menjawab."

"Ya!" (hey!)

"Mari kita buat permainan."

"Permainan?"

"Setiap hari, mari ajukan hanya 1 pertanyaan mematikan secara bergantian. Kalau kau hari ini ingin mengajukan pertanyaan, besok giliranku."

"Kau sebut itu permainan? Baiklah aku akan mengajukan pertanyaanku sekarang."

"Kau harus menuliskan pertanyaanmu."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin melihat tulisanmu."

"Kau sudah biasa melihat buku kimiaku."

"Aku ingin menyimpan tulisan tanganmu." aku hanya diam kemudian tersenyum. Jeon Jungkook, apakah kau nyata? Bagaimana bisa seseorang membuatku tersenyum setiap saat.

Aku mengambil salah satu buku dari dalam tasku dan merobek bagian belakang buku kemudian menuliskan sebuah pertanyaan untuknya.

Kenapa kau akhirnya memutuskan hubungan dengan Eunha? Apakah dia berhenti mengancammu?

Jungkook membaca pertanyaanku dengan seksama kemudian diam sejenak dan kembali menatapku. "Jung Eunbi lagi, huh?" aku hanya diam. Terserah kalau dia ternyata gak mau jawab, aku tidak bisa menahan rasa penasaranku.

"Aku yang meminta untuk berakhir. Karena memang dari awal aku tidak punya rasa apa-apa sama dia. Dan dia mau menuruti permintaanku karena aku punya ancaman yang lebih besar dari dia."

Hebat, hubungan yang penuh dengan ancaman. Setelah dipikir-pikir, kalau aku jadi Jung Eunbi, lebih baik aku mencari pria lain daripada memaksa bahkan sampai mengancam Jungkook untuk menjadi pacarku tapi dia tidak mencintaiku sepenuh hati. Jung Eunbi juga tidak jelek, cantik malah! Badannya mungil, dia juga berbakat. Hanya sikapnya saja, dia suka ambil kimchi orang tanpa ijin!

"Kim Yerim. Kau mau tau sesuatu?"

"Apa? Kau menemukan anak kucing lagi di dekat rumahmu?"

"Hahaha, bukan itu."

"Lalu?"

"Aku tidak pernah mengejar wanita sebelumnya. Aku yang selalu dikejar." lagi-lagi aku hanya bisa diam. Kadang aku suka kesal dengan diriku sendiri yang tidak bisa berkata apa-apa di depan Jungkook. Tapi, memangnya aku harus menjawab apa kalau dia berkata seperti itu.

"Aku serius, kau bisa tanya Jimin. Atau Taehyung, atau Yugyeom. Mereka sangat mengenalku."
"Kalau ada wanita yang bilang aku mengejar-ngejar dia untuk menjadi mangsaku, itu tidak benar. Mereka yang menyerahkan diri mereka sebagai mangsa."

"Kenapa kau mempermainkan mereka?"

Jungkook hanya diam dan menatapku, "Simpan pertanyaanmu untuk 2 hari kedepan."

Ah, jadi permainan seperti ini yang dia maksud. Dia sengaja membuat permainan ini untuk menyiapkan jawaban dari pertanyaanku yang mematikan. Kalau begitu, 2 hari kedepan aku akan memberi pertanyaan yang berbeda.

Tbc

Siapa yang nonton Idol Producer???
Akuuu!!

Yuk sharing sama Hyuna! Twitter : @peachybird11

Jangan lupa vote dan comment yap

JIGSAW || yeri x jungkook x eunhaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora