39. Dingin

1.1K 120 16
                                    

"V, aku suda tidak apa-apa sekarang. Kau tidak perlu memutuskan pertemananmu dengan Jungkook." kataku di dalam mobil.

"Kehilangan satu teman tidak masalah bagiku."

"Aku tidak mau kau kehilangan teman dekatmu. Aku benar-benar baik sekarang. Aku sudah merelakan semuanya. Lagipula kau sudah membuat dia hancur babak belur, bukankah harusnya itu sudah cukup untukmu?"

"Baiklah." kata Taehyung.

Aku masuk ke sekolah dengan semangat ya baru. Aku tidak peduli apa yang orang lain pikirkan dan katakan tentangku. Mereka tidak tau apa-apa. Semenjak semua kejadian ini, aku berubah menjadi orang yang lebih percaya diri. Aku sudah tidak terlalu takut menjadi pusat perhatian.

Saat jam istirahat aku ke kantin sendiri karena Junghyun dan Ucup harus ke perpustakaan.

Di kantin aku lihat Seulgi, Sooyoung, Wendy, dan Juhyun telah duduk bersama Bangtan. Dan ada Eunha juga.

"Yerim-ah, haruskah kita duduk di belakang?" kata Wendy memanggilku yang sedang mengambil makanan.

"Tidak apa-apa." kataku sambil mencari adakah bangku kosong untukku. "Aku akan makan disana." kataku sambil menunjuk meja di belakang mereka.

Setelah mengambil makananku, aku menuju meja di belakang teman-temanku dan duduk di depan seseorang yang akhir-akhir ini sedang menjadi favoritku.

"Eonnie, annyeong!" kataku menyapa Hwang Eunbi. "Aku makan bersamamu, ya!"

"Kau yakin ingin makan bersamaku? Di situasi seperti ini?"

"Kenapa?"

"Orang-orang akan mengira kau gila karena sering makan bersamaku. Ditambah masalahmu dengan Jungkook, orang bisa semakin mengira kau beneran gila."

"Tapi aku tidak gila. Dan kau juga tidak gila." kataku sambil tertawa.

Kemudian kita memakan makan siang kami sambil bercanda tawa. Tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding saling berbagi kebahagiaan terhadap sesama yang hatinya sedang terluka. Aku tau betul Hwan Eunbi juga sedang terluka, dan salah satunya karena Taehyung.

"Aku pikir kau akan selalu makan bersama Eunha." kataku.

"Terkadang. Tapi kalau sekarang dia pasti maunya sama Jungkook terus."

"Melihat keadaan sekarang, seperti ada dua dunia di sekolah ini. Antara dunia yang berisikan dimana orang-orang dengan mudah mendapatkan apa yang dia mau dan membuangnya begitu saja, dan dunia yang berisikan orang-orang dengan hati yang paling tulus tapi paling sering mendapatkan luka." kataku sambil tersenyum.

"Tapi dunia yang berisikan orang-orang dengan hati yang tulus akan jauh lebih indah dan membahagiakan walaupun sering mendapat goresan." balas Eunbi.

"Kau ingin bergabung dengan mereka?" tawarku.

"Tentu saja tidak. Kau?"

"Tidak akan." kemudian kita berdua tertawa.

Aku dan Hwang Eunbi terus lanjut bercanda tawa sampai terkadang orang-orang melihat ke arah kita karena kita terlalu berisik.

"Ya, hati-hati, Kim Yerim!" tiba-tiba aku mendengar seseorang menyebut namaku dari meja depanku.

Itu adalah suara Jeon Jungkook. Aku baru sadar kalau daritadi posisiku sejajar dengan posisi Jungkook dan kami berhadap-hadapan.

Aku melihat dia mengelap baju Eunha yang sepertinya ketumpahan minuman atau makanan. Tapi kenapa dia menyebut namaku?

Suasana di meja sebrang menjadi agak canggung dan tegang. Aku melihat Taehyung berbicara sesuatu kepada Eunha kemudian pergi meninggalkan kantin dengan muka yang jengkel.

JIGSAW || yeri x jungkook x eunhaWhere stories live. Discover now