46. Semua Akan Baik-Baik Saja

1.1K 125 11
                                    

"Haruskah aku melakukannya?" tanyaku dengan ragu kepada Taehyung di dalam perjalanan menuju sekolah.

"Kau sebelumnya sudah sering mempermalukannya, kenapa kau sekarang ragu?" aku hanya diam tidak menjawab. "Kau takut dia akan memberitahu semua orang kalau kau ini bukan adik kandungku? Aku akan menghajar setiap orang yang memojokkanmu karena hal itu."

Aku masih diam dan berpikir. "Baiklah istirahat nanti aku akan menemuinya." kataku mengambil keputusan.

Aku percaya Taehyung. Disaat dia bilang akan melindungiku, berarti dia benar-benar akan melindungiku. Disaat dia akan menghajar orang yang melukaiku, dia benar-benar menghajar orang itu sampai babak belur. Kita sudah pernah punya korbannya, bukan?

Kita sampai di sekolah dan aku turun dari mobilnya Taehyung. Kita berjalan bersama melewati koridor.

"Yerim-ah, kau berhak mengambil kembali apa yang menjadi milikmu." kata Taehyung sambil menepuk-nepuk bahuku dan aku hanya tersenyum. Kemudian kami berpisah ke ruang kelas masing-masing.

Bel pun berbunyi dan aku mengikuti pelajaran di pagi hari dengan baik. Setelah dua jam pelajaran, bel berbunyi lagi tanda istirahat makan siang.

Aku, Junghyun, dan Ucup pergi bersama ke kantin untuk makan siang. Saat kita datang ke kantin masih belum terlalu ramai kita duduk bersama. Kemudian di depan meja kami ada Bangtan bersama Red Velvet dan Hwang Eunbi. Taehyung memang akhir-akhir ini suka mengajak Hwang Eunbi untuk makan bersama. Juhyun sudah tidak masalah dengan Taehyung dan Hwang Eunbi karena Juhyun juga sedang dekat dengan seorang pria lain.

Disaat kita bertiga sedang makan, aku lihat Eunha bersama dayang-dayangnya masuk ke kantin.

"Tunggu sebentar ya." kataku kepada Junghyun dan Ucup kemudian menghampiri Eunha yang sedang ingin mengantri makan siang.

"Jung Eunbi, aku ingin berbicara denganmu sebentar." kataku.

"Cepatlah, aku sibuk." kata Eunha sambil melipat tangannya.

"Jangan disini, terlalu banyak orang."

"Cepatlah bicara disini!" kata Eunha mulai meninggikan suaranya. "Memangnya kau mau bicara tentang apa? Mau memohon kepadaku supaya Jungkook menjadi milikmu lagi?" kalimat Eunha membuat orang-orang membalikan badan dan menonton kami. Aku dan Eunha selalu menjadi tontonan menarik bagi warga SOPA.

"Aku yakin kau tidak ingin orang-orang mendengar tentang ini. Jangan konyol jadi sekarang ikut aku." kataku mulai jengkel sambil menarik tangannya namun dia menepisnya.

"Katakan saja disini. Di depan semua orang. Aku yakin orang-orang ingin dengar apa yang kau mau katakan kepadaku." aku melirik sedikit ke arah belakang Eunha dan melihat ke arah Taehyung. Kemudian Taehyung mengangggukan kepalanya memberi isyarat bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Baiklah kalau kau memaksa." kataku sambil menghela nafas yang sangat berat. "Aku tau apa yang sudah kau lakukan. Aku tau apa yang sudah kau katakan kepada Jungkook sehingga dia ingin menjadi pacarmu."

"Kim Yerim!" panggil Jungkook berdiri dari tempat duduknya. Kemudian aku lihat Taehyung menarik tangannya dna menyuruhnya untuk duduk.

"Jungkook yang memberitahumu?" tanya Eunha.

"Kau pikir dia akan membiarkan kau menyebarkan rahasiaku?"

"Woah, Kim Yerim. Kau sangat percaya diri rupanya. Kau pikir dia masih mencintaimu?" kata Eunha sambil melangkah mendekatkan tubuhnya kepadaku.

"Mau dengar cerita? Aku bisa menghabiskan 15 menit untuk memilih baku apa yang harus kupakai pergi, atau melihat menu makanan dua kali bahkan lebih dan tetap tidak tau apa yang harus aku pesan. Aku tidak pernah yakin akan sesuatu." kataku dengan serius. "Tapi sejak semua kejadian yang kau perbuat ini, anehnya aku sangat yakin kalau Jungkook akan kembali kepadaku."

Aku sama sekali tidak mengarang tentang apa yang baru saja aku ceritakan kepada Eunha. Itu benar-benar terjadi dan tulus dari dalam hatiku.

"Pikiranmu masih sangat keanak-anakan, Kim Yerim. Jangan mudah percaya dengan laki-laki." kata Eunha sambil tertawa kecil. "Ah, benar. Kau mungkin seperti ini karena orang tuamu tidak pernah mendidikmu dengan baik. Bukan benar begitu?"

"Kau mungkin bisa mencaritahu kisah perjalanan hidupku tapi kau tidak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupku." kataku mulai tidak tahan ingin menampar mulutnya.

"Siapa bilang? Tentu aku tau!" kata Eunha dengan semangat. "Aku tau kalau kau bukan adik kandungnya Taehyung dan Taeyeon." semua orang mendengar apa yang dia katakan dan mulai berbisik-bisik.

Aku menguatkan diriku dalam hati untuk jangan jatuh. Aku tidak boleh terpengaruh dengan hal-hal seperti ini walaupun sebenarnya tanggul air mataku sudah mau pecah.

"Iya, benar." kataku dengan percaya diri.

"Tentu saja, Kim Yerim. Kau membutuhkan Jungkook hanya karena dia seorang chaebol. Mamamu bahkan menikahi papanya Taehyung hanya karena hartanya." dia berkata seperti seakan-akan dia memenangkan undian dengan hadiah rumah. "Apakah mamamu mengajarkan untuk mencari pria yang sangat kaya?"

"Aku tidak tau apa yang orangtuamu ajarkan kepadamu. Aku juga tidak akan menghakimi orangtuamu karena hanya orang berpikiran dangkal yang akan melakukan hal-hal rendahan seperti itu." kataku dengan tegas. "Tapi orangtuaku tidak pernah mengajarkanku mengancam orang lain untuk mendapat apa yang dia mau dan memanfaatkan kekayaan atau kekuasaan untuk menjatuhkan dan memanfaatkan orang lain. Mereka berkata untuk selalu menghidupi hidup yang menguntungkan orang lain dan diriku sendiri."

Eunha hanya diam mendengar kalimat yang aku keluarkan. Dia pasti tidak menyangka kalau hari ini kau sangat santai dan tidak se-agresif sebelum-sebelumnya.

Aku mendekatkan mukaku ke telinga Eunha dan berbisik, "Aku tau apa yang kau lakukan dengan Lee ssaem, aku juga tau kalau kau suka merokok diam-diam di belakang sekolah. Aku bahkan punya videonya."

***
Dua hari setelah bertemu dengan Somi aku masih kepikiran untuk menemui Kim Yugyeom atau tidak. Saat itu aku sedang berada di sekolah, aku baru saja selesai latihan piano.

Aku sedang menunggu Taehyung yang akan menjemputku, dan saat aku sedang berjalan aku mencium bau asap rokok dari arah belakang gedung. Aku tidak suka dengan bau rokok dan hidungku sangat sensitif kalau ada bau asap rokok.

Padahal SOPA adalah kawasan bebas rokok, aku pikir masih ada guru yang merokok di belakang sekolah jadi aku mau memergoki guru tersebut.

Aku mengintip ke belakang gedung dan ternyata itu bukan guru yang sedang merokok, melainkan Jung Eunbi.

Aku sempat berpikie harus menghampirinya atau tidak sampai kuputuskan untuk merekamnya diam-diam dan pergi dari tempat itu.

***
Aku menjauhkan mukaku kembali dari telinganya dan tersenyum ke arahnya.

Eunha tidak bisa berkata-kata. Dia menunjukan ekspresi yang sangat terkejut kemudian meninggalkan kantin begitu saja.

Mungkin orang lain tidak mendengar apa yang aku bisikan kepada Eunha tapi dia pasti takut kalau aku akan menyebarkan videonya.

Kemudian semuanya kembali ke tempat duduk, begitu pula aku melanjutkan makan siangku yang sempat tertunda.

"Yerim-ah, apa kau baik-baik saja?" kata Junghyun dan aku hanya mengangguk.

"Yang kau lakukan tadi sangat keren!" puji Ucup sambil mengangkat tangannya untuk tos bersamaku dan aku hanya tertawa.

Aku melihat ke arah depanku, ada Jungkook di meja depanku sedang melihat ke arahku. Aku menatapnya kemudian tersenyum ke arahnya dan dia tersenyum balik kepadaku.

Sudah cukup drama di SMA kali ini, mari sekarang kita menghabiskan masa-masa SMA dengan mengukir memori-memori yang indah bersama.

Tbc

JIGSAW || yeri x jungkook x eunhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang