1. Penghuni Baru

35.1K 1.8K 154
                                    

"Sayang?" panggil seorang pria dari dalam kamar, buat seorang wanita dengan celemek merah yang sedang sibuk menyiapkan menu sarapan mereka didapur langsung menuju ke arah sumber suara.

"Ya? Kenapa ko?" tanya wanita itu sedikit bingung sewaktu ngeliat suaminya sekarang sedang sibuk mulai ngangkutin barang-barang dan dus mereka keluar.

"Ini benar udah gak ada yang ketinggalan lagi kan?" tanyanya yang dibalas anggukan dari sang istri.

"Iya ko. Hao udah gak perlu bawa apa-apa dulu. Kan kita baru mau nyicil sedikit-sedikit dulu." balas wanita yang menyebut namanya sebagai Hao.

Dia adalah Xu Minghao, atau sekarang kita menyebutnya sebagai Wen Minghao. Dia merupakan seorang istri dari Wen Junhui, pria keturunan China yang bekerja sebagai salah seorang manager di sebuah perusahaan Finansial yang cukup besar.

Bisa dibilang, mereka ini merupakan pasangan pengantin baru. Terhitung sejak 3 bulan yang lalu mereka resmi menjadi sepasang suami-istri dan tinggal disebuah apartment kecil dipinggiran kota. Namun, beberapa minggu yang lalu memutuskan untuk pindah ke sebuah kompleks yang ada di pusat kota dan berjarak cukup dekat dengan kantor tempat Jun kerja.

Sebenernya kompleks tempat mereka bakal pindah itu bukan termasuk kompleks yang elit sih hanya saja ya cukup banyak diisi oleh para keluarga baru atau pasangan baru menikah seperti mereka. Dan kebetulan juga Jun ada kenalan yang merekomendasikan dan tinggal di kompleks itu juga jadi Jun cukup merasa aman-aman saja sih terlebih kenalannya itu juga sering cerita soal Kompleks-17 ini padanya.

"Ko udah selesai? Kalo udah selesai, ayo sarapan. Hao udah buatin nasi goreng loh." ujar Hao menyadarkan Jun dari lamunannya sebentar.

"Wah nasi goreng! Ayo koko juga udah laper nih dan gak sabar buat makan nasi goreng buatan kamu." bales Jun lalu segera merangkul mesra istrinya untuk menuju ke ruang makan.

...

"Nah kita sampai." ujar Jun sambil markirin mobilnya didepan sebuah rumah bertingkat dua bernomor 12A, yang terletak dipaling ujung gang kompleks.

Rumah itu banyak didominasi oleh warna cokelat. Tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, paslah untuk ditinggali oleh pasangan baru seperti mereka. Dan rumah mereka ini persis menghadap taman dan kolam renang bersama milik kompleks.

"Barang-barangnya sudah dipindahin ke dalam. Hao mau masuk dulu? Koko mau nemuin pak RT kompleks ini sebentar." ujar Jun yang langsung dianggukin oleh Hao.

Di lain tempat...

"Ayah!" panggil seorang anak laki-laki berusia empat tahun sambil membawa bola ditangannya, menyusul sang ayah yang baru saja menyalakan motor maticnya, berniat untuk keluar dari rumah.

"Ayah ayo main sama Chan!" teriaknya sambil menyodorkan bola karet ke arah seorang pria tampan yang merupakan ayahnya. Menyadari hal itu ia pun cepat-cepat mematikan kembali mesin motornya.

"Nanti saja ya. Chan sekarang masuk dulu, sarapan sama Bibi. Ayah ada sedikit urusan sebentar. Menurut sama ayah ya?" balasnya buat bocah laki-laki bernama Chan itu langsung cemberut.

"Chan sudah makan, ayah! Chan mau main sama ayah!" balasnya dengan ekspresi penuh kesedihan.

Sungcheol, sang ayah hanya bisa menghela nafasnya. Tak tega juga dia melihat wajah cemberut anaknya itu. Tapi ia juga harus segera bergegas karena calon penghuni baru di kompleks itu sudah menunggu. Ini salah satu kewajibannya sebagai Ketua RT muda di kompleks ini.

"Yasudah Chan mau ikut ayah? Tapi janji ya Chan gak boleh nakal. Oke?" dan setelahnya ayah dan anak itupun segera melajukan motor untuk pergi ke rumah yang akan ditempati oleh penghuni baru Kompleks 17.

Gak sampe 5 menit, motor matic berwarna hitam itu pun berhenti didepan sebuah rumah bernomor 12A, rumah pasangan Jun-Hao. Diteras depan, ia melihat si kepala keluarga yang menyambut kehadirannya.

"Maaf.. Maaf saya telat. Sudah lama ya sampainya?" ujar Sungcheol merasa sedikit tak enak juga karena terlambat datang.

"Tidak kok Pak RT. Kami juga baru tiba. Ah ini anak Bapak ya?" balas Jun lalu menoleh ke arah Chan yang cuma diem berdiri dibalik kaki ayahnya. Chan, anak itu emang cukup pemalu jika sama orang yang baru ia kenal.

"Ah coba Chan kasih salam dulu ke Om nya." ujar Sungcheol buat Chan, putranya langsung menurut.

"Halo om.. Aku Choi I Chan. Panggil saja Chan. Umur Chan 4 tahun!" ujarnya sambil nunjukkin jarinya yang berjumlah emat.

"Aduh pintarnya. Chan sudah sekolah dong ya?" bales Jun yang langsung mendapat anggukkan semangat dari Chan.

"Chan kelas TK kecil! Chan sekolah di Tunas Mekar om!" balasnya lagi buat Jun ketawa gemas akan kepolosan anak itu.

"Ahh aduh maaf pak.. Ayo masuk dulu malah kita kok jadinya ngobrol disini yaa.." ujar Jun sedikit ngerasa gak enak karena belum membiarkan tamunya masuk.

Kunjungan Cheol selaku ketua RT di rumah keluarga Wen emang tak terbilang lama. Obrolan mereka pun hanya seputar kompleks dan surat menyurat saja. Selepasnya hanya obrolan ringan dengan Chan, yang mana sangat disukai oleh Hao. Hao, istri Jun itu memang sangat menyukai anak-anak terutama anak yang pintar dan aktif seperti Chan ini.

"Terima kasih untuk kunjungannya Pak ah Bang Sungcheol. Harusnya tadi kami saja yang datang ke rumah abang ya jadi abang gak perlu repot-repot kesini." ujar Jun yang sudah terlihat cukup akrab dengan Sungcheol bahkan sekarang memanggilnya dengan sebutan Abang. Ini sesuai keinginan dari Sungcheol sendiri sih yang meminta Jun untuk tidak memanggilnya Pak.

"Bukan suatu masalah kok. Lagipula sudah kewajiban seorang ketua RT untuk berkunjung juga ke rumah penghuni baru Kompleks ini. Dan jangan sungkan-sungkan ya untuk meminta bantuan pada kami."

"Iya makasih banyak ya Bang.."

"Kalo gitu kami pamit dulu ya. Ayo Chan pamit dulu sama omnya." ujar Sungcheol pada Chan yang sedang asik makanin cokelat yang dikasih oleh Hao tadi.

"Terima kasih ya om Jun tante Hao! Chan pamit dulu ya.. Dadah om tante!" pamit Chan yang dibalas kekehan dari Jun dan Hao.

"Chan lucu banget ya ko.." ujar Hao selepas kepulangan Sungcheol dan Chan.

"Iya dia pintar. Oh ya ayo kita lanjut beberes lagi gak kerasa cepet banget udah siang. Dan nanti sore kita keliling ya, kita ke rumah Soonyoung sekalian juga kenalan sama tetangga baru yang lain." ujar Jun sambil ngerangkul mesra pinggang istrinya.

"Dan ko ingetin Hao ya besok pagi buat belanja. Hao mau masak buat perayaan kompleks besok." ujar Hao pada suaminya itu.

"Iya, besok Hao bawa kartu gold koko ya.. Itu uang bulanan untuk Hao, bisa Hao pakai."

"Iya, makasih ya ko.." dan setelahnya pasangan baru itu pun kembali menyibukkan diri untuk beberes. Yaa semoga saja keputusan mereka untum pindah ke Kompleks 17 ini merupakan keputusan yang baik ya? Dan penasaran bagaimana kehidupan mereka dan para tetangga selama mereka tinggal disana?

.

.

.

TBC

A/n: gimana nih? Konsepnya emang yang gak mau ribet sih. Yang nyantai-nyantai aja hehehe

Ini project ff svt yang baru sih dan lagi-lagi GS😂 so mau dilanjut atau dihapus aja? Buat yang penasaran sama couple lain, sabar ya.. Kalo emang ini layak buat dilanjut ya couple lain juga pasti bakal muncul kok hehehe

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang