47. Calonnya Sungcheol?

5.2K 624 151
                                    

Chan merengut, mungkin udah hampir setengah jam dia merengut kesal pada sang ayah yang hari ini berkata tidak bisa menjemputnya nanti di sekolah. Alasannya karena ia harus bertemu dengan seorang teman lamanya dan tak bisa menjemput Chan dulu. Hal itu tentu saja membuat Chan langsung merengut sebal apalagi biasanya sang ayah kan tidak pernah untuk tidak menjemputnya di sekolah begitu.

"Chan, jangan cemberut gitu dong. Nanti ayah janji, ayah bakal belikan kue brownie cokelat yang banyak dari toko kue tante Hao deh. Tapi nanti Chan pulang dengan bibi ya?" bujuk Sungcheol pada putranya itu yang lagi-lagi mendapat gelengan mentah-mentah dari Chan. Padahal ya, brownie cokelat dari toko kue Hao itu satu dari sekian jenis makanan favoritenya loh! Dan ini dia bisa menolak juga!

"Tidak mau kalo bukan ayah yang jemput!" tolak Chan sambil melipat kedua tangannya didepan dada dan merengut sebal.

"Tapi kan-"

"Kalo gitu Chan tidak mau sekolah! Tidak tidak!" ujar Chan keras kepala buat Sungcheol hanya bisa menghela nafasnya, pasrah.

"Oke, ayah jemput. Sekarang Chan jangan cemberut gitu lagi, oke? Masa jagoan ayah cemberut gitu waktu mau berangkat sekolah?" ujar Sungcheol buat Chan langsung kembali ngalihin perhatiannya ke wajah sang ayah.

"Bener ya ayah mau jemput Chan? Ayah gak bohong kan?"

"Iya, ayah janji nanti akan jemput Chan."

"Kalo ayah bohong, Chan akan marah terus sama ayah!" balas Chan masih dengan nada ketus nan ngambeknya buat Sungcheol menggelengkan kepala dan terkekeh saja.

"Iya, ayah janji." balas Sungcheol sambil mengusak lembut rambut hitam putra kesayangannya itu. Hahh sepertinya dia harus mengulur sedikit waktu ketemuannya nanti. Harusnya gak masalah kan ya? Hmm

Setelah mengantar Chan ke sekolah, Sungcheol kini sudah mengarahkan motornya menuju ke bengkel miliknya. Bisa dilihat, beberapa pegawainya yang sudah datang dan berbenah membuat Sungcheol tersenyum puas dengan keteladanan para pegawainya itu.

"Wah pak boss udah datang!" ujar Joohyeon, salah seorang tangan kanan atau orang kepercayaan Sungcheol di bengkel miliknya.

"Udah pada sarapan belum? Ini ada nasi uduk buat kalian kalo pada belum sarapan." ujar Sungcheol sambil memberikan satu kantong berisi bungkusan nasi yang tadi sempat dibelinya saat perjalanan selepas mengantar Chan menuju ke bengkel miliknya. Begitulah kebiasaan Sungcheol di pagi hari. Dia memang tak segan memberikan makanan bagi para pegawainya. Itu satu dari sekian kebaikan yang sering ia berikan pada pegawainya. Dan itulah yang buat para pegawainya itu sangat menghormati dirinya sebagai boss pemilik bengkel itu dan betah bekerja disana.

"Wah makasih banget pak boss! Pak boss sendiri udah sarapan?"

"Udah, itu buat kalian. Sebelum ada pelanggan, sarapanlah dulu. Kalo gitu, saya tinggal sebentar ya." ujar Sungcheol sambil berjalan masuk lebih dalam ke bengkelnya, bersiap untuk bekerja.

Gak kerasa hari udah semakin siang aja. Seperti biasa juga, bengkel milik Sungcheol ini terbilang ramai bahkan tempat pencucian mobil yang baru dibukanya beberapa bulan lalu disamping bengkelnya juga terlihat penuh bahkan sampai ada yang mengantri juga. Memang ya suatu berkah juga usaha yang dia geluti secara serius ini sejak dulu. Gimanapun pasti ada aja rejeki yang ia dapatkan.

Sewaktu Sungcheol berniat untuk mengontrol tempat pencucian mobil, matanya menangkap seseorang yang baru aja selesai melakukan pembayaran. Dan lebih kebetulan lagi ia kenal dengan orang itu.

"Jeonghan?" sapa Sungcheol buat Jeonghan yang tadi sibuk dengan ponselnya langsung nolehin kepala.

"Ah bang, siang!" sapa Jeonghan balik.

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang