71. Perayaan Tengah Malam

4.7K 517 27
                                    

Entah kenapa hari ini mood Jihoon lagi turun banget bahkan sejak dia bangun pagi tadi. Dia jadi sensitif dan mellow selama hampir seharian ini bahkan terasa jauh lebih parah dari mood swing nya ibu-ibu hamil trimester pertama. Dan salah satu korban mood buruk ibu hamil ini ya siapa lagi kalo bukan sang suami, Kwon Soonyoung.

Untungnya ya Mas Kwon ini termasuk suami yang sabar dan nurut aja sama istrinya. Pasrah aja dia disuruh atau tiba-tiba kena omel istrinya cuma karena salah-salah dikit. Maklum, tingkat sensitivitas istrinya itu lagi menuju level akut. Contohnya ya kayak sekarang ini.

Jihoon yang tadi lagi nyantai-nyantai di rumah, nyemilin kacang mede kesukaannya sambil nonton tv langsung ngambil alih ponselnya buat nelpon suaminya. Ini udah masuk panggilan ketiga yang ia lakukan tapi suaminya itu sama sekali tidak mengangkatnya dan berkali-kali tersambung ke mba-mba operator buat Jihoon kesal sekali.

"Tau ah! Maaf ya sayang, mama sedang kesal dengan papa." ujar Jihoon sambil mengelus pelan perut buncitnya setelah melemparkan begitu saja ponselnya. Ia sudah terlalu sebal karena sang suami tak mengangkat panggilannya.

Berkali-kali Jihoon menatap ke arah jam dinding yang ada di ruang tengah di dekat televisi. Harusnya jam 6 seperti ini suaminya sudah pulang bahkan sudah sampai rumah. Tapi dihubungi saja susah, Jihoon mana tau suaminya itu dimana. Ia juga tadi sudah selesai memasak makan malam untuk mereka. Hanya makan malam sederhana sih sebenarnya tapi entah kenapa Jihoon sedang ingin sekali memasak. Maklum, sejak hamil ini pergerakannya juga jadi terbatas dan mudah sekali lelah hingga tak jarang lebih memilih memesan makanan dari luar. Atau tak jarang juga Soonyoung yang membelinya selagi perjalanan pulang ke rumah.

"Auu yaampun sayang.. Kamu lapar ya? Kita tunggu sebentar ya, mungkin papa sedang jalan pulang." ujar Jihoon sambil mengusap perut buncitnya pelan. Ia terus menggumamkan itu setiap kali merasakan tendangan-tendangan kecil di perutnya. Usia kandungannya sekarang kan sudah memasuki 7 bulan, jadi tak heran jika anak yang didalam kandungannya itu sudah aktif bergerak.

Satu jam berlalu dan masih tidak ada tanda-tanda kepulangan dari Soonyoung buat Jihoon hanya bisa menghela nafasnya saja. Sudah tak ada kabar, tak pulang-pulang juga buat Jihoon dilanda rasa khawatir juga. Jika pun suaminya pulang malam karena harus lembur atau kerjaan mendadak juga biasanya akan menghubungi dulu. Tapi ini, ditelepon saja tak diangkat-angkat. Terakhir kali ia memang mendapat sebuah pesan dari suaminya itu saat jam makan siang. Itupun Jihoon sengaja tak mau membalasnya karena saat itu ia sedang kesal. Maklum, mood swing dan Jihoon sedang merasa kesal tanpa sebab pada suaminya itu.

Namun, menjelang sore saat moodnya sudah lebih membaik, suaminya malah jadi benar-benar tak bisa dihubungi. Padahal ia mau mengabari jika dirinya itu sudah memasakkan makan malam untuk mereka berdua sekaligus ingin meminta maaf karena perubahan mood nya yang begitu nendadak dan sangat menyebalkan selama seharian itu.

"Sayang.. Kamu lapar sekali ya? Apa kita makan malam dulu? Tapi papa kamu-" Jihoon memotong perkataannya, ragu apakah ia harus makan lebih dulu atau tetap menunggu suami.

Setelah berpikir selama beberapa menit, akhirnya Jihoon mengalah dan memilih makan malam terlebih dulu. Bukannya apa, kondisinya sekarang kan sedang hamil besar dan tentu akan sangat tak baik jika ia menunda-nunda waktu makan. Kasihan bayi didalam perutnya, makanya dia memilih makan malam duluan dan berharap sih jika suaminya bisa cepat pulang.

...

Jam kini sudah nunjukin pukul 11 malam dan Jihoon masih disana, duduk di sofa, masih setia menunggui kepulangan sang suami. Ia akui, ia khawatir dan merasa bersalah. Ia berpikir mungkin suaminya sedang marah atau merasa kecewa dengan dirinya yang benar-benar sensitif dan emosional. Jujur, ia akui mungkin sejak pagi ia sudah benar-benar keterlaluan pada suaminya yang menjadi korban atas perubahan drastis moodnya. Ingin meminta maaf, tapi suaminya itu masih saja tak bisa dihubungi sama sekali buat Jihoon menyesal.

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat