6. Dibalik Apa Yang Terlihat

9.1K 1.1K 38
                                    

Udah hampir 5 tahun Seokmin jadi pejabat daerah. Sebenernya bukan tanpa alasan sih dia terjunin diri jadi pejabat daerah. Ini berawal dari janjinya ke ayahnya dulu sebelum meninggal. Iya, jadi Seokmin itu emang terlahir dari keluarga politikus yang terkenal. Ayahnya bahkan mantan menteri pendidikan dan masih aktif dibeberapa kegiatan partai. 3 anak laki-laki dikeluarga, termasuk dirinya yang bungsu semuanya jadi ikut secara tak langsung terjun ke dunia politik.

Jadi pejabat sebenernya bukan kemauan Seokmin sebenernya sih. Dia lebih suka ngejalanin bisnis minyak nya atau batu bara nya daripada harus terjun ke dunia politik yang rumit. Tapi, karena dirinya yang sudah terlanjur janji pada sang ayah buat dirinya resmi menjadi pejabat. Siapa yang menyangka dirinya bisa benar-benar jadi pejabat daerah? Ia sendiri bahkan tak pernah menyangka bisa menang dalam pilkada dan duduk di kursi DPD seperti sekarang ini. Tapi dukungan keluarga dan istri membantunya untuk semangat dan amanah menjalankan tanggungjawab tugas yang diterimanya.

Seokmin tau, terpilihnya menjadi seorang wakil rakyat pasti akan membuat dirinya sibuk. Ia tau bahkan sangat mengerti gimana bakal sibuknya ia kedepan, mengurusi segala hal di pemerintahan juga membela hak rakyat yang telah memilihnya. Selama ini ia bekerja dengan jujur, bersih hingga terkadang sampai lupa waktu. Semua ia lakukan demi rakyat, demi tanggungjawab yang diembannya. Dan sebagai seorang istri yang sportif, Jisoo terus mendukung sang suami.

Siang ini, Jisoo berencana untuk berkunjung ke kantor sang suami. Ia bahkan sudah sengaja memasak banyak untuk merealisasikan janji makan siang bersama dengan suaminya di kantor. Dengan berbalut pakaian semi formal, Jisoo pun siap untuk kesana.

Tak sampai setengah jam, mobil sedan berwarna hitam itu sudah sampai di depan lobby kantor pemerintahan. Jisoo turun dan disambut oleh salah seorang pegawai pemerintahan yang bekerja disana. Seulas senyum merekah diwajah cantiknya seiring langkah kakinya memasuki lebih dalam area kantor.

"Maaf Ibu, Bapak masih ada rapat. Apa Ibu mau menunggu didalam?" ujar salah seorang pegawai yang ada, sangat mengenali Jisoo rupanya.

"Apa rapatnya masih lama?" tanya Jisoo pada pegawai wanita itu.

"Mungkin sekitar 15 menit lagi selesai. Ibu mau menunggu didalam?" akhirnya Jisoo pun mengangguk mengiyakan pegawai itu. Dan dengan senang hati pegawai wanita itupun langsung mengantarkan Jisoo ke ruang kerja Seokmin berada.

Ruangan kerja itu cukup besar dan banyak didominasi oleh warna cokelat khas kayu-kayuan. Ia juga bisa melihat rak-rak buku serta puluhan bingkai berisi piagam penghargaan memenuhi sisi dinding di sebelah kanan, disamping almari. Ruangan itu masih tetap terlihat sama, tak berubah dari terakhir kali dirinya kesana. Mungkin 3 bulan? 5 bulan? Atau mungkin 8 bulan yang lalu? Entahlah Jisoo tidak begitu ingat. Lagipula dirinya memang jarang berkunjung kesana. Wajar sih karena ini kantor pemerintahan. Meskipun suamimu kerja disana, bukan berarti bisa seenaknya bolak balik datang kan? Gimanapun juga itu bukan kantor atau rumah pribadi yang bisa didatangi sesuka hati.

Jisoo mengecek hpnya dan melihat ada sebuah chat masuk dari suaminya yang terkirim 15 menit lalu, sepertinya saat dirinya sedang dalam perjalanan kemari saat tak sempat ia lihat. Chat itu mengatakan permintaan maaf Seokmin karena mundurnya waktu rapat dan terpaksa membuat Jisoo harus menunggunya sendirian di kantor. Sebenarnya Jisoo sendiri juga tak masalah sih dan sudah paham sekali jadi ia tak pernah mempermasalahkan hal sepele seperti ini.

Cklekk

Dan akhirnya pintu kayu itu terbuka, menampilkan sosok Seokmin dalam balutan suit resmi dan tatanan formal yang amat kentara. Sosoknya terlihat amat berwibawa dibalik setelan suit hitam dengan dasi merah yang melingkar di leher. Berjalan sedikit cepat, merangkul mesra pinggang Jisoo dan meninggalkan satu kecupan dikening istrinya itu buat Jisoo tersenyum.

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Where stories live. Discover now