50. Obrolan Sensitif

5.9K 576 20
                                    

Dengan tangan saling bertautan mesra, pasangan pengantin baru Wen ini pun melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah mewah dikawasan perumahan elite di pusat kota. Kenapa disebut masih pengantin baru? Karena usia pernikahan mereka kan yang memang masih baru, belum genap setahun resmi sebagai pasangan suami-istri. Setibanya mereka disana, pasangan ini pun langsung disambut baik oleh keluarga dan kerabat yang sudah datang.

"Duh anak kesayangan mami akhirnya dateng!" ujar Mami Xu sambil memeluk sayang putrinya membuat perhatian beberapa kerabat langsung berpusat pada pasangan itu.

"Malam, mi.." sapa Jun yang dibalas anggukan kepala dan senyum dari sang mertua.

"Mi, oma dimana? Hao sama koko mau ngucapin ulang tahun dulu.." tanya Hao sambil masih menggandeng mesra suaminya.

"Oma ada dihalaman belakang, kalian kesana saja, ya. Setelah itu langsung makan dulu." ujar Mami Xu yang langsung diangguki keduanya.

"Aduh.. Pengantin baru masih mesra banget.." ujar salah satu sepupu Hao, Yuqi yang umurnya tak jauh dari Hao. Bisa dibilang, mereka cukup dekat.

"Yuqi! Kamu dateng? Kok gak ngabarin?" ujar Hao sambil memeluk tubuh sepupunya itu, kangen karena lama gak ketemu.

"Iya, karena udah kelar sidangnya. Tinggal nunggu wisudaan hihi" balas Yuqi senang.

"Ahh selamat! Btw main-main dong ke rumah kita. Ya kan, ko?"

"Iya, main-main aja. Atau bisa juga mampir ke toko kuenya Hao."

"Eh iya cici buka toko kue ya! Kapan-kapan Yuqi mampir deh! Siapin muffin cokelat kesukaan Yuqi yang banyak ya ci!"

"Iya, itu sih gampang hehe yauda mau samper oma dulu ya, nanti kita lanjut ngobrol lagi." pamit Hao disusul dengan Jun untuk ke halaman belakang, tempat dimana Oma Xu berada.

Setelah ngucapin ulang tahun ke Oma Xu dan sedikit banyak mengobrol dengan sang Oma juga beberapa kerabat lain, Hao dan Jun pun kembali masuk ke dalam rumah dan siap untuk makan. Mami Xu bilang, acara tiup lilin dan potong kue memang belum diadakan. Sengaja, supaya yang hadir bisa makan duluan. Mami Xu memang yang menyiapkan semua ini. Maklum, Papi Xu anak tertua dikeluarga dan kebetulan juga Oma tinggal dengan keluarganya Hao. Maka pesta perayaan ulangtahun juga diadakan gak jauh dari rumah. Lagipula rumah keluarga Xu memang besar dan bisa banyak menampung sekeluarga besar.

Jun mengambilkan sepiring nasi dan lauk yang beragam, mulai dari bihun goreng, gurame asam manis, cap cay, ayam goreng mentega, rendang juga gado-gado yang semuanya dipesan oleh Mami Xu di katering langganan keluarga Xu. Hao sejak tadi hanya duduk manis saja menunggu sang suami. Kebiasaan suaminya itu memang, mengantri mengambilkan makan sementara Hao hanya dibiarkan duduk tenang saja.

"Ih ko banyak banget ngambil nasinya!" keluh Hao waktu Jun datang dan memberikan sepiring nasi padanya.

"Enggak banyak kok itu. Udah, dimakan dulu aja." balas Jun sambil menyeruput colanya. Dan kebiasaan selanjutnya, kalo diacara begini, mereka memang lebih suka makan sepiring berdua, entah kenapa. Jadi, Jun dan Hao akan bergantian menyuapkan makanan mereka.

Pesta ulangtahun Oma Xu yang ke-80 tahun ini memang terbilang ramai apalagi banyak dihadiri juga oleh kerabat dari luar kota. Mungkin karena sekalian liburan juga, mengingat saat ini memang sedang musim libur menyambut Lebaran. Lagipula mereka, keluarga besar juga sudah lama tak berkumpul. Terakhir kali kumpul begini sejak Imlek kemarin saja. Jadi, moment ini juga acara penting yang dapat mengumpulkan keluarga besar.

"Gimana? Udah ngisi belum, Haohao?" tanya salah satu Ipoh dari Hao yang sejak tadi duduk disamping pasangan JunHao. Beruntung Hao sudah selesai makan, kalau tidak mungkin ia bisa tersedak.

Pertanyaan yang sebenarnya agak sensitif untuk JunHao kalo ada dalam acara kumpul keluarga ya begini. Gak dari keluarga Wen, di keluarga Xu juga begini. Padahal mereka berdua aja juga santai, kedua orangtua mereka juga gak terlalu ngeburu-buruin buat cepet dapet cucu. Tapi dari kerabat lain, terutama Ii (kakak/adik perempuan mama), Oo (kakak/adik perempuan papa), ataupun ipoh-opoh (tante dari pihak mama/papa) yang malah keliatan ngebetnya. Jika dulu yang ditanya 'kapan punya pacar?' lalu jadi 'kapan nikahnya?' dan sekarang ini 'kapan punya anak?' hah kalo diladeni memang tak pernah habisnya ya kayaknya hmm

"Yaampun, i. Kita juga masih baru, belum ada apa-apa juga. Tapi kita emang gak nunda kok, sedikasihnya aja kapan." balas Hao, mencoba biasa aja. Jun juga cuma senyum mengiyakan jawaban sang istri.

"Agak lama ya, padahal Shihyun menantu ipoh aja keitung cepet loh. Nikah Januari, Maret udah ngisi. Liat sekarang udah jalan 5 bulan. Kamu blablabla-" Hao sama sekali males ngedenger kelanjutannya jadi dia sama Jun cuma bisa saling lirik-lirikan dan hela nafas. Udahlah kalo udah gini, mending iyain aja daripada makin panjang urusan. Bukannya bermaksud gak sopan loh ya.. Tapi agak sensitif aja kalo dengerin soal begitu hmm

...

Mami Xu sedikit gak rela ngebiarinin Hao dan Jun buat pulang. Mami Xu bahkan udah ngebujuk Hao dan Jun buat menginap di rumah itu. Tapi, karena mereka memang gak berencana buat menginap, juga gak ada persiapan buat menginap, akhirnya dengan berat hati menolak juga. Lagipula kalo mereka menginap, Mami Xu pasti nanti akan repot juga. Maklumlah, Hao dan Jun kan anak dan menantu kesayangan, pasti akan diurusi ini-itu, sementara sisa pesta ulang tahun Oma Xu juga belum selesai, kan kasihan juga. Jadi, daripada merepotkan, mereka lebih baik pamit pulang dengan janji lusa akan datang lagi dan menginap disana. Jun sendiri juga sama sekali gak keberatan menginap dirumah mertua. Wajar, ia kan sudah dekat lama dengan keluarga Hao, bahkan menganggap Mami Papi bahkan Oma Xu udah kayak kedua orangtua dan neneknya juga.

30 menit perjalanan dihabiskan dan kini mereka baru saja sampai ke rumah mereka yang ada di Kompleks-17. Sekarang jam udah nunjukin pukul setengah 12 malam jadi wajar kalo Kompleks udah keliatan sepi. Kalo masih diatas jam 12, kadang masih bisa keliatan beberapa penjual makanan keliling semacam sate, siomay, mie tek-tek ataupun para tetangga yang asik mengobrol, apalagi kumpulan bapak-bapak di pos ronda. Entahlah kadang itu malah jadi tempat para kepala keluarga itu ngumpul kedua setelah rumah Pak RT yang dijadiin semacam Basecamp.

Jun membaringkan dirinya diatas sofa hitam didalam kamar sesampainya ia di kamar. Sementara Hao sendiri sekarang ada didalam kamar mandi untuk berbenah dulu. Ia merasa tubuhnya cukup lelah juga, padahal di pesta tadi tak banyak yang ia lakukan selain mengobrol ataupun makan dengan keluarga besar sang istri. Tapi entahlah sepertinya hal itu memakan tenaganya juga cukup banyak. 15 menit berlalu dan Hao keluar dari dalam kamar mandi, lengkap dengan piyama satinnya yang berwarna maroon. Jun mengerutkan kening saat melihat raut cemberut istrinya itu.

"Kenapa, hmm?" tanya Jun sambil menghampiri sang istri dan mengusap kedua pipinya, memberi ketenangan.

"Negatif, lagi." lirih Hao sambil memberikan satu benda pipih ke hadapan suaminya. Jun sebenarnya udah amat paham benda apa itu karena kebiasaan Hao yang sering menggunakannya.

"Hah.. Gak apa, Hao. Mungkin memang belum rejekinya. Lagipula, ini pasti karena kamu kepikiran omongan Ipoh Lian tadi ya, hmm?" tanya Jun sambil memeluk dan mengusap sayang punggung istrinya dengan lembut.

"Koko... Sedih? Kecewa pasti ka-"

"Siapa bilang, hmm? Koko gak sedih apalagi kecewa. Lagipula gak semua apa yang kita mau juga langsung dikasih, kan? Sudahlah.. lagipula waktu kita juga masih sangat panjang. Mungkin di lain kesempatan kita baru bisa mendapatkannya. Percaya saja, hmm?" balas Jun dengan lembutnya. Sementara Hao hanya bisa semakin menyembunyikan wajahnya di dalam dada bidang sang suami.

"Yauda sekarang tidur ya? Istirahat.. Besok pagi katanya mau ke Bandung?" ujar Jun yang diangguki aja oleh Hao.

"Tunggu koko dulu." balas Hao yang buat Jun ketawa.

"Hmm yauda koko bersih-bersih dulu ya?" ujar Jun yang diangguki oleh Hao. Selepas kepergian Jun ke dalam kamar mandi, Hao hanya bisa diam sambil menghela nafasnya lagi, entahlah apa yang dipikirkannya kali ini. Sepertinya dia masih tidak bisa menghilangkan pikiran soal omongan tadi. Yauda.. Doain aja ya semoga JunHao segera dapet momongan ehem

.

.

.

TBC

A/n: jangan tanya ya ini apaan :( buat yang bingung soal panggilan ii/oo/ipoh ya bisa di search lagi hehe aku jg bingung soalnya ngejelasinnya gmn soalnya memang biasa manggilnya gitu aja hehe

KOMPLEKS-17 (GS) ✅Where stories live. Discover now