3. Namanya Renjun

5.5K 814 69
                                    

Diluar sedang hujan deras. udara di kamarku menjadi sangat dingin, di tambah lagi aku sengaja membiarkan AC di kamarku tetap hidup. Aku selalu menghabiskan malam dengan membaca buku sampai mengantuk, tapi sepertinya kali ini tidak bisa. Karena tiba-tiba saja tamu tidak di undang datang untuk mengganggu fokusku.

Dia, si hantu cowok yang kemarin ku temui di depan rumah. Sosok itu kini menyandarkan tubuhnya pada pintu kamarku dengan mata lurus menatapku.

"Perlu apa?" Tanyaku dingin. Aku ingin sekali mengabaikan keberadaannya, tapi aku tidak bisa fokus membaca saat tau pandangannya tak pernah lepas dariku.

Cowok itu mengangkat wajahnya sedikit lebih tegak. Dia masih terus menatapku, seakan belum percaya kalau saat ini aku tengah bicara dengannya.

"Jangan mengganggu"

"Ka-kamu beneran bisa lihat aku?" Tanyanya memastikan. Apa kurang jelas baginya? Memangnya dia pikir sejak tadi aku bicara pada siapa? Tembok? Dasar hantu bodoh.

"Menurut kamu?" Aku menatapnya jengah.

Cowok itu diam sebentar. Dia tampak kalut dan bingung "tapi aku ini h-"

"Hantu?" Potongku.

"I-iya" jawabnya pelan.

"Sorry.. aku kaget kamu bisa lihat aku" katanya lagi.

Aku bangun dari posisi tidurku. Udara dingin terasa semakin menusuk saat mata kami saling bertemu. Sosoknya yang lebih terlihat nyata dari hantu kebanyakan membuatku agak merasa penasaran.

"Ren-jun" aku mengeja sederet kata yang tertulis pada name tag seragam sekolahnya.

"Kamu bahkan punya nama"

"Kapan kamu mati?" aku bertanya tanpa pikir panjang.

"Ngg.. gak tau" Jawabnya.

Aku tersenyum miris "memang sudah seharusnya"

"Maksudmu?"

"Berarti sudah lama sejak kamu mati."

"Aku baru jadi hantu sekitar sebulan"

Aku mengernyit "Bagaimana kamu tau?"

"Aku masih ingat dengan jelas kapan aku menyadari kenyataan ini. Kamu tau, ternyata Dunia serumit ini?" Cowok itu tersenyum muram.

"Aku gak tau kenapa aku bisa mati, dan kapan aku mati. Rasanya aneh saat mendapati tubuhku tak lagi nyata. Rasanya aneh saat tiba-tiba terbangun di sebuah tempat dengan keadaan sudah menjadi hantu"

Sebenarnya aku malas mendengarkan curhatan seorang hantu "Ada yang belum selesai" ujarku.

"Maksud kamu?"

"Urusanmu di dunia belum selesai, ada sesuatu yang masih menahanmu disini. Selama sesuatu itu gak terselesaikan maka seorang arwah gak bisa pergi dari dunia ini. Mereka akan terus bergentayangan, dan merasa penasaran akan alasan kenapa mereka masih tertahan disini." Untuk pertama kalinya aku berujar panjang lebar hanya untuk menjawab kebingungan seorang hantu. Bukan karena aku memang ingin memberitahunya, tapi karena aku ingin makhluk ini cepat pergi dari kamarku.

"Berarti aku punya urusan yang belum selesai di dunia ini?" Tanyanya lagi. Cowok itu tampak lebih bingung dan kalut sekarang.

Oke, cukup sudah. Aku tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi untuk meladeni rasa penasaran arwah gentayangan. Tidak ada gunanya. Setelah ku beritahu pun tidak akan bisa membantunya pergi, ini hanya akan membuang waktuku saja.

"Kamu bisa pergi sekarang. Aku gak berencana menjawab pertanyaanmu lebih jauh lagi" Aku kembali merebahkan punggungku di atas bantal, kemudian mengambil buku biologi yang sempat ku abaikan karena kedatangan tamu.

I Can See You [Huang Renjun]Where stories live. Discover now