12. Gagal?

3.8K 640 62
                                    


"Taera astaga, masa aku di jadiin babu beneran sih?!" Protes Jaemin kesal karena aku suruh membersihkan kamarku.

"Sumpah ya, tega banget malam minggu gini nyuruh bersih-bersih kamar"

"Kan kamu sendiri yang bilang mau jadi babu aku seharian" aku menjawab tidak mau kalah.

"Ya tapi gak gini juga nyet astaga-" Jaemin sudah siap mengeluarkan sumpah serapahnya kalau saja pintu kamarku tidak dibuka secara tiba-tiba.

Kepala Ten menyembul dari balik pintu "Jaemin" panggilnya pada Jaemin.

"Iya Hyung?" Jaemin menolehkan kepalanya ke arah Ten.

"Mau ke club bareng gak?"

Aku sontak mendelik mendengar perkataan Ten, aku menghampirinya yang masih setia berdiri di ambang pintu kamarku.

"Gak usah ngajak-ngajak orang kalau mau numpuk dosa!" Aku sudah siap menutup lagi pintu kamarku, tapi tangan besar Ten menahannya.

"Pacaran juga enggak, tapi udah ngelarang-ngelarang aja" sindir Ten dengan senyum miring menyebalkannya.

"Halah, banyak omong. pergi sana, jangan balik lagi!"

Aku langsung menutup pintu kamar rapat-rapat setelah mendorong badan Ten menjauh. Sementara Jaemin menatapku dengan kerutan dalam di dahinya. Masa bodoh dengan kebingungan Jaemin dan Ten karena sikap berlebihanku. Aku hanya ingin punya alasan untuk menahan Jaemin tidak pergi kemana-mana malam ini. Atau paling tidak agar dia selalu berada dalam jangkauanku hari ini saja.

Aku kembali membaringkan diri di tempat tidur, Jaemin masih bersama dengan sapunya tentu saja "Ra malam minggu masa aku jadi cleaning service dadakan gini sih?" Renggeknya.

"Aduh bawel banget, tuh bawah meja belum bersih" aku menunjuk lantai di bawah meja riasku yang masih belum di sapu oleh Jaemin. Sementara Jaemin hanya sesekali membalas dengan gerutuan, tapi tetap menurut setiap aku suruh-suruh.

"Emang malam ini rencananya mau kemana?" Tanyaku pada Jaemin.

Aku berbaring dikasur dengan menopang dagu, Jaemin sibuk dengan kegiatan menyapunya. Renjun? Hantu itu duduk diatas meja riasku dengan kaki mengayun-ayun seperti ingin menendang pantat Jaemin yang posisinya memang menunggingi Renjun.

"Kemana ya?" Jaemin tampak berpikir sebentar "Gak kemana sih, balapan juga gak. Kenapa emang?"

"Gak apa-apa" aku menjawab cepat "Nginep disini dong, biar aku ada temen buat diajak maraton film"

Jaemin mengernyit "tumben banget nyuruh nginep segala, biasanya aku main sebentar udah diusir"




🌃🌃🌃

🎵

Aku panik luar biasa ketika mendapati diriku yang ketiduran di sofa ruang tamu. Hanya ada aku sendirian dengan selimut tipis yang membalut tubuhku hingga sebatas leher. Tv masih menyala dan meyangkan film yang awalnya aku tonton bersama Jaemin, ibuku dan juga Renjun.

Aku masih ingat dengan jelas bagaimana antusiasnya ibuku saat tau pangeran kesayangannya, Na Jaemin akan menginap. Ibuku bahkan membersihkan kamar tamu untuk Jaemin tiduri malam ini. Lalu kemana mereka? Kemana Jaemin? Bahkan Renjun tidak kelihatan dimama pun.

Dengan perasaan tidak karuan aku bangun dan menyalakan ponselku yang tergeletak di atas meja. Sudah jam setengah sepuluh malam. Sebentar lagi jam sepuluh. sekitar dua puluh lima menit lagi..

I Can See You [Huang Renjun]Where stories live. Discover now