8. Jasmine Tea

4.3K 658 41
                                    

"Kamu beneran mau ketemu dia?" Renjun duduk di atas meja riasku dengan menopang dagu.

"Iya, Bakal lebih mudah kalau aku cepet nemuin identitas kamu"

"Itu apa?" Renjun bertanya begitu aku akan mengoleskan liptint di bibirku.

"Darah" aku menjawab cuek, kemudian mengoleskan liptint di bibirku.

Tanpa bisa ku hentikan Renjun mendekatkan wajahnya ke wajahku membuatku sampai harus menahan napas. Melihatnya dari jarak sedekat ini membuat detak jantungku terdengar gila.

"Apa sih!" Aku mendorong kepalanya menjauh dariku.

"Bau permen rasa strawberry"

"Itu lebih keliatan kayak selai strawberry di banding darah" Renjun menunjuk botol liptinku.

Aku ingin sekali menyumpal mulutnya dengan berbotol-botol liptint rasa strawberry milikku.

"Kamu beneran gak kenal Jeno?"

Renjun menggeleng "Aku lupa semuanya. Dia bilang pernah ketemu aku waktu aku masih hidup, sementara aku sama sekali gak ingat dengan memoriku semasih hidup"

"Hadeh, dasar nyusahin" aku menggerutu sambil memoleskan sedikit bedak tabur di wajahku. "Dia itu bisa melihat hantu sama sepertiku, dia juga kenal kamu. Kenapa gak minta bantuan dia aja sih?"

Renjun diam, matanya menatap kosong pada langit-langit kamarku. "Kamu udah janji mau nolong aku Taera. Kita udah sepakat"

Mataku menyipit menatapnya "Tapi kalau ternyata ada orang lain yang kenal kamu dan bisa bantu kamu, bukannya itu bagus? Kamu seharusnya minta tolong ke dia, karena kemungkinan dia tahu siapa kamu sebenarnya"

"Tapi aku maunya kamu bukan orang lain"

Aku mengernyit "Apa?"

"Pokoknya aku gak mau berurusan dengan sesama cowok. Geli" Renjun cemberut. Harus ku akui dia hantu termanis yang pernah ku temui. Mungkin Renjun adalah satu-satunya Hantu yang tetap terlihat imut saat mengerucutkan bibirnya yang pucat.

"Oh yaampun, terserah aja. Tapi inget ya, kamu harus berguna buat aku!"

Renjun langsung menggaguk cepat membuatku menghela napas "Kamu tau, sejak aku memutuskan untuk menolongmu, saat itu juga aku sudah mempertaruhkan diriku sendiri"

Renjun diam menatapku "Mempertaruhkan dirimu?"

"Nanti kamu pasti tau maksudku. Jadi banyak-banyak berterimakasih lah padaku. Karena kamu berhutang banyak" aku bangun dari kursi riasku kemudian menyambar tas yang ku letakan di atas tempat tidur.

"Terimakasih Taera" suara Renjun terdengar tulus di belakangku.

###

Jeno ternyata sudah menungguku di dalam Cafe saat aku baru tiba. Dia bahkan sudah memesankan minuman untukku, tapi rasanya aneh. Bagaimana dia tau aku suka teh dengan aroma Jasmine?

"Jasmine tea?" Aku mengerutkan dahi begitu menghirup aroma Jasmine dari cangkir teh di depanku.

"Aku pesan itu karena aku suka, bagus deh kalau kamu juga suka" sesederhana itu jawabannya.

"Jadi, apa yang mau kamu dengar dari aku?"

"Semua yang kamu tahu tentang Renjun"

I Can See You [Huang Renjun]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz