6. Kesepakatan

4.6K 711 67
                                    

"Oppa!"

"Sabar!" Ten turun dari tangga dengan menenteng dua pasang sepatu berwarna putih di tangannya, kemudian dengan kasar melempar sepatu itu kehadapanku.

"Loh, kok yang putih sih?!" Aku melirik kesal pada Ten yang tampak bodo amat dengan protesku.

"Oppa kan tau aku gak boleh pakai sepatu putih hari ini!"

"Ya udah ambil sepatu sendiri dong kalau gitu, jangan nyuruh-nyuruh orang" Ten menjawab cuek.

"Setan" desisku kesal.

"Kamu ngatain oppa setan?" Ten mendelik kearahku. "Udah berapa kali di kasih tau jangan suka ngomong sembarangan ke yang lebih tua! oppa gak pernah ngajarin kamu gini"

"Emang iya oppa gak pernah ngajarin, tapi oppa bukannya gak pernah kan ngomong kasar ke aku? Jadi sebenarnya secara gak sadar oppa sendiri yang memberikan aku contoh untuk meniru oppa." Aku mendengus, kemudian memakai sepasang sepatu putihku.

Ten sempat terperangah sesaat setelah mendengarkan ocehanku. Matanya menatapku takjub sebelum kemudian tertawa.

Aku mengernyit "apanya yang lucu?"

"Pinter banget balikin omongan orang" Ten menepuk-nepuk bahuku cukup keras "jadi kelihatannya malah oppa yang berdosa sekarang"


"Ajaran yoongi oppa, Swag savage" aku menyahut bangga.

"Siapa?"

"Yoongi Oppa!" aku mengulang dengan nada lebih tinggi.

"Siapa tuh?"

Aku menghela napas kasar. Siapa katanya? Tentu saja Jodoh masa depanku. "Yang fotonya menuhin kamar mama"

"Oh, si sugar-sugar yang grupnya terkenal itu kan?"

Aku memutar bola mata malas "Suga ih bukan sugar!"

"Oppa pikir sugar daddy apa?!" Aku mendelik dengan sangat tidak santainya.

Tiba-tiba ibuku muncul dari kamarnya. Dia menghampiri aku yang tengah duduk di sofa bersama Ten "Loh kok belum berangkat juga?" Tanyanya heran melirik kami berdua yang belum juga ada niat untuk berangkat sekolah.

"Orang ini nih ngajak ribut dulu!" Aku menunjuk Ten tepat di wajahnya.

"Kok aku sih?!" Sungut Ten tidak terima.

"Udah, Kalian ini gak capek ya setiap hari ribut?" Ibuku memijat kepalanya yang mungkin terasa pening "berangkat sekang"

Ten langsung berdiri dari duduknya kemudian mencium tangan ibunya, diikuti oleh aku setelahnya. "Ten berangkat mam" katanya sembari memakai tas punggungnya.

"Hati-hati" 

###

Pagi ini sepertinya adalah pagi tersialku. Aku dan Ten sampai di sekolah tepat sebelum pintu gerbang di tutup lima menit lagi. Yang sialnya adalah Senior sok dingin dan teman tengilnya berjaga di depan pintu gerbang saat aku dan Ten ingin masuk.

I Can See You [Huang Renjun]Where stories live. Discover now