M&PD - Bab 35

10.6K 564 52
                                    

Selamat berbuka puasa💞

Alangkah baiknya buka puasa ditemani dengan Kei dan Kevin😘

Dimohon siapkan mental dan batin untuk membaca part ini. Jaga emosi juga.

For next
150+ vote
15+ comment

[Maaf typo]

Happy reading💞

-Mengikhlaskan-

Kerin dengan panik berlari menuju kamar Keily namun tidak mendapatkan Kei disana, dengan cepat Kerin membuka pintu kamar mandi yang menampakkan Kei sudah berbaring tidak sadarkan diri disana. Dengan bantuan pembantu juga satpam, Kerin membawa Keily masuk kemobil dan membawa Kei ke rumah sakit. Namun Kerin menyuruh supir membawanya kerumah sakit Kevin.

💉💉💉💉

Suster Andin mengetuk dan membuka pintu ruangan Kevin
"Permisi dokter, maaf ada pasien darurat" panik Andin
"Sudah saya katakan, praktek saya tutup dulu, kau serah ke dok—"
"Maaf dokter, tapi...tapi pasien ini...Ibu Kei—"
"Apa?!!". Kevin langsung bangun dari duduknya dan merampas jas kebesarannya yang menggantung disandaran kursinya.
"Dimana Kei?!" panik Kevin, mereka sudah berjalan keluar
"Sudah diUGD , dokter" ucap Andin, mereka langsung menuju ruang UGD yang mana didepan pintu sana sudah berada Kerin.

"Mamih.."
"Kevin...hikss...selamatkan Kei.." isak Kerin
"Tenang Mih, Kevin akan berusaha semaksimal mungkin" ucap Kevin dan langsung masuk kedalam UGD. Disana sudah ada beberapa suster yang menangani Kei. Kevin semakin panik saat melihat suster Dinda membersihkan darah diantara kaki Keily. Kevin masih menatap tubuh Kei yang sangat kurus, Kevin masih menatap wajah Kei yang pucat. Ini orangnya, orang yang selama ini Kevin rindukan, orang yang sangat Kevin sayangi.
"Dok, dokter ini bahaya" ucap dokter jaga UGD, Agnes. Membuyarkan lamunan Kevin
"Bahaya kenapa?" tanya Kevin panik seraya mendekati Keily
"Dok, kita harus cepat-cepat keluarkan bayinya dari perut ibu ini. Maaf dok, bayinya tid—"
"Gak! Kamu jangan asal prediksi ya" bentak Kevin kemudian ia kembali memeriksa keadaan Kei dan bayinya. Jantung Kevin sejenak berhenti ketika ia tidak mendapatkan detak jantung didalam perut Keily, seketika tubuh Kevin menjadi lemas seperti jelly.
"Dok, sudah saya periksa tap..."
"Ini gak mungkin..bayi saya...." lirih Kevin lemas membuat dokter jaga itu menatap Kevin kasihan
"SUSTER SIAPKAN ALAT USG!" teriak Kevin membuat seluruh suster yang ada diruangan UGD bergerak menyiapkan alat USG, namun Dokter Agnes menahannya.
"Percuma dokter Kevin, sudah terlambat, bayi itu sudah pergi. Karena benturan yang cukup keras pada perut si Ibu juga tekanan yang diberikan si Ibu pada bayi, bayi itu sangat lemah, Dokter." jelas Dokter Agnes
"Suster, siapkan ruang operasi. Kita akan mengeluarkan bayinya" titah Dokter Agnes membuat Kevin menatap Agnes
"Nggak! Anda jangan berani-beraninya memisahkan anak saya dengan bundanya! Bayi itu pasti akan selamat!" teriak Kevin didepan Agnes
"Dia sudah pergi, Dokter Kevin. Anda lebih baik kehilangan bayinya atau dua-duanya karena ISTRI anda kekurangan darah?, lihat dari tadi darahnya terus keluar" ucap Agnes seraya menunjuk darah yang terus keluar membuat Kevin juga menengok kearahnya. Kevin semakin tidak kuat menghadapinnya, ia belum siap jika harus mengeluarkan bayi yang sangat ia inginkan dengan Kei harus pergi meninggalkannya.
"Cepat, siapkan ruang operasi. Kita akan melakukan operasi, dengan atau tanpa dokter Kevin" tegas Agnes pada suster-suster yang kemudian berpencar menyiapkan ruangan operasi.
'Sayang, kenapa kamu tinggalin Bunda sama Ayah? Kamu belum lihat bunda sama ayah. Kamu belum liat dunia, kamu belum liat kakak Sabrina, kamu belum liat oma-oma dan opa-opa yang sayang sama kamu.' batin Kevin seraya mengelus perut Keily dengan air mata yang sudah turun deras membasahi pipinya.
'Kamu tega Kei, kamu tega membiarkan bayi kita pergi. Kamu gak nepati janji kamu yang akan merawat dia dan menjaga dia, kamu tega Kei' batin Kevin seraya mendorong Brankar dorong keluar dari ruangan UGD.

[5].Me & Posessif Doctor// TamatOnde histórias criam vida. Descubra agora