11. Wedding

9.6K 396 3
                                    


Pagi ini suasana nampak berbeda karena kejadian tadi malam. Kini kirana memiliki mata panda karena kurang tidur.

"Ki, mbak denger dari ibu katanya kamu di lamar orang tadi malam?" tanya mbaknya

"Iya mbak"

"Terus udah kamu jawab?" kirana menggelang

"Hm. Kamu kenal sama orangnya?" kirana mengangguk kan kepalanya

"Kenal, dia temen kirana. Udah kenal dari SMA sih. Tapi dulu kita cuma kenal kalau ketemu nggak negur, kalau ngomong cuma seperlunya." ujar kirana.

"Terus?" tanya mbaknya bertumpang dagu

"Dua tahun kita nggak pernah ketemu. Dan ternyata kita satu Universitas. akhir-akhir ini juga kita sering ketemu tapi ngak di rencanain ya mbak. Terus tadi malam tiba-tiba dia ngelamar kirana. Kirana jadi bingung mbak" jelas kirana. Mbaknya ngangguk-ngangguk ngerti.

"Kenapa harus bingung, bukannya itu mau kamu?"

"Maksud mbak?" tanya kirana bingung. Karena selama ini dia tidak berharap Alif akan melamarnya.

"Kan mau kamu sendiri. Dulu kamu bilang sama mbak, Bapak dan Ibu nggak mau pacaran. Maunya Iangsung nikah aja dan sekarang kamu udah di lamar sama temen kamu sendiri malah bingung."

Kirana termenung, memang iya itu keinginannya dari dulu. Apa Allah telah mengabulkan doanya.

"Saran Mbak sih kamu terima aja. Bebet dan Bobotnya juga kamu sudah tahu kan. Jadi mau nunggu apa lagi?" Ucap Mbak Lily

Kirana masih ragu akan jawabannya.
Mbak Lily melihat jam yang tergantung di dinding rumah.

"Udah jam segitu. Mbak mau jemput ponakan kamu pulang Tk dulu ya" ucap mbak Lily dan kirana membalas dengan anggukan kepala.

ooOoo

Tak terasa sudah lewat tiga hari. Malam ini adalah malam di mana kirana memberikan jawaban atas khitbahnya Alif.

Semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang tamu.

"Kamu yakin nak dengan keputusan kamu?" tanya ayah kirana.

"In syaa allah kirana yakin pak"

Tak lama kemudian keluarga Alif datang memasuki ruang Tamu. Mereka telah duduk bersama diruangan yang sama. Debaran di dada Alif dan kirana bergejolak hanya mereka dan Allah lah yang tahu.

"Baik lah nak Alif. Anak bapak akan menjawab pinangan kamu tiga hari yang lalu" ucap ayah kirana. " ayo nak" sambungnya

"Huf" kirana menarik nafasnya mengatur debar detak jantungnya.

"Sebelumnya saya minta Maaf. Karena saya menolak lamaran ini" ucap kirana mantap.

Semua orang di ruangan itu terkejut tak terkecuali Alif. Dia hanya pasrah, raut mukanya lemas. Ini pilihan kirana dan dia harus tegar mendengarnya. Umi yang berada di sampingnya mencoba menghibur anaknya dengan mengusap pundak Alif.

"Awalnya" sambung kirana yang membuat Alif mendongakkan kepalanya menghadap kirana.

"Tapi setelah melaksanakan shalat istiharah, dan bertanya pendapat. in syaa allah, dengan mengucapkan Bismillah, saya menerima lamaran yang Alif bawa"

kirana melihat Alif yang tersenyum saat ia mengucapkan itu. Dengan cepat Kirana menundukkan pandangannya.

"Alhamdulilah" ucap semua orang yang ada di ruangan itu.

"Jadi nak, kamu mau minta mahar apa sebagai mas kawinnya?" tanya Abi.

"Kirana minta seperangkat perhisan Emas, dan sebuah Sajadah" jawab kirana.

H.A.L.A.LWhere stories live. Discover now